Jumat, 15 Februari 2013

Modifikasi Chevrolet Camaro ZL1, Siput Bertenaga 700 Dk


Chicago – Bagi sebagian kita, hewan siput dianggap binatang yang lambat. Tapi hal berbeda justru ditawarkan oleh produsen film Hollywood, Dream Works. Movie maker yang ngetop dengan film Shrek ini menggarap kisah siput balap berjudul Turbo.

Gokilnya, demi menegaskan nuansa balap pada film itu, Dream Works mengandalkan pajangan berupa Chevrolet Camaro ZL1 saat peluncuran perdana cuplikan film Turbo di Chicago. Oiya, sebenarnya mobil ini merupakan karya nyata yang versi 3D nya ikut muncul sebagai bintang di film tersebut.

Camaro ZL1 yang versi standarnya sudah sangar dibuat makin edan dengan body kit gondrong hingga nyaris menyentuh aspal. Seperti pada bagian bumper depan yang ‘wajib’ ditambah batang pegangan.  
Yang paling mencolok tentu saja pada aplikasi kap mesin cembung dengan bongkahan supercharger yang menjulang tinggi hingga melebihi tinggi kap mesin. Mesin V8 Camaro ZL1 yang ditambahkan piranti supercharger ini diklaim mampu mengeluarkan daya hingga 700 dk.

Dari samping, side skirt Camaro ZL1 tampil minimalis dengan sedikit lekuk. Selain itu, demi dapat ditancapkan pelek berdiameter super gambot, 24 inci kini dibekali dengan wide body nan lebar.

Sedangkan desain belakang terlihat ekstrim dengan aplikasi bumper dengan diffuser dan empat buah muffler tips yang besar. Serta aplikasi GT wing besar.(mobil.otomotifnet.com)

Mercedes Benz 300CE A/T 1990, Red Hot Chilli Coupe


Ketika meliput Mercedes-Benz 300CE ini langsung teringat dengan mobil sejenis yang di pertengahan ’90-an sempat dikenal di kalangan anak gaul Jakarta. Warna silver yang sekujur bodinya penuh dengan stiker D2 Privat dengan pelek gonta-ganti. Inget dong?

Namun ini beda! Adalah Anwar, yang beruntung mendapatkan 1 unit 300CE tahun 1990 eks-kedutaan Arab Saudi. “Saya ambil mobil ini antara lain karena sudah pakai body kit orisinil AMG,” tukas pria ramah ini.

Sayang, ketika ia melakukan pengecatan ulang, bumper yang bertulisan AMG di depan malah ditutup dempul oleh tukang catnya. Walah!

Di saat yang bersamaan, Anwar juga melakukan facelift mengikuti Mercy E320 Masterpiece, “Mulai kap motor dan lampu depan semua ganti, tapi bagasi belakang malah dibalikin ke asli tahunnya,” beber Anwar.

Namun lampu belakang diganti dengan yang motif smoke agar lebih sporty. Kadung kapok di bengkel sebelumnya, ia mengerjakannya di bengkel 310 Bodyworks di bilangan Rempoa, Bintaro.

Setelah urusan bodi kelar semua, Anwar langsung memikirkan pilihan pelek yang cocok dengan bodinya. Dengan pertimbangan yang matang, dipilihlah pelek Carlsson 1/6 Evo diameter 19 inci dengan lebar 8,5 inci (depan) dan 10 inci (belakang). Pelek tersebut dibalut ban Achilles ATR Sport 235/35Z-R19 di roda depan dan Toyo Proxes T1R 275/30Z-R19 pada bagian belakang.

Untuk suspensinya, Anwar mengandalkan sport kit dari Eibach dengan sokbreker Bilstein Sportline. “Ini perpaduan paling pas, pelek jadi rata sama bodi dan bantingannya juga masih enak,” ucap Anwar lagi.
Masuk ke kabin, tidak perlu ubahan ekstrem. Karena interior sudah terbilang mewah di zamannya. Hanya saja spidometer dan pedal set diganti dengan brand AMG, kemudian lingkar kemudi upgrade kepunyaan Mercy SLK.

Sebagai tatanan audio, head unit

Pioneer DEH-3250UB dipilih oleh pria murah senyum ini. Lalu keluaran suara, speaker split Infinity, 2 power Nakamichi 100pa serta 2 subwoofer Infinity jadi pilihan.

Agar lebih ‘galak’ lagi di sektor mesin, Anwar memesan custom header sampai muffler belakang. Lalu filter udara K&N model open dipasang agar ‘nafas’ mesinnya lebih panjang. Hasilnya? Bisa burn out lo! Yeah, burn baby...burn! (mobil.otomotifnet.com)

Nissan Juke Nismo, Adopsi Teknologi Balap


Enaknya pabrikan mobil yang punya divisi motorsports sendiri, sehingga bisa membuat varian bargaya sport yang tidak dimiliki rumah modifikasi lain. Itulah yang dilakukan Nissan Motor Co., Ltd. dengan memproduksi Nissan Juke Nismo. Fokusnya membuat mobil sport premium berperforma tinggi. Juke Nismo ini pun mengadopsi teknologi balap.

SUDAH BISA DIPESAN

Sudah diperkenalkan di Tokyo Motor Show, Desember 2011, Juke Nismo kembali ramai dibicarakan. Pasalnya Nissan sudah menerima pesanan mulai 1 Februari 2013, diikuti penjualan ke seluruh dunia, 19 Februari nanti.

Nismo sebagai divisi tuning pabrik dan motorsports, memakaikan body kit yang tak hanya membuatnya tampil atraktif juga berfungsi sebagai aerodinamika.

Teknologi aerodinamika itu masukan dari Super GT (balap mobil turing paling bergengsi di Jepang). Alhasil, downforce Juke Nismo meningkat 37% . Secara dramatis meningkatkan stabilitas keseluruhan kendaraan.

Seperti bentuk bumper disempurnakan, kedua ujungnya diperluas untuk mengarahkan udara di sekitar ban depan sehingga mengurangi hambatan. Bagian tengah spoiler didesain ulang guna meningkatkan downforce.

Side skirts baru yang dipakai mencegah udara mengalir ke kolong mobil untuk mengurangi daya angkat mobil. Spoiler atas (dengan lampu rem) dipanjangkan, sudutnya dioptimalkan untuk mengurangi hambatan dan menambah downforce ke bagian belakang mobil.

Tak lupa pemakaian emblem Nismo di gril depan dan bumper belakang. Yang juga tampil gres, rumah kaca spion dikelir merah, knaplot sport tunggal, daytime running lights LED. Pelek Nismo 18 inci dibalut ban 225/45-R18 memberi traksi dan daya cengkeram luar biasa.
Interior juga terinspirasi dari menge­mudi bergaya sport dengan tempat duduk dibentuk ulang, lingkar kemudi baru dibalut bahan khusus. Warna merah ada di beberapa bagian interior. Beberapa panel instrumen, tongkat persneling dan tombol-tombol sudah custom. 

Kurang afdol rasanya kalau tidak membicarakan mesin. Nismo memberi dapur pacu 1.600 cc injeksi langsung 4-silinder turbo dari basis 16GT FOUR Type V.

Mesin MR16DDT yang digunakan meningkat 10 dk, total jadi 200 dk dan torsi juga naik jadi 250 Nm. Mesin ini dikombinasi XTRONIC CVT dengan close ratio 7-percepatan mode manual.

Sistem suspensi dikerjakan khusus untuk memberikan pengendalian responsif, bantingan bagus dan stablitas menikung sangat baik. Juke Nismo yang memiliki keseimbangan bagus, pengendalian sporty, lembut dikendarai dan stabilitasnya solid ini dikembangkan di Eropa.

Di negara asalnya, Nissan memasang banderol sekitar Rp 345 juta. Kira-kira harganya jadi berapa ya kalau masuk ke Indonesia? (mobil.otomotifnet.com)

Mitsubishi Lancer Evolution X 2008, Beringasnya Barang Jualan


Keganasan mesin 4B11 MIVEC yang ada di balik kap Mitsubishi Lancer Evolution X tak diragukan lagi. Coba saja googling di internet, tak terhitung lagi berapa banyak yang mempercayakan Evo X, nama kesayangan sedan super yang lahir sejak era 1990 silam dengan mesin awal 4G63, hadir di berbagai lintasan balap.

Namun, bagi Indra Kurniawan, sosok standar tak pernah memuaskan hati. Kebetulan, Indra merupakan pemasok beberapa perangkat aftermarket yang memang dikhususkan mobil dengan mesin kencang. "Makanya modifikasi sekaligus eksplorasi seberapa jauh mobil ini bisa dibikin lebih kencang," terang pria ramah ini.
Alhasil, segala macam barang pun langsung keluar dari gudang, menggantikan part asli yang disimpan. Konsep awal, pastinya enggak bakal jauh dari street racing.

NAIK 210 DK

Proses modifikasi tak bisa dibilang singkat. Sejak awal dipegang, berturut-turut proses trial and error selalu dijalani dengan bantuan teman-teman bengkel. Sebagai distributor Zage, pastinya turbo Zage TD-06 yang terpasang menggusur turbo asli dengan bantuan bengkel FlowAuto di bilangan Kelapa Gading, Jakut. Tak hanya turbo, pastinya langsung berlanjut ke instalasi parts lain seperti piping turbo dan camshaft dari Kelford Cams stage 2 berukuran 272.

Segala ubahan di mesin pastinya enteng menahan tekanan turbo yang disetel pada angka 1,3 bar. "Dengan bahan bakar racing Lupromax, berhasil mencatat tenaga maksimal 505 dk," bangga Indra.
Lumayan dong power naik 210 dk dari aslinya yang hanya 295 dk. Membantu besaran tenaga mesin yang semakin beringas, dibantu oleh intercooler HKS dengan seluruh pipa gas buang, mulai dari downpipe sampai muffler, Indra mempercayakan pada merek Ken's Performace.

Tak ketinggalan, beberapa bagian penting di ruang mesin seperti cover sekering berganti material karbon. Enaknya, tak hanya lebih ringan, tapi juga lebih ampuh menahan hawa panas. Tentu juga dengan aplikasi open filter agar debit udara yang dibutuhkan mesin tetap terjaga. Mengintip material karbon di ruang mesin, ternyata nyaris seluruh body kit juga telah mempercayakan material eksotis ini.

Nah, ubahan kaki-kaki pun paling banyak menyita perhatian. Indra memegang hak untuk mengedarkan suspensi merek BC racing coilover, jadi seperangkat sokbreker 3-way system menghuni ruang sepatbor. Kombinasi paling pas, pelek BC forged HB-05 berdiameter 19 inci dengan palang lima ganda yang bikin tampilannya lebih sporty.
Tak ketinggalan, satu set strut bar depan dan belakang, berikut underbrace lansiran Summit yang bikin bodi semakin stiff alias kaku. Efeknya, apalagi kalau bukan handling yang bakal lebih presisi.

Punya tenaga buas hingga 500 dk lebih, pastinya butuh sistem rem mumpuni biar sang Evo enggak gelosor tak terkendali. Lagi-lagi, sebagai penyalur, rem ATS berukuran jumbo 380 mm di depan dan 355 mm untuk belakang, terpasang dengan 6 piston untuk depan dan 4 piston di belakang. Material cakram bikin bunyi berdecit terdengar kala pedal rem diinjak saat dingin, tapi begitu mulai panas. Dijamin karakter Evo langsung berubah jauh lebih mumpuni.

Hasilnya tak hanya terasa ketika Sunday fun race, tapi muncul di berbagai kontes modifikasi pun sang Evo cukup beringas dengan menyabet beberapa piala Best Racing dan Best Mitsubishi. Ciamik...(mobil.otomotifnet.com)
Bodi Karbon

Punya body kit full karbon, Indra percaya merek Ken's Performance untuk menggantikan bagasi, rear spoiler, bumper depan dan belakang juga diffuser. Kombinasi oranye cerah dengan warna gelap, ternyata berasal dari stiker motif karbon.

"Pasangnya seluruh bodi dibalut stiker oranye dulu, baru setelah itu stiker motif karbon dibentuk sesuai desain," papar Indra. Nah, tak hanya motif karbon, setelah diperhatikan mendetail, beragam merek yang sudah terpasang, dibuat menutupi sekujur bodi dengan teknik cutting sticker. Mulai dari Lupromax, Eagle Eyes, Zage, BC dan ATS.

Nah, tampilan paling mencolok terlihat dari lampu. Sebagai importir Eagle Eyes, pastinya sepasang lampu utama dengan desain angel eye dikombinasi lampu belakang dari LED. Paling keren ketika malam menjelang dan tanpa menyalakan head lamp, rasanya bagai melihat sosok monster berkeliling sedang merazia.

Tampilan belakang pun cukup eye catching, dengan lampu rem terbuat dari LED, hanya menyisakan deretan lampu yang membentuk trapesium ketika malam menjelang. 

Yamaha Mio Soul, Hasil Otodidak


Semangat juang lajang asal Cilacap Jawa Tengah ini layak dapat acungan jempol. Betapa tidak, banyak hal yang bisa dilakukan Tono secara otodidak. Lantaran bosan dan jenuh melihat tunggangan hariannya, lantas diubahnya atas nama gaul dan modifikasi tentunya.

Butuh proses lama untuk menyelesaikan modifikasinya. Hal ini dikarenakan keterbatasan alat dan pengetahuan yang dimilikinya. Meskipun demikian tak dijadikan hambatan berarti. Langkah awal membuat Yamaha Mio jadi tampil low rider. Caranya cukup dengan memasang undur-undur.

Selain itu ditunjang pula kaki-kaki yang padat. Seperti pelek belakang custom aplikasi dari punya mobil. Untuk pelek depan tinggal terap dari variasi. Dipilih yang memiliki palang atau balok yang mirip dengan pelek mobil yang sudah dipasang di roda depan.

Untuk ban depan dipasang dari FDR ukuran 90/80-14 yang dikombinasikan dengan pelek Rossi. Sedangkan di belakang, ban Delitire 140/60-14. “Paduan yang serasi dan seimbang kan bro?” tanya Tono.

Warga asli Negarajati RT 3/3 Cimanggu, Cilacap ini memasang seperangkat sound system. Hasil berguru ke beberapa rekan dan teman berbuah manis. Ilmu kelistrikan yang didapatnya langsung diterapkan agar bisa ajeb-ajeb di sepanjang jalan. Tentu saja hal ini membutuhkan proses trial and eror sebelum akhirnya hasil sempurna.
“Untuk memasang seperangkat sound system bermerek AA Tanaka dibutuhkan proses lama. Karena butuh dudukan dari fibergalass yang pas dan cocok untuk menopangnya,” lanjut pria berwajah seram namun ramah ini.

Sebagai langkah terakhir atau finising proses pengecatan dan kerapihan ubahan wajib dilakukan agar tunggangan terlihat semakin menarik. Dalam proses ini butuh waktu lumayan lama dikarenakan peralatan yang harus minjem ke temen.

“Menunggu teman selesai melakukan tugasnya, baru kompresor dan spray gun bisa dipakai mengecat,” jujur Tono.

Guyuran cat kombinasi blinken warna kuning cerah menempel sekaligus menjadikan tunggangan tono terlihat lebih muda dari sebelumnya. “Menyesuaikan STNK bro,... Biar aman dan nyaman di jalan kalo dipakai kemana-mana,” yakin Tono.

Inilah hasil kerja keras yang dijadikan sebagai kelinci percobaan. Menariknya setelah itu banyak rekan-rekan Tono yang menyambangi untuk mendandani tunggangannya. Tono pun bikin rumah modifikasi Tono Modified. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Setang: Custom
Knalpot: Honda Karisma
TM: 0877-36897-5513
 

Minerva Megelli 250, Ubahan Minor Radical Ducati


Pabrikan Ducati terkenal bikin tunggangan radikal dan sering jadi acuan modifikator. Mungkin, karena sasis teralis-nya jadi lebih indah dengan gaya street fighter.

Konsep itu juga ‘meracuni’ Sigit Widodo, modifikator Black Smith Custom (BSC), Jogjakarta. Builder ini menerapkan konsep modif beraliran neo café racer di Minerva Megelli 250 tahun 2009 milik Ahmad Ghazian alias Aga.

Itu karena Aga terinspirasi pada Radical Ducati yang konsepnya mengarah neo café racer. “Untuk bikinnya cuma dikit ubahan. Jika fairing dilepas, maka dari tangki, swing arm dan frame penguat bodi sudah sangat mirip,” terang Sigit.
Pengerjaan cuma tiga minggu. Sebab Sigit hanya melepas seluruh fairing dan melepas sub frame bawah tangki. Kemudian frame belakang ini dibikin ulang pakai pipa besi diameter 1 inci. Bentuknya disamakan dengan sub frame atau tubular Radical Ducati. Tapi, ukurannya disesuaikan ke main frame Megelli.

Bodi buritan didesain layaknya buntut tawon, jadi makin mirip bodi Radical Ducati yang bentuknya oval. Makin klop setelah ditambah stoplamp bulat kecil bergaya klasik. "Biar sempurna, setang pakai produk Ride It yang bisa disetel,” imbuh Sigit di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km.8,5 Jogja.(motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Sok belakang: YSS
Ban depan: Magsport 110/70-17
Ban belakang: Corsa 150/60-17
Lampu depan: Honda GL100
Hand Phone: 081-74111760

Kawasaki D-Tracker 150, Maksimalisasi Tingkat Kepuasan


Tingkat kepuasan memang tidak ada batasnya, meski sudah mencapai titik tertentu namun masih berharap lebih tinggi. Sama halnya seperti yang dialami Wendy Kurniawan pada tunggangan Kawasaki D-Tracker 150 lansiran 2011 miliknya.

“Ini sudah ubahan yang kebeberapa kali, sebelumnya hanya beberapa bagian yang diganti,” jelas Lerry Rahmat Rizky, juragan Caos Custum Bike (CCB) yang kebagian tugas memenuhi keinginan konsumennya.

Ini bukan tantangan baru bagi CCB, rumah modifikasi yang terletak di Jl. Pancoran Barat VIII No. 6, Jakarta Selatan ini, sudah cukup piawai untuk membangun motor ber-genre dual purpose seperti ini. Mulai dari awal ubahan ringan sampai se-frontal ini, semuanya digawangi kru CCB.
Untuk ubahan terakhir yang kita lihat sekarang ini dimulai dari kaki-kaki. Pelek ganti yang lebih lebar keluaran Takasago 3,5 inci pada bagian depan dan 4,25 di bagian belakang, keduanya dibalut ban merek Avon tipe Distanzia ukuran 120/70 di depan dan 160/60 pada bagian belakang.

Ada alasan tersendiri kenapa Lerry memakai ban merek ini, jika dilihat lebih jelas kembangannya terlihat lebih kasar,  “Kita tidak pernah tahu medan seperti apa yang bakal kita lewati saat turing, tapi dengan ban jenis ini cukup mumpuni, baik melaju kencang di jalan mulus maupun ketika harus melibas medan keriting,” alasannnya.

Bagian suspensi juga tidak luput, semua komponen standar pun dipensiunkan, sebagai gantinya menggunakan suspensi upside down punya YZ125, biar selaras swing arm juga ikut diganti dengan Aprilia RXV 450. “Swing arm ini versi motor trail, jadi tidak terlalu lebar,” kata Lerry.
Tidak hanya sampai disitu, beberapa komponen lain juga dicomot dari merek motor lain, seperti bodi diambil milik Honda CRF 250 2012, batok lampu, sepatbor serta saklar lampu punya KTM 250 EXCF, namun untuk tangki Lerry masih mengandalkan bawaan motor.

Nah, sekarang tampilan motor sudah berubah jauh dengan kondisi standar, hampir semua bagian tidak ada yang tertinggal. “Ubahan ini sudah maksimal dan sudah gak bisa diapa-apakan lagi, komponen yang dipakai juga keluaran terbaru semua,” yakin Lerry. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan:  Avon Distanzia 120/70
Ban belakang: Avon Distanzia 160/60
Pelek depan: Takasago 3,5 x 17 inci
Pelek belakang: Takasago 4,25 x 17 inci
Suspensi depan : Yamaha YZ 125
Swing Arm: Aprilia RXV 450
Cover Sokbreker: Honda CRF
Teromol: Roz
Disc Brake: Roz
Handle: Zeta
Tutup Tangki: Zeta
Bodi: Honda CRF 250 2012
Headlamp: KTM 250 EXCF
Spakbor: KTM 250 EXCF
Saklar Lampu: KTM 250 EXCF
Setang : Pro Taper Ricky Carmichael version
Handguard: Zeta
Selang rem: Hel
Knalpot: Custom
Caos Custom Bikes: 08170089400 / 021700894000