Senin, 31 Oktober 2011

Harley-Davidson Evolution Pemenang Best Custom


Sore (15/8) di depan Gedung Sate, Bandung, berlangsung Bandung Bike Week 2011 yang diprakarsai Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI), Bandung. MOTOR Plus dan wakil Bikers Brotherhood MC (BBMC), Bro Tegep Octaviansyah diberi kehormatan oleh Joni Nugraha, ketua HDCI Bandung untuk jadi juri contezt modifikasi di event itu.

Kami lantas sepakat memberi predikat Best Custom karya Bimo Hendrawan dari Bimo Custom Bike (BCB). Itupun tahu setelah Bimo naik panggung ketika pengumuman. “Mmm…pantes!” kata kami dalam hati.


Motor milik Musa Idishah alias Dody, Harleymania asal Medan ini memang unik, bermesin Evo kapasitas supergede.

BCB seperti memutar roda waktu mendesain Harley awal yang mendekati bentukan sepeda. Secara konsep, mereka memang ingin mengenang romantika silent gray fellow seperti motor bebuka abad 20. Tentunya enggak muka silent lagi karena pas mesinnya hidup, suaranya pasti akan menggelegar.


Salah satu poin yang membuat penambahan nilai, Bimo tidak saklek menerapkan hardtail seperti motor zaman dahulu. Tetap merancang softail demi kenyamanan. Baru kemudian nuansa retro dimunculkan. (motorplus-online.com)

Sabtu, 29 Oktober 2011

Yamaha V-Ixion yang Bikin Susah Ngomong


Coba apa kesan pertama ketika melihat motor ini. Pasti banyak yang berkomentar tampilannya mencengangkan alias ajaib. Dengan perubahan bentuk bodi yang sudah jauh berbeda dari standar ditambah penempelan 'atribut' yang terkesan ramai.

Yamaha V-ixion ini coba dihadirkan dengan konsep GP Style. Setidaknya itulah yang dituliskan oleh sang modifikator di data modifikasi yang diserahkan ke panitia saat berlangsung event IRC-MOTOR Plus Modification Contezt 2011, Agustus yang baru lalu.

"Kami buat bodinya menjadi full fairing dan berkesan balap," buka Hanif 'Hans' Baitullah, juragan Han's Custom. Selain itu kaki-kaki juga coba dibuat lebih besar untuk menunjang maksud tadi.

Tapi sayang, untuk urusan bodi ini rupanya Hans kurang memperhatikan dimensi. Selain terkesan kebesaran posisi jok yang rata juga membuat bentuk motor menjadi aneh. Mungkin jika dibuat lebih nungging akan sedikit pas.

Selain itu fairing yang sudah full tertutup baik depan maupun samping ini akan lebih gampang membuat mesin panas. Kisi-kisi atau lubang angin yang disediakan masih terlalu kurang.


"Untuk kaki-kaki dibuat sendiri, misalnya arm dan sok depan. Kalau beli barang jadi kurang seninya," lanjut pemilik bengkel dari Baranang Siang, Bogor.

Bentuk lengan ayun yang dibuatnya konon meniru moge CBR 600. Tapi sayang sekali pengerjaanya kurang detail sehingga terlihat kotak begitu saja. Begitu juga dengan sok depan yang diperbesar dengan teknik pemasangan kondom.

Hal yang paling menakjubkan lagi adalah banyaknya tulisan di bodi motor. Mulai dari logo MotoGP sampai full injection yang menandakan ini V-ixion. Tapi sory, kalau stiker Damai Itu Indah rasanya lebih pas di pinggir jalan ketimbang di bodi motor! Tapi, karya seni harus dihormati. Karena selera orang beda-beda.

Piss, Bro! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: FDR 130/70-17
Ban belakang: Battlax 190/55-17
Pelek: Variasi
Disc brake: PSM
HC: 0857-1184-0485

Jumat, 28 Oktober 2011

Honda Tiger, Lari Dari Konsep Awal


Pemilik sekaligus modifikator Honda Tiger ini berani mengklaim bahwa motor dengan ubahan seperti ini baru pertama ada di Jogja. Cirinya yaitu bergaya fighter juga sudah didukung lengan ayun tunggal custom. Kalau pakai limbah itu sih sudah pernah.

Motor ini tidak keluar dari bengkel modif besar atau ternama. Tapi, hanya dari rumahan dan dibantu bengkel las. "Saya yang gambar dan juga bikin konsep, pengerjaan dibantu teman dari bengkel las dekat rumah," kata M. Zulfa Rofiq, sang kreator.

Sebenarnya motor ini sudah potong rangka abis layaknya WJS (West Jateng Style) yang tumbuh di Purwokerto. Cirinya aliran streetfighter dengan ekor yang pendek. "Rangka sudah pendek, tapi saat membuat bagian belakang, eh jadinya malah panjang," kekeh Rofiq malu-malu tentang motornya ini.

Seluruh bodi sudah dibuat menggunakan pelat galvanis, tidak ada yang dari fiber. Obsesi Rofiq sebagai pionir dilanjut saat mendesain lengan ayun tunggal. "Semuanya dihitung sendiri, yang pasti jarak sumbu roda tidak jauh bergeser supaya handling tidak terlalu berubah juga," yakin ayah dua anak ini.Material yang digunakannya dari pelat besi seperti huruf C. "Ketebalannya 5mm. Dengan ketebalan seperti itu sudah aman dan kuat, tidak perlu patah atau bermasalah," lanjut Rofiq yang sudah membawa motor ini turing ke berbagai tempat di seputar Jogja.

Untuk as roda dibuat sendiri. Begitu juga laher, semua full custom. "Sedang untuk gir depan dan belakang menggunakan asli Tiger," kata warga Singosaren Imogiri, Jogja ini.

Lebih dahsyatnya lagi, untuk pelek di belakang juga sudah menggunakan produk customized sendiri. Roda yang dipakai ini aslinya untuk mobil. Ukuran lebar telapaknya 7 inci dengan diamter 17 inci. "Segala ubahan pada pelek ini dikerjakan bersamaan dengan pembuatan mono arm tadi," cuap pria 29 tahun ini.

Tidak hanya kaki belakang yang dicustom ulang, wilayah depan juga. Sok depan kini terlihat lebih besar dan kokoh dengan konstruksi upside down. Jangan mengira ini produk asal China atau Thailand. Ini murni olah kreasi sendiri. "Itu aslinya tetap punya Tiger, tapi dicustom biar menjadi upside down," ungkapnya.

Selain itu dimensinya sekarang juga menjadi lebih besar. "Tidak semata pakai teknik kondom. Cara kerjanya dibalik seperti upside down asli," tutup staff di Universitas K.H Ahmad Dahlan ini. UNGSI GANDA RADIATOR

Ada trik lucu tapi juga fungsional yang diaplikasi Rofiq. Yaitu dengan memasang semacam radiator di belakang roda depan. Lucu karena komponen ini hanya buat gaya semata. Trus fungsionalnya di mana? "Saya pakai radiator itu juga untuk menahan cipratan air dari roda depan. Jadi saat ada genangan air, kaki tetap bebas cipratan," cerita Rofiq.

Kalau demikian, sudah ada alih fungsi sebuah radiator, dari pendingin mesin menjadi pelindung kaki. Radiator ini merupakan copotan dari Mitsubishi Kuda.

Hal lain yang menarik dari motor ini ada di kombinasi warna yang bagus. Warnanya keluar, begitu istilah bengkel biasanya. "Saya enggak mau bermain dengan warna. Sebagai ikon baru, maka harus tetap terlihat cemerlang. Pilihannya mulai cat sampai pernish pakai Sikkens." (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Pelek depan: Rossi
Ban depan: IRC 120/70-17
Pelek belakang: Custom 7x17 inci
Ban belakang: Pirelli 190/55-17
Sok belakang: YSS
Head lamp: V-ixion
Setang: XK
Rofiq: (0274) 8220584

Rabu, 26 Oktober 2011

Kawasaki Ninja R 150, Spongebob Terkencang


Tampilan menutupi kemampuan. Mungkin itu kalimat paling pas untuk menggambarkan Kawasaki Ninja 150 ini. Meskipun airbrush di bodinya bermotifkan Spongebob layaknya kartun anak-anak, tapi jika sudah siap buat diajak liaran berubah menjadi garang. Untuk trek 500 meter sangat ditakuti.

Motor ini biasa main di Taman Royal, Tangerang. Tapi pengerjaanya dilakukan di bengkel D2M, Kapin, Kalimalang, Jakarta Timur. "Sengaja pilih bengkel yang sudah biasa pegang Ninja," kata Aga, si empunya motor.

Dhidy Nurhadi si mekanik langsung oprek sektor mesin. "Dari awal memang setingnya buat 500 meter, karena itu hanya beberapa bagian saja yang perlu dimodif. Tujuannya tetap mengejar top-speed," kata Dhidy.

Misalnya saja kruk as diganti dengan punya RR asal Thailand. "Biasa disebut punya ZX Thailand, keunggulannya karena material lebih berat sehingga torsi lebih mantap," lanjut mekanik asli Betawi ini.

Kruk as ini juga membuat kompresi lebih padat. "Karena gak ada lubang atau coakan seperti standarnya Ninja R," lanjut Dhidy lagi. Pria ramah ini juga kasih info kalau kruk as ini gampang kok mendapatkannya di pasaran. Harganya sekitar Rp 1,4 juta sudah berserta setang.

Pengerjaan berikutnya mengangkat atau mengorek lubang buang. "Lubang buang sekarang setelah dikorek menjadi 29,5mm diukur dari bibir blok atas," lanjut mekanik yang buka bengkel di Jl. Raya Kapin, No.1, Kalimalang, Jakarta Timur ini.

Untuk lubang isap atau bilasanya sendiri masih dalam kondisi standar. Untuk standarnya, jika diukur dengan cara yang sama maka didapat angka 33mm. Semua itu dilakukan oleh Dhidy sendiri.

Hitungan itu didapat berdasarkan pengalaman jika ingin mendapatkan top-speed. Untuk jarak 500 meter tadi, dipastikan masuk sampai gigi 6.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah komposisi ratio. Ini pegang peranan penting untuk balap adu lurus seperti ini. "Untuk ratio hanya gigi 1 dan 6 saja yang dimainkan, sedangkan yang lainnya masih standar," beber pria yang enggak pernah lepas dari topi ini.

Ratio gigi 1 dibuat lebih berat 2 mata. Dari standarnya 27 sekarang menjadi 25. "Hal itu untuk mengurangi efek selip saat start. Dengan begitu, catatan waktu akan lebih baik," beber Dhydi untuk gigi primernya. Sedangkan gigi sekunder di gigi 6 dientengin 1 mata. "Dari 22 menjadi 21," tegasnya. Dengan komposisi seperti itu, baik di bawah maupun di atas laju motor mulus, tidak tertahan.

Sementara itu untuk karburatornya menggunakan PJ 34. "Ini pilihan terbaik setelah beberapa kali eksperimen," cuap mekanik selain terkenal ahli Ninja, juga banyak menggarap Satria F-150.

Tentu saja harus didapat juga perbandingan yang pas untuk spuyer. "Main-jet 145 dan pilot -jet 45," tutupnya.

Gas!

Rangka Knockdown

Rangka memang terkesan menyeramkan. Semuanya sudah dimodif dengan dilubangi secara merata. "Itu untuk membuat bobot motor menjadi lebih ringan, selain itu lubang-lubang tadi juga ikut mempermanis motor, lho," kata Dhydi berpromosi.

Tapi, rangka seperti ini hanya untuk kebutuhan drag dan pemotretan. Dengan kata lain, memang ada rangka lain yang dipersiapkan untuk bisa dipakai harian.

"Karena itu sistem rangka dibuat knockdown. Artinya gampang dan cepat dibongkar pasang," ceritanya lagi. (www.motorplus-online.com)

Sabtu, 15 Oktober 2011

Yamaha Mio, The Best Region 1


Yamaha Cuzztomatic 4 di 2011 kembali bergulir. Denpasar menjadi kota pertama penyelenggaraan pada 1-2 Oktober kemarin. Hasilnya, juri menobatkan Yamaha Mio produksi 2005 ini sebagai The Best Region dan berhak ikut Grand Final di Bandung pada 30 Oktober nanti.

Tentu saja terpilihnya motor dengan konsep green frog atau kodok hijau ini setelah melewati ketatnya penilaian dengan kontestan yang lain. Mio ini ikut dalam kelas Automatic X-treme MEFRIK. Jika dilihat, tampilan memang sudah berubah total, baik bodi maupun kaki-kaki.

"Untuk bodinya dibuat agak gado-gado, tapi masih dalam satu merek. Semuanya produksi Yamaha," kata I Wayan Gintara Putra, pemilik sekaligus modifikator dari bengkel GPS, Badung, Bali.

Gado-gado maksudnya tentu saja bukan berisi sayuran, tapi cover bodinya berasal dari motor Yamaha yang lain. Untuk cover bodi depan, dia menggunakan punya Xeon. "Bentuk Xeon lebih sangar dibanding Mio, sesuai dengan konsep juga," kata Wayan yang biasa dipanggil kodok ini.

Sedangkan bagian belakang mencomot dari Jupiter Z, khususnya pada bagian stop lampnya. "Bentuk lampu rem Jupiter lebih menarik dibandingkan tipe lainnya," lanjut pria 35 tahun ini.

Ada satu hal yang wajib ditiru buat calon peserta Cuzztomatic. Karena ini adu modifikasi satu merek, jangan sekali-kali menggunakan part atau model bodi dari merek motor lain. Sebab jika hal itu dilakukan bisa mengurangi nilai dari juri dan efeknya akan sangat besar sekali.


Untuk urusan kaki-kaki, khususnya pelek, Wayan mulai mengikuti virus yang ada di Jakarta. Cirinya adalah menggunakan pelek custom dengan jari-jari besar. Peleknya sendiri hasil ubahan dari pelek mobil dengan lebar telapak 3,5 inci.

Terbukti ini masih sangat baru untuk komunitas modif di Bali. "Saya yakin kalau motor saya ini yang pertama aplikasi jari-jari seperti ini di Bali," bangga ayah 2 anak ini.

Setiap batang jari-jari itu mempunyai diameter 8mm. Supaya tampak lebih eye catching lagi, batang jari-jar tadi dikrom sehingga jadi lebih mengilap.

Hal lain yang menjadi nilai lebih motor ini adalah pengerjaan yang sangat rapi. Sambungan antar bodi custom dari fiber yang digunakan sangat presisi. Pantas untuk menjadi yang terbaik.

Audio Khas Bali

Sejak Yamaha Cuzztomatic 2 yang digelar pada 2008 lalu, modifikator Bali memang selalu identik dengan aplikasi kosmetik audio. Bahkan pada waktu itu khusus Bali dibuka kelas audio. Kelas khusus ini tidak ada di kota lainnya. Terbukti sampai sekarang pemasangan audio seperti sudah menjadi keharusan bagi para modifikator skubek di sana.

"Karena dek skubek itu lega maka pemakaian audio memang dianggap paling cocok. Memang posisi riding jadi sedikit terganggu, tapi demi tampilan ya nggak masalah," alasan Wayan. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban: FDR 120/60-14
Head unit: Acelera
Subwoofer: JBL
LCD: Centro 7 inci
GPS: 0819-1666-6995

Yamaha Nouvo, Jawara Cuzztomatic Palembang Siap Tampil Di Bandung


Ini dia The Best Region 2, Yamaha Cuzztomatic 4, Palembang. Yamaha Nouvo milik H. Fredy Roman ini juga meraih Juara 1 Automatic X-Treme MEFRIK. Mengusung konsep matik down hill yang memang seperti sepeda down hill. Ubahan dengan gaya ini pastinya menyulitkan untuk senter.

Masalah menempatkan posisi mesin supaya pas memang sulit di motor yang sudah kena rombakan total. Rangka dan kondomnya aja sudah berubah total. Sudah enggak ada lagi ciri skubek di Nouvo milik Fredy ini.

Apa yang dialami Fredy tentu juga dialami modifikator lain yang bikin modifikasi berat sampai bikin rangka baru. Apalagi, secara dimensi ubahan yang dilakukan Fredy sangat langsing. Artinya, posisi engine mounting sangat terbatas penempatannya di rangka utama.

“Swing arm menyatu dengan rangka utama. Posisi mesin dan CVT dijepit lengan ayun. Bagaimana caranya supaya posisi mesin dan CVT di tengah, ini yang sempat bikin pusing,” cerita Fredy yang tinggal di Jl. Alipatan, Prabumulih, Sumatera Selatan.

Lihat sendiri deh di foto bagaimana mesin sejajar dengan CVT. Posisi mesin pun enggak lagi horisontal, sudah hampir di posisi vertikal. Artinya, seandainya posisi mesin enggak senter akan bermasalah pas dipakai riding.


“Engine mouting dicoba beberapa kali di beberapa tempat. Pasang-lepas berulang kali. Kalau belum senter, terasa banget bantingannya waktu dipakai,” urai Fredy yang juga pemilik rumah modifikasi Ti-je Modified WCC, Prabumulih.

Setelah pemasangan beberapa kali, ketahuan posisi ideal engine mounting. Pegangan mesin ditanam mendekati tiang jok. Mouting juga ditanam di kanan-kiri rangka bagian bawah supaya tetap kuat dan mengurangi getaran.

Pipa Kotak Dan Pelat
Rangka baru di Nouvo milik Fredy ubahan total. Sudah enggak ada lagi sisa sasis yang bawaan motor. Rangka memanfaatkan pipa kotak dan pelat. Pipa kotak dengan ketebalan yang enggak diingat lagi.

Sasis menyatu dengan lengan ayun. Jadi, Nouvo Freddy benar-benar mirip sepeda. “Bahan sasis dibungkus pelat setebal 3mm. Dibentuk sendiri,” urai Fredy yang murah senyum setelah masuk Grandfinal Yamaha Cuzztomatic 4, Bandung.

Seandainya tanpa dibungkus pelat, rangka dari pipa kotak pasti kurang kelihatan sip. Benar-benar kayak sepeda BMX. Dengan dibungkus pelat, Nouvo Fredy jadi tampak enak dilihat.

Finishing dan kelir pun dikerjakan dengan rapi. Selamat! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban: Maxxis 1,40 x 16
Sok: Upside down mini trail
Sok belakang: Barros
Carkam: Nissin
Ti-je Modified WCC : 0813-6999-1234

Jumat, 14 Oktober 2011

Yamaha Mio, Joki Baru Pecahkan Rekor Super FFA


Dulu Yamaha Mio ini dibesut joki lawas tim drag bike Tomo Speed Shop. Macam Syaiful Cibef, M. Ramzi dan Imam Ceper. Cuma posisi 2 atau lebih. Tapi, dibetot Muhamad Hendra ‘kecil’ Dely, pecahkan rekor baru di 2 kelas sekaligus. Super FFA matik dan Super FFA pada Drag bike TDR YSS Comet DID 2011 di Jogja.

Meski baru 13 tahun, Hendra yang event ini baru gabung di Tomo Speed Shop bikin geger balapan. Pasalnya, 2 rekor baru langsung dipecahkan dengan waktu 7,040 detik kelas super FFA matik dan 7,055 detik kelas super FFA.

“Ada 3 hal yang bikin rekor baru tercipta. Pertama bobot Hendra cuma 27 kg, lebih ringan dari ketiga pembalap saya. Kedua, dia pintar saat start, meskipun alat untuk start termasuk susah. Ketiga, pilih skubek bore up 300cc dan bukan 350cc,” aku Utomo Tjioe alias Tomo bos Tomo Speed.

Pun begitu, Tomo tidak memberikan setingan mesin Mio bore up 300 cc untuk Hendra lebih galak di putaran bawah. Jusrtu sebaliknya, dengan bobot joki ringan power mesin dimaksimalkan mulai putaran tengah ke atas.

“Kalau galak di putaran bawah, dengan bobot joki ringan takutnya gak bisa kontrol gas. Ban gampang sliding yang dapat menyebabkan hilangnya waktu,” imbuh Tomo yang mengaku pasang rasio kompresi 11 : 1.

Rasio kompresi tak terlalu tinggi buat kejar putaran tengah ke atas, didapat dari piston diameter 66 mm LHK forging yang dicustom ulang kepalanya. Kata Tomo, piston asli rata itu dibikin agak membumbung dan dibuatkan coakan payung klep.

Selain atur ulang kubah, posisi piston yang terhubung setang piston asli (57,9 mm) dan geser stroke 14mm (jadi 86mm), dibikin agak mendam sekitar 2 mm setelah paking silinder bawah diganjal paking almu setebal 3,5cm.

Lalu volume silinder murni 294cc itu disuplai gas bakar karbu NSR SP reamer 34mm dengan setingan spuyer 135/45. Cuma biar debit gas bakar yang masuk dan sisa gas bakar dilepas sesuai kebutuhan mesin, aliran masuk dan buang diatur kem ubahan produk aftermarket.

Secara teknis, pemilik speed shop di Bendungan Jago Raya No. 6-7, Kemayoran, Jakarta Pusat ini mengaku tidak tahu persis ukuran yang tepat berapa derajat durasi dan LSA kem yang dipakai di motornya. Cuma sebagai patokan, tinggi lift kem yang pernah diukur jaraknya ada sekitar 27mm dengan lebar pinggang bubungan 19mm.

“Yang paling baru, diameter payung klep in 34mm dengan diameter batang 5mm dan klep ex 30mm dengan diameter batang 4,5mm bahannya stainless merek SPS. Selain lebih ringan, saat panas enggak gampang berubah bentuk. Performa juga tetap terjaga,” aku Tomo yang gunakan knalpt TSS buat lepas sisa gas bakar.

Ajib bener… (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : IRC 45/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 50/100-17
Roller: LHK 11 gram
Kampas ganda : LHK
CDI : Sepco

Sabtu, 01 Oktober 2011

Kawasaki Ninja 150 RR, Harmonis Minimalis



Kawasaki Ninja 150 RR memang sudah menarik dan asyik. Varian tertinggi dalam keluarga Ninja 2-tak ini hanya butuh sentuhan minimalis untuk membuatnya tampil beda.

Ingat, auranya yang ramping dan kencang jangan sampai hilang akibat nafsu memodifikasi. Kalau terlihat gendut dan berat malah jadi aneh lho!

"Karenanya kita hanya main cat dan penambahan beberapa detail yang justru akan menambah kesan sporty," ungkap Andri dari Andri Design (AD) yang mengerjakan motor ini.

Motif airbrush grafis terlihat masih mendukung kesan motor kencang. Begitu juga dengan pemasangan beberapa bagian bodi dari carbon. Sungguh suatu yang harmonis tapi minimalis. Trik modif yang layak ditiru pengguna RR lainnya. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 100/70-17 (
Ban belakang: Michelin 120/70-17
Knalpot: DBS
Head lamp: HID
Karbu: PJ 34 Sudco
Koil: YZ125
AD: (021) 6456738