Sabtu, 19 November 2011

Internet membuat Briptu Norman terkenal

JIKA belum pernah menyaksikan aksi Norman yang sedang berjoget sambil duduk saat jaga, tidak ada salahnya Anda membuka YouTube. Lalu, ketik judul Polisi Gorontalo Menggila. Maka, Anda akan terhibur aksi polisi yang bertugas di kesatuan Brimob Polda Gorontalo itu.

Cara dia berjoget, meski dilakukan sambil duduk, persis dengan gaya Shahrukh Khan, sang penyanyi lagu berjudul Chaiyya-Chaiyya itu. Melihat gaya lipsync-nya juga menunjukkan bahwa Norman hafal dengan lagu tersebut. Karena itu, selama 6 menit 30 detik (durasi rekaman dalam YouTube itu), Anda pasti akan terhibur dan mungkin akan tertawa dengan gayanya yang kocak.

Video aksi Norman itu sudah dibuka lebih dari 500 ribu kali. Konon, jumlah itu lebih banyak ketimbang video asli Chaiyya Chaiyya di YouTube yang dibawakan penyanyi aslinya, Shahrukh Khan dan Malaika Arora. Video asli Shahrukh Khan tidak sampai 300 ribu kali dibuka.

Bagaimana ceritanya hingga muncul video itu? Ternyata, Norman merekam aksinya pada 9 Maret lalu. Saat itu, pria 27 tahun yang berdarah Gorontalo-Ambon tersebut sedang piket bersama dua rekannya, Briptu Labonsa dan Briptu Fajri. Ketiganya mulai bertugas pukul 09.00 Wita.

Saat sedang bertugas, Norman berbincang dengan Labonsa. Dalam pembicaraan itu, Labonsa sempat curhat seputar permasalahan yang dia alami. Pascapembicaraan itu, Labonsa hanya duduk diam sambil memainkan handphone miliknya. Labonsa yang sedang sedih membuat Norman juga ikut bersedih. Dia lantas berinisiatif menghibur temannya itu.

Norman lantas meminjam HP milik Fajri. Handphone miliknya digunakan untuk memutar lagu Chaiyya Chaiyya, sedangkan HP milik Fajri untuk merekam. Maka, beraksilah Norman. Di awal aksinya, sebelum lagu mulai, Norman terlebih dahulu mengisap rokok.

Setelah Norman merekam aksi lipsync-nya, tidak berapa lama rekaman itu beredar di kalangan anggota Brimob Polda Gorontalo. Jika akhirnya rekaman itu sampai beredar di YouTube,kemudian dibuka banyak orang hingga akhirnya dimuat atau ditayangkan di media massa, Norman tidak menyadari. Dia baru tahu aksinya disaksikan banyak orang setelah televisi menayangkan beberapa kali.Itu lah salah satu guna internet yang membuat kepolisian Indonesia "Xlangkah Lebih Maju".Sekarang XL sudah menyediakan fasilitas
yang lebih memudahkan kita untuk mengupload video kita baik ke youtube atau lainnya.

Norman menceritakan, ketertarikannya dengan lagu India berlangsung sejak dirinya kelas VI SD. Saat itu dia mengoleksi kepingan CD album lagu India. Beranjak ke SMP, ketertarikannya terhadap lagu-lagu India bertambah ketika munculnya lagu Kuch-Kuch Hota Hai yang dinyanyikan Shahrukh Khan bersama Kajol.

Mulai SD hingga menjadi anggota Polri, ketertarikan Norman terhadap lagu-lagu India tidak pernah surut. Bahkan, hingga kini dia telah mengoleksi 65 keping CD album lagu India. Di antara 65 album lagu tersebut, lima lagu menjadi favoritnya. Di antaranya, Chaiyya-Chaiyya dan Kuch-Kuch Hota Hai.

Halimah Martinus, ibu kandung Norman, mengungkapkan bahwa sejak kecil Norman sering bernyanyi dan bergoyang lagu India. Bahkan, kamarnya dipenuhi poster (gambar) para artis India.

Ketika aksi Norman banyak ditonton di dunia maya dan namanya mendadak populer, Halimah berharap agar anaknya tidak dijatuhi sanski.

Sabtu, 12 November 2011

Sepatu Balap Di Bawah Rp 1,5 Juta


Tiga sepatu lokal desain seperti produk luar negeri
Beli sepatu balap aspal ataupun booth spesialis turing impor butuh dana lebih. Memang, spesifikasi booth sekelas Alpinestar, Sidi, ataupun Gaerne dirancang dengan material spesial. Tapi, seandainya dana yang ada terbatas bisa juga kok pilih sepatu lokal. Harga sepatu made-in Indonesia mentok di angka Rp 1,5 juta.

AHRS atau Asep Hendro Racing Sport dan Hendrianyah Racing Product (HRP) ) termasuk produsen sepatu balap road race yang memang sudah populer di arena pasar senggol.

HRP bermarkas di kota Jogja mengandalkan salah satu produknya dengan desain eye catching. Pilihan kelir hijau stabilo dan merah doff sudah pasti bisa bikin konsumen melirik.

Booth racing HRP mengambil desain Alpinestar GP7. Klik pengencang juga ditampilkan. HRP racing booth ini dibanderol Rp 600 ribu. “Materialnya finel dan plastik. Termasuk juga ada campuran kulit supaya tetap nyaman dipakai,” beber Haholongan Lubis dari HRP yang buka di Jl. Parangtritis, KM 4,5, Jogja.

AHRS bermarkas di Jl. Tole Iskandar, No.162, Depok Timur, bikin sepatu balap aspal dua tipe, Protech Series dan GP Tech. Rancang bangunnya mirip Gaerne yang tertutup. Material dasarnya dominan kulit sintetis. Booth racing Protech Series dijual Rp 1,3 juta dan GP Tech dilego Rp 575 ribu.

Sepatu Protech Series dan GP Tech memang jelas banget kenapa bisa berbeda banderol. Selisihnya hampir Rp 800 ribu lebih mahal Protech Series dibanding GP Tech.

Secara desain GP Tech dan Protech Series punya kemiripan. Tapi, sobat lihat lebih jelas kelihatan material pelindungnya Protech Series. Pelindungnya di ujung kaki dan mata kaki dibikin elastis, tapi tahan benturan. Bagian yang pasti mengikuti gerakan kaki dirancang lebih fleksibel.

Sepatu balap pastinya punya pengaruh sama spesifikasi untuk boot turing. Lihat sendiri produk luar negeri yang memang dipakai untuk turing punya rancang bangun yang sama dengan sepatu balap aspal. Seperti booth yang dibikin DTMC di Jl. Damai, 10/05, No. 2, Daan Mogot, Jakarta Barat. Sepatu turing dirancang mirip sepatu balap. Harga jualnya Rp 650 ribu.

“Kulitnya sama, tapi tanpa slider alias pelindung untuk turing yang memang gak ada,” beber Danu Herlambang, pemilik DTMC. (motorplus-online.com)

Sabtu, 05 November 2011

Yamaha Mio Soul, Best Of The Best 2011


Yamaha Mio Soul yang bertransformasi menjadi motor pengangkut barang ini, berhak diganjar sebagai pemenang Yamaha Cuzztomatic 4 (YC4) Region 3. Malah, enggak cuma titel itu aja yang dimenangkan. Tapi, Soul milik Susanto Gunawan ini keluar sebagai Best of The Best YC4.

Meski milik satu orang, tapi proses pengerjaan digarap oleh empat modifikator. Ya, semacam proyek kerja bareng. Meskipun, tak semua kerja bareng itu bersifat proses pengerjaan. Yaitu; Susanto Gunawan dari 909 Hot Matic, Johny Lipurnomo dari Custom World, Teddy dari Deal Motor Sport dan Ryan dari Aboben.

Menurut Susanto sendiri, tema atau konsep yang diusungnya tak jauh dari motor cargo. “Iya. Ceritanya motor ini sebagai kendaraan pengganti mobil yang tak memungkinkan untuk masuk ke daerah pelosok,” ungkap pria yang biasa disapa Yayank itu.

Maka itu, proses garapan yang utama difokuskan di sektor tengah. Ya, bikin tempat buat letak barang nantinya. So, sasis standar pun tidak lagi terpakai. Yayank bikin ulang frame dari pipa seamless diameter 3,2 cm, tebal 5 mm.

Rangka tengah sendiri, dibuat menjadi kotak. Panjangnya dibikin jadi 65 cm. Tapi, buat penyimpanan barang sendiri dibatasi jadi 45 cm. Sisanya, menjadi tempat penyimpanan aki dan tangki buat bahan bakar juga. Sedang untuk tingginya, dibuat 75 cm."Ukuran ini disesuaikan dengan boks yang biasa dipakai perusahaan jasa pengiriman barang pakai motor. Jadi, secara handling masih aman,” ungkap pemilik workshop di 909 Hot Matic dari Jl. Cihampelas, No. 187, Bandung, Jawa Barat.

Yayank juga memikirkan soal kekuatan. Artinya, selain boks tidak boleh melebihi diameter bodi, bobot juga nggak boleh lebih dari 50 kg. Lagi-lagi, takutnya semua akan mempengaruhi handling.


Makin sesuai konsep, karena ban yang diaplikasi memang diperuntukan buat medan off-road alias tanah. Maklum, kan pacuan kurir ini bakal dipakai ke pelosok daerah.

So, pengendaranya pun jadi enggak takut ban selip di medan tanah yang becek. Karet bundar yang dipakai, mengambil milik ban ATV. “Selain kejar konsep, menerima beban besar juga tidak bermasalah,” timpal pria yang sedang berbunga-bunga itu.

Akhirnya, selain gelar Best of The Best Yamaha Cuzztomatic 4, Yayank juga berhak diganjar hadiah berangkat ke Tokyo Motor Show 2011 oleh Yamaha.

Congratzz, Bro..!

Kaya Inovasi

Selain bodi yang memakai bahan fiberglass, Yayank juga banyak berinovasi dalam urusan perdaman kejut dan kemudi. Akibat besarnya boks di rangka tengah dan posisi duduk yang mundur ke belakang, kemudi tentu tidak bisa dibuat umumnya.

Maka itu, pria 35 tahun ini mengadopsi ball joint untuk lebih mempermudah kinerja setang. Jadi, riding style enggak berubah.

Pada bagian peredam kejut depan, Yayank aplikasi model link arm. Lengan ayun-nya limbah moge. Tapi sayangnya, dia lupa dari moge tipe apa. Begitunya arm dikombinasi dua sok. Tapi, tabung sok pakai Mio. Sedang per punya bebek. Kalau pakai per Mio, terlalu keras nantinya.

Terakhir, crankcase dibuat panjang sekitar 10mm. Caranya, disambung pakai crankcase Mio lainnya. “Potong-sambung pada bagian depan dan belakang. Jadi, ban bisa masuk,” tegasnya. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban : Kenda 23x7.00-10
Footstep : Yamaha Lexam
Sok belakang: Yamaha YZ125
Cover knalpot: Yamaha Byson
909 Hot Matic: 0813-2213-0168

Selasa, 01 November 2011

Yamaha RX-King Fashion Harian


Yamaha RX-King peliharaan Wahyu, tampilannya nggak hanya sekadar bisa diajak jalan. Dipoles supaya tampil up to date untuk bisa menunjang tongkrongan yang sempurna. “Kelir dibuat ngejreng. Mulai dari rangka dan juga sentuhan airbrush grafis di seluruh bodi,” jelas Wahyu yang warga Sudimara, Pinang, Tangerang.

Seluruh frame disemprot oranye metalik. Detail kelir juga menjadi aksen pada grafis di tangki dan sepatbor. “Saya padukan grafis oranye dengan abu-abu gelap dan hitam mengikuti kelir asli motor.”

Kaki-kaki juga sudah dibikin sip. Sudah aplikasi roda kurus yang biasanya dipakai skubek. Mengandalkan lingkar roda alias pelek ring 17 inci dan dibungkus ban tipis. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 50/90-17
Ban belakang : Swallow 60/90-17
Pelek : Takasago 2,15x17
Knalpot : Standar bobok
Sok belakang: YSS