Jumat, 30 Maret 2012

Kawasaki Ninja 250R, Ninja 250 R1?

Jadi Yamaha R1 grafis Sterilgarda Kawasaki Ninja 250R injeksi, jarang ditemui di Indonesia. Apalagi sudah dimodif yang katanya butuh ritual khusus. Alasannya karena proses modifikasi terganggung sistem kelistrikan injeksi itu. Apalagi konsep atau arahan yang diusung berkiblat pada Yamaha R1 dipacu Ben Spies ketika masih di WSBK. Otomatis kalau meniru R1 yang dipenuhi grafis sponsor Sterilgarda itu jarahannya harus ubah total.Ninja 250R milik Sarjono Sutrisno yang beli showroom CBU ini kudu ditelanjangi. “Yang tersisa tinggal rangka dan mesin,” ujar Ariawan Wijaya, bos Baru Motor Sport (BMS) di Jl. Palmerah Barat No. 25, Jakarta Barat. Menurut Ari, panggilan karib Ariawan, secara keseluruhan antara Ninja injeksi dan karbu enggak beda jauh. Cuma yang injeksi sistem kelistrikannya menggangu dan lebih ribet. Di Ninja injeksi di sebelah kiri dekat spidometer terdapat konsole electronic. "Konsole itu yang bikin susah pasang kaki-kaki. Karena kalau dipaksa pasang sokbreker upside down milik merek lain akan mentok saat belok bahkan merusak konsole itu," cerita Ari yang mengerjakan proyek ini Akhirnya Ari menemukan yang pas. Dengan memasang upside down punya Kawasaki ZX10. "Pakai upside down satu merek dari Kawasaki juga. Tinggal plug and play aja. Nggak mentok," tambahnya.Sok ZX10 bisa pas karena secara desain menguntungkan. Pertama, sudut rake yang lebih landai. “Juga bentuk segitiga yang mrndekati huruf ‘V’ membuat posisi tabung sok lebih maju. Tidak mentok konsul boks electronik,” jelas Ari. Kesulitan lain ketika mau pasang knalpot. Terdapat sensor CO di leher pipa buang. Kalau ganti yang racing dengan spek karbu, dudukan sensor tidak ada. Jadinya terpaksa pakai leher standar. Termasuk belum pasang piggy back. Sehingga tenaga motor masih berat. Sukses mengubah tampilan Ninja 250 injeksi jadi Yamaha R1 Sterilgarda milik Bens Spies, Sarjono Sutrisno punya rencana lain. Bakal menyiapkannya untuk mendukung usahanya di bidang entertainment. Pria yang tinggal di daerah Kemang, Jakarta Selatan ini berencana menambahkan stiker untuk Stro World nama PH yang dimilikinya, di salah satu bodi motor. Tapi, enggak mau sembarangan. Sarjono enggak mau asal tampil, stiker sampai saat ini masih dipikirkan tempatnya. "Kawasaki R1 ini bisa jadi ajang promosi dan iklan," tambah promotor yang pernah mendatangkan artis dari luar negeri ini. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan : Pirelli Diablo 120/70-17 Ban belakang : Pirelli Diablo 190/55-17 Knalpot : X-Race Racing Swing arm : Kawasaki ZX10 BMS : 0819-1511-3717

Kawasaki Edge, Membalik Logika Jadi Juara Indoprix

Ibnu Sambodo sukses mengantar Kawasaki dan Haji Yudhistira menjadi juara IP 110 race kedua di seri pertama Sentul dua Minggu lalu. Kuncinya, hanya dengan ilmu seting karburator dengan membalik logika pemikiran yang biasa diterapkan mekanik tanah air. Balapan dimanapun, tak lepas dari seting karbu. Sudah jadi logika umum, makin pendek sirkuit, campuran bahan bakar dibikin sekering mungkin. Sebaliknya, balapan di trek besar seperti Sentul gede, bahan bakar dibikin kaya. Dengan kata lain dibikin boros. Agar mesin tidak kepanasan dan meleduk akibat overheat. Nah, logika inilah yang dibalik Pakde, sapaan akrab Ibnu. Menurutnya, "Bermain di Sentul Kecil, campuran bahan bakar malah dibikin kaya. Lebih kaya daripada seri Sentul Gede," tegas Ibnu Sambodho. Di IP lalu, jetting Kawasaki Edge yang berkarburator Mikuni TM 24 ini diisi dengan spuyer gajah. Pilot-jet 35 dan main-jet 230/35. Padahal, saat di Sentul cuma menggunakan spuyer 200/40. “Ini bukan melawan logika berfikir. Tapi, saya hanya menggunakan ilmu fisika,” tegas pemilik tim Manual Tech ini. Jelasnya begini. Untuk menghasilkan kinerja mesin kuat, ada dua hal yang diperlukan dalam hal pendinginan. Yang pertama, pendinginan mengantisipasi panas mesin, dan mengantisipasi temperatur udara. Logika umum, di Sentul Kecil, mesin tidak tidak memerlukan pasokan bahan bakar melimpah. Dengan Mikuni jetting 200/30 pun sebetulnya cukup untuk memenuhi kebutuhan mesin. Tapi, ada satu faktor yang banyak dilupakan. Bagaimana menjaga mesin tak hanya kencang, tapi juga terhindar dari overheat. Teori dasar inilah yang dianut Pakde, sapaan akrabnya. Di Sentul kecil, justru memerlukan bahan bakar lebih banyak. Logikanya simple. Kawasaki Edge proses pendinginan hanya dibantu udara, tanpa air. Pendingin udara sangat optimal apabila motor bisa melaju dengan kecepatan lebih dari 120 km/jam. Nah, di Sentul kecil, mana bisa mencapai kecepatan segitu dengan trek lurus yang hanya 150 meter. Dari data yang terekam di data logger, kecepatan rata-rata hanya 77 km/jam. Dengan jetting yang tiga step lebih besar dari motor kebanyakan pun temperatur mesin sudah mencapai 200 derajat Celsius. Bagaimana bila menggunakan spuyer kancil. Dengan kondisi seperti itu, pendinginan melalui udara sangat tidak optimal. “Kecuali pembalap balapan sambil membawa kipas angin tambahan yang dihadapkan ke mesin,” kelakar Begawan 4-tak ini. Makanya, pendingan dibantu melalui bahan bakar dengan menerapkan ajian spuyer gajah. Di Sentul, hanya motor Yudhistira yang terap spuyer gajah. Lainnya memakai jetting di bawah 200. Itulah kenapa Yudhistira seolah makin lama motornya terlihat makin kencang. Start dari grid 11 terus melaju tanpa mesin ngedrop hingga menggapai podium pertama. Padahal, ”Bukan motor kami yang makin kencang. Tapi, konstan di 59,8 detik. Motor lain kencang di awal, tapi selebihnya ngedrop. Makanya terlihat pelan,” tambah pria asli Yogyakarta ini. Tapi, spuyer gajah, bukan tanpa resiko. Menuntut pembalap jago gantung rpm. untuk urusan yang satu ini, "Yudhistira memang sudah ahlinya. Jadi itu bukan masalah besar," tutup Ibnu. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI CDI : Rextor Klep : 27 dan 23 Sok : Daytona

Kamis, 29 Maret 2012

Yamaha Byson, Baju Batman Dipake Kerbau

Kelir serba hitam sesuai warna baju Batman Ade Sin Suhendra punya cara sendiri mengubah tampilan Yamaha Byson miliknya. Lewat imajenasinya, Byson yang bisa diartikan kerbau ini disulap jadi Batman. Bodi paling pertama diubah. “Dari bahan fiberglass. Seperti sepatbor dan fairing yang ujung-ujungnya dibentuk lancip mengejar konsep Batman,” buka Bang Jack, panggilan Sin Suhendra. Masih demi penyesuaian konsep, batok headlamp juga dicustom Bang Jack yang masih mengandalkan fiber sebagai bahan dasarnya. Agar bisa tampil beda, dipilih model topeng monster bertanduk yang dipadukan lampu HID projector memberi kesan sangar. Bentuk tangki pun diubah cukup unik. Spidometer asli Byson yang harusnya nempel di setang dipindah ke bagian depan tangki yang terbuat dari bahan pelat besi 3 mm. “Dipadukan rangka dari pipa tubular di bawah tangki, terbuat dari pipa 2,5 cm. Agar memberikan kesan gagah,” bangga Bang Jack yang bos Jack Custom yang berada di Jl. Raya Narogong, Km 7, No. 4, Bojong Menteng, Bekasi Timur.Supaya lebih sip, kaki-kaki pun ikut dijamah, pada suspensi belakang masih mengandalkan monosok asli Byson. Khusus swim arm, sengaja dibikin custom meniru model GSX-R1000 dipadu ban tapak lebar. Dikombinasi rem cakram variasi model GSX-R1000. Di bagian depan, peredam kejut diterapkan model upside down variasi Thailand. Lantas peranti ciet dibikin dobel ala model GSX-R1000. Cara pasangannya harus mengubah baut dudukan cakram yang tadinya 5 jadi 6 dengan cara dibor. Termasuk desain knalpot. Mesti mengikuti bodi yang modelnya lancip-lancip. “Dikasih cover dari bahan fiber yang dibikin lancip-lancip,” tambah ayah satu anak ini. Untuk kelir, Bang Jack memadukan warna hitam dengan merah. “Agar kelihatan lebih eye catching,” katanya. Oooohh.. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan : Michelin 180/55-17 Ban belakang : Michelin 129/60-17 Pelek depan : GSX-R1000 3,50-17 Pelek belakang : GSX-R1000 4,50-17

Kawasaki Ninja 150RR, Kencang Modal Kruk As Thailand!

Kawasaki Ninja RR milik Gatot ini terkenal kencang, tapi uniknya tidak banyak racing part yang nemplok di motornya. Gatot yang tinggal di daerah Radio Dalam, Jakarta Selatan ini menyerahkan urusan korek engine ke Herman, tunner bengkel HRD. Di tangan Herman lebih banyak part standar Ninja 150 RR buatan Thailand diaplikasi. "Terutama untuk urusan kruk-as. Bahannya seakan beda dengan kruk-as Ninja yang sekarang,” sebut Herman yang bengkelnya ada di Jl. Kali Abang Tengah, No. 14, Bekasi Utara, Jawa Barat. HRD dulu ngetop sebagai pengrajin knalpot pinggir jalan di Ciledug, Tangerang. Nah, selain buka cabang di Kemayoran, Jakarta Pusat, juga buka di Bekasi. Ok, tapi, bukan berarti Herman atau Gatot terbang dari Bekasi menuju negeri gajah putih buat beli kruk as Ninja yang dikenal sebagai ZX 150 itu, lho. Sebab, part pemutar setang seher itu didapatnya di Jakarta. "Tahun 2003 sampai 2005, PT Kawasaki Motor Indonesia masih mengeluarkan ZX 150. Motor ini, masih produksi Thailand. Buat kruk as ZX 150 ini, masih ada yang jual meski jarang dan harganya cukup tinggi,” sebut Herman yang juga salah satu spesialis Ninja di Bekasi itu. Masih menurut Herman lagi, komposisi logam bandul kruk as ZX 150 lebih terisi ketimbang punya Ninja 150 RR yang sekarang. “Kalau milik RR yang bukan keluaran awal, bandulnya ada coakan. Tapi kalau punya ZX 150, rapat,” tambahnya. Karena enggak ada coakan, bikin kompresi primer jadi lebih padat. Itu karena ruang di dalam karter menyempit akibat bandul yang tertutup. Jadinya, kompresi jadi lebih tinggi. Efeknya, gas bakar jadi gampang terdorong dari karter menuju blok silinder. Buat aplikasi kruk as ini, Herman juga sekaligus pakai setang seher dari merek yang sama. “Karena kalau pakai setang piston RR produksi sekarang, tidak bisa dipasang ke bandul. Sebab ukuran pen piston ZX 150 lebih besar 1 mm (16 mm; red) dari RR,” tambahnya. Kalau kata tunner ramah ini, ada lagi kelebihan pakai kruk as ZX 150. Yaitu, ada dua lubang buat jalur oli yang diaplikasi. Satu lubang di bagian setang piston dan satu lubang lagi di bagian pin kruk as itu sendiri. “Akibatnya, gesekan setang seher pada laher bambu jadi lebih enteng,” jelasnya. Karena sudah aplikasi kruk as dan setang seher ZX 150, maka piston juga sekalian diusung. Tetapi, tak lagi pakai spek standar, Herman pilih piston tipe B. Penyesuain lainnya, ada di reed valve. Ini kali, Herman tetap pakai part standar RR. Tetapi, bagian membran alias reed valve yang kedua dipotong setengah. Tujuannya, agar membran lebih cepat membuka. Akibatnya, pasokan bahan bakar jadi cepat masuk! Kebutuhan ruang bakar juga ikut terpenuhi . Siap.. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Pelek depan : TK 1,20x17 Pelek belakang : TK 1,40x17 Ban depan : Comet 50/90-17 Ban belakang : Eat My Dust 60/90-17 Karburator : Keihin PE 28

Sabtu, 03 Maret 2012

Yamaha Byson, Kombinasi Simpel

Yamaha Byson itu menjadi salah satu motor sport yang desannya disambut positif oleh banyak biker. Malahan karena standarnya sudah nyaris sempurna, terkadang membuat bingung modifikator untuk ngemodifnya. Apalagi jika masih ingin tampil fashion doang alias tidak extrem. Hal itulah yang dialami oleh Edi Darmawan dengan Byson 2010 miliknya ini. "Saya masih ingin mempertahankan bentuk aslinya, jadi hanya lebih fokus pada permainan bolt on dan sedikit custom di bodi saja," kata Edi. Dengan asalan itu, supaya motor tetap terlihat beda, harus pintar memainkan harmonisasi ubahan. Tidak banyak yang dirombak, tapi efeknya sudah nendang. Misalnya saja dengan pintar memainkan warna.Edi rela mengecat pelek aslinya dengan warna biru. "Itu untuk mengikuti kelir bodi hasil kombinasi putih dan biru," kata mekanik pada bengkel resmi Yamaha di Denpasar ini. Supaya wilayah kaki-kaki agak sedikit beda, di depan dipasang double disc. "Tapi, tetap menggunakan sok aslinya kok, tidak perlu ganti dengan variasi yang sudah double disc," lanjut pemuda 23 tahun ini. Untuk itu, Dedi harus rela melewati proses pengecoran. "Untuk dudukan atau pegangannya, harus ada yang dicor dengan aluminium. Di Bali ada kok yang bisa," tambahnya. Untuk kalipernya sendiri menggunakan merek Nissin. Sementara itu ubahan bodi yang paling sip dilihat ada di wilayah depan. Persisnya untuk head lamp. Sebenarnya ini masih menggunakan lampu utama, tapi sekarang terlihat jauh berbeda. "Saya menggunakan fiber untuk membentuk batok head lamp. Bentuknya mengarah ke robot atau makhluk angkasa luar," tutupnya. Desain yang pas dengan bodi kit di bagian lainnya. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan : IRC 100/60-17 Ban belakang : IRC 120/70-17 Bodi kit : Custom Disc brake : KTC

Inspirasi Modifikasi, SuperBike Modern

Sobat bikers yang doyan kebut, tentu pengin motornya super kuenceng juga ngetren. Biar gak ketinggalan zaman, ketiga motor ini bisa jadi acuan buat modifikasi. Arahan ketiganya untuk genre sport. Untuk kenyamanan, kendaraan ini juga didukung fitur super canggih. Tawaran modifikasi dari Vertigo sangat mengesankan. Ingat ya, ini bukan Vertigo yang berarti sakit kepala. Dilihat tampilannya, motor ini memang diperuntukan bagi yang doyan kecepatan. Maarten Timmer sang desainer, mengklaim motor ini sangat cepat berakselerasi. Ergonominya sip, pengendara bakal merunduk terus buat bejek gas. Dibalik kecepatannya, mesin sudah berpenggerak tenaga listrik. Timmer juga kasih ide, Vertigo buatannya gak bakal goyang-goyang, pas ngebutzz! Timmer mendesain center of gravity Vertigo dengan perhitungan presisi. Balance saat berlari kenceng. Dibalik desain sporty rancangan Timmer, sudah berevolusi. V-belt jadi andalan transfer tenaga ke roda belakang. Sayangnya, Timmer gak mau umbar spek. Tapi, doi memperbolehkan buat jajal vertigo.Gak cuma Timmer yang bisa bikin motor kuenceng. Terinspirasi dari pabrikan asal German, Audi, Garvin Harvey merancang motor dengan performa yang guanas. RB 1200s merupakan rancangan duo speed freak. RB 1200s ini dicomot dari desain mobil, Audi R8. Model RB 1200s terlihat agresif dari desain R8. Paling berkesan dari sadel terbuat dari kulit mencirikan kemewahan Audi. Walau masih sebatas rancangan, Harvey bakal didukung penuh pabrikan Jerman ini untuk merancang masa depan. Terlihat dari logo yang terukir nama Audi dengan warna merah. Buat spek, RB 1200S bakal memasang mesin R8. Soalnya Harvey, sang desainer masih berunding dengan Audi buat nentuin spek. Kalau benar mesin R8 terpasang, performa ganas bisa dijinakkan dengan peranti ciet kaliper 4 piston buatan merek Audi sendiri.Lain dengan yang disuguhkan Robrady. Desainer asal Florida, Amerika ini, pernah menyabet dua penghargaan desain motor terbaik tahun 2009 lalu. Doi merancang motor sport, yang dinamai Vectrix. Motor konsep ini pun berkarakter sporty. Robrady yang juga cinta lingkungan ini mengutamakan satu hal. Motor canggih seperti Vectrix, tidak boleh beremisi. Karenanya, ia memasang Vectrix dengan penggerak mesin bertenaga listrik. Biar bumi tampak indah berseri dan gak terancam polusi. Didukung juga dengan tampilan yang sangat modern. Tengok saja dari desain peranti penerangan di depan-belakang. Bikin tampilan Vectrix terlihat futuristik. Desainnya yang merunduk juga menandakan desainnya yang sporty. Sayangnya, tidak disebutkan berapa kecepatan tertinggi dari ketiga motor sport ini. Salut! buat ketiganya. (motorplus-online.com)