Kamis, 05 Juli 2012

Kawasaki ER-6n, Lebih Disempurnakan


Tampang asli Kawasaki ER-6n yang semi nekad, sejatinya sudah terlihat mantap. Desain keseluruhan mewah, didukung lekukan sasis, tangki dan cover bodi berotot. Tak heran jika tunggangan kelas premium ini agak sulit disempurkan, terutama buat mereka yang awam soal modifikasi.

Namun bagi Taufik, pemilik rumah modifikasi Lm&T Motobike, semua itu bukan masalah besar. Apalagi mantan pembalap road race setara Harlan Fadillah dan Ahmad Jayadi ini konon sudah lama malang-melintang di dunia modifikasi mobil yang juga di kelas premium.

“Untuk modif ER-6n memang nggak bisa sembarang. Salah arah bisa kelihatan jadi aneh. Tapi, ubahan yang saya lakukan pada pada motor milik Budi dari Cipinang, Jakarta Timur ini fokusnya ingin menyempurnakan motor yang sudah sempurna,” jelas Taufik dari workshopnya di Jl. Kemandoran 1, Pulomawar, No. 47, Palmerah, Jakarta Selatan.

Tengok saja ubahan kaki depan. Jika aslinya masih pakai peredam kejut teleskopik biasa, diganti model upside down punya moge merek sejenis, yaitu Kawasaki ZX-10. Kebetulan dimensinya lebih besar dari standar.

“Pakai komponen ini bukan cuma ukurannya yang besar, tapi kemampuan kejut dan redamannya pasti lebih sempurna dibanding pipa teleskopik. Apalagi penggantian sok depan motorsport ini pas dengan tema modifikasi naked bike modern yang dijadikan acuan,” lanjutnya.

Namun untuk aplikasi upside down, as segitiga tidak saja perlu penyesuaian. Kata Taufik, segitiga atas dicustom ulang agar bentuknya seperti asli ER-6n. Sehingga rumah kunci kontak yang ada di depan tangki masih berfungsi untuk ngelock kemudi agar tidak bisa berputar.

Kaki belakang tidak ada ubahan yang dominan, lantaran semua terlihat masih seperti aslinya. Tapi, jika dipertegas ubahan baru terlihat pada pemasangan pelek belakang 5,50x17 inci punya Kawasaki ZX-6. Menggunakan ban Battlax BT003 180/55-17. Sedang pelek depan 3,00x17 dan ban 160/60-17.

Warna Khas Naked Bike Modern
Taufik tak hanya pintar pilih part kaki-kaki. Soal tampilan luar pun lihai menempatkan warna yang khas dengan motor beraliran naked bike modern. Mungkin karena doi lama custom mobil.

Bisa lihat rangka ER-6 kelir standar putih ini yang dicat merah. Belum lagi sebagian cover bodi dilapis carbon lalu dipernis ulang biar kelihatan kinclong. Telihat di bawah batok lampu dan di bawah jok.

“Agar kelihatan sangar, batok lampu diisi bohlam projector. Sedangkan sepabor belakang dipapas sampingnya agar telihat ramping. Lalu footstep dan behel dilapis warna bronze,” tunjuk Taufik. (motorplus-online.com)

 DATA MODIFIKASI
Master & kaliper : Tokico Kawasaki ZX10
Setang : Renthal
Spion : Rizoma Italy
Knalpot : Dibobok

Taufik: 0812-969-2334
  

Honda Spacy, Enggak Neko-neko


Dewi Puji Astuti memang gandrung modifikasi. Tapi, gak mau motornya terlihat aneh, banyak part tak berguna dan gak enak buat riding harian. Itulah yang disampaikan pada rumah modifikasi AJM Motor. Sim salabim, hasilnya Spacy Gak Neko-Neko.

Skubek Honda ini terlihat apik, resik dan bikin orang melihat jadi kagum. Di sinilah letak keahlian AJM dalam meramunya. Dilihat sekilas, ubahan motor ini hanya sederhana. Bahkan cat orisinal pun masih dipertahankan.

Tapi, kenapa motor terlihat beda? Ini disiasati dengan menghilangkan unsur warna gelap yang dominan di motor.  Maklum, warna gelap, berkesan suram. Warna hitam juga mematikan warna lainnya.

Makanya bagian motor yang hitam pun dilabur cerah. Seperti pada dek motor di bawah jok hingga pijakan kaki. Diganti dengan warna abu-abu. Sedangkan di dek bawah digusur warna biru senada dengan warna bodi.

Biar makin ceria, part bolt on diaplikasikan.  Tekadnya tetap sama, harus mencolok mata dan elegan. Contohnya pada pelek jari-jari merek variasi dari Thailand. Sengaja dipilih warna emas, karena mewakili kesan mewah.

Sentuhan terakhir pada pembungkus jok. Warna hitam bawaan pabrik pun sirna. Mengaplikasi MBtech Camaro dengan 3 warna; abu-abu, hitam dan biru. Motor pun jadi terlihat istimewa. Meskipun ubahannya gak neko-neko. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: Corsa
Ban belakang: Mizzle
Pelek depan: Delrim
Pelek belakang: Delrim

Honda Scoopy, Jadi Maskot MBtech


Melihat Honda Scoopy milik Febri Rambun Pamenan ini,  banyak orang menyangka ini maskot pelapis jok MBtech. Bahkan juri dari MBtech Awards saat MOTOR Plus skubek kontes (12-13/5) di Senayan lalu geleng-geleng kepala. “Seandainya dibuka kelas maskot MBtech, layak dapat juara,” tegas Setiyanto, General Manager PT Polystar International yang juga pimpinan juri.

Hal ini diamini si empunya. “Sejak dibuka kelas khusus MBtech, aku memang berniat menjadikan motorku sebagai maskot MBtech. Makanya,  dalam pemilihan part dan cat, aku tidak keluar dari 3 warna kebesaran MBtech. Yaitu kuning, putih dan hitam.  Itu aku lihat dari desain logonya,” tegas Febri Rambun Pamenan, pemilik motor yang sudah pasti hadir di kontes yang berbarengan dengan event Otobursa Tumplek Blek itu.

Benar saja. Coba pelototin. Setiap detail part dan sapuan warna mencirikan warna kebesaran MBtech.  Ubahan warna pun terlihat elegan dan tidak norak.

Hal ini disiasati dengan mengubah aksen coklat pada warna standar motor. Semua kelir coklat diganti kuning. Sedangkan putih dibiarkan standar.

Aksen kuning juga diperlihatkan dalam pemilihan sok depan berbalut kuning emas bermerek Trusty. Makin sip dipadu dengan pelek emas berjuluk Akront Spain.

Meski  kuning sudah dominan di bodi, toh Febri masih terganggu dengan warna hitam pada cover CVT. Kesannya kotor. Tak pelak, daerah inipun juga dilabur kuning. Hitam hanya tersisa pada roda dan sepatbor belakang.

Bahkan saat mengaplikasi sok belakang pun gak sembarangan. Tetap harus mengandur unsur dari 3 warna kebesaran. Pilihan jatuh pada sok Gazy dari Thailand. Dipilih karena berwarna kuning emas pada tuasnya dan paduan putih pada per spiralnya.

Begitupun saat pemasangan cover jok. Memakai MBtech tipe Camaro yang memadukan putih dan kuning. 
Tapi, yang bikin juri kagum desain decalnya.

“Pemilik motor benar-benar niat memesan khusus. Mulai logo, gambar maskot hingga tagline dari MBtech dibikin sendiri. Semuanya terpasang mengikuti kontur motor Scoopy. Idenya top,” tambah Setiyanto.

Tak hanya terpasang rapi, tapi juga berisi pesan-pesan layakanya sebuah motor maskot. Contohnya pada coverbody samping. Terlihat warning terhadap MBtech tiruan.

Di situ juga terlihat penegasan MBtech sebagai the original and automotive syntetic leather.  Sekali lagi, ini bukanlah stiker dari produsen MBtech. Tapi, bikinan dewek.      

Sayang, motor ini tak mendapatkan juara di kelas MBtech Awards. “Kalau untuk mencari maskot, motor ini layak menang. Tapi, di MBtech Awards, kita menilai joknya. Mulai kreativitas desain fitur, kenyamanan, kebersihan dan beberapa kriteria lain,” tutup pria berkacamata ini. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow Sea Wawk 60/80-17
Ban belakang : FDR Genzy 70/80-17
Sok depan : Trusty
Sok belakang : Gazy
Lampu : HID
Cakram : NVI

Rabu, 04 Juli 2012

Yamaha Scorpio, Ala RSV4 Versi Balap !


Aprilia RSV4 salah satu moge sport Itali yang punya desain unik. Faktor inilah yang membuat Rudy Suhendra kepincut ingin memilikinya. Tapi, bukan besutan built up yang didatangkan langsung dari Negeri Pizza tersebut. Melainkan doi modifikasi total Yamaha Scorpio dibuat semirip mungkin dengan RSV4 yang aslinya 1.000 cc itu.

Bagi Wardoyo dari rumah modifikasi G2C, bukan pekerjaan mudah buat mewujudkan keinginan Rudy. “Pemilik motor menginginkan detailnya dibuat semirip mungkin dengan RSV4 versi balap. Utamanya lekukan fairing dan bodi belakang yang khas,” ujar Wardoyo.

Bila mengandalkan gambar yang didapat dari referensi searching di google, pastinya bakal sulit untuk mengolah bahan pelat yang jadi andalan bengkel G2C untuk menggarap bodi motor. Solusinya Wardoyo harus ngemal dari bodi motor Aprilia RS4V aslinya.

“Kebetulan ada rekanan bengkel modifikasi yang punya cetakan fiber dari bodi aslinya. Nah, saya mengandalkan hasil cetakan fibernya untuk ngemal seluruh bagian bodinya untuk dibuat ulang dengan pelat,” jelas modifikator asal Sragen, Jawa Tengah itu.

Namun bila mengikuti dimensinya dengan yang asli, pastinya bakal kedodoran saat dipasang ke rangka Scorpio. Makanya saat ngemal ulang dan bikin bodi baru dari pelat galvanis, Wardoyo berusaha mengikuti dimensi Yamaha Scorpio. Agar bisa proposional alias ideal dipandang.

Untuk rangka yang aslinya model tubular, harus diganti jadi deltabox layaknya motorsport sejati. Makanya rangka tengah dibuatkan kondom deltabox dari pelat dengan sistem knock down. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 110/90-17
Ban belakang : Swallow 160/60-17
Pelek : Variasi lokal
Footstep depan : Suzuki GSX-R400
Knalpot : Custom G2C
Setang : Aprilia RS125
G2C : 021-4642-7753
 

Honda CBR 250R, Berbaju Yamaha


Honda CBR 250R milik Derta Eko Wibowo ini terbilang cukup apik soal modifikasi. Walaupun modifnya hanya sekadar pemasangan variasi, tapi unsur detail dan harmonisasi tetap diperhatikan. Ubahan yang dilakukan Derta berawal dari ide sendiri.

Bapak satu anak ini fans berat Jorge Lorenzo! Doi pun kepincut banget kelir yang dipakai Yamaha YZR-M1 yang digeber di arena MotoGP. Lha, tapi kenapa belinya Honda? He...he...he.

Lanjut! “Sengaja saya pilih warna M1 special edition ini. Agar makin ngefans dengan Lorenzo,” kata Pria yang tinggal di Jl. Cenek II, Kodam, Bintaro, Jakarta Selatan.

Untuk merealisasikan idenya, Derta dibantu Oky yang saudaranya. Mereka mencari variasi dengan mengunjungi beberapa bengkel dan toko variasi. Tentu enggak asal beli terus pasang. Semuanya mereka diesuaikan konsep.

Mulai dari cat! Bodi yang sudah mempunyai desain futuristik ini dilabur cat Spies Hecker. Warna putih dikombinasikan merah membuat motor 250 cc ini makin beda penampilannya. Pengecetan bodi yang dilakukan di bengkel Wahyu Motor yang berlokasi di Jl. Kodam Raya, No. 8, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Sedangkan variasi lainnya seperti footstep, setang dan stabilizer, Oky mendapatkannya dari toko variasi langganan. Penampilan standarnya yang ala balap, makin klop dengan pemakaian knalpot racing Akrapovic. Saluran buang ini menambah kesan racing style. Dengan begitu pemakaian variasi pendukung tadi menambah kuat untuk konsep.

"Untuk urusan variasi, Oky yang cari ke beberapa bengkel di daerah Jakarta Barat,” kata Derta. Alasannya, “Iya, dia sibuk kerja sih. Tapi, variasi apa saja yang dibeli dikonsultasikan dulu dengan Derta,” timpal Oky. Wah, Saudara sepupu yang kompak nih! He... he... he...

Walaupun penampilan yang racing look, ternyata doi belum berani modifikasi area mesin. “Modif penampilan aja, mesin standar sudah cukup kok bagi saya,” kata Derta merendah. Bukan apa-apa, motornya ini memang buat harian doang.

Modifikasi CBR 250R ini memang sudah berubah secara tampilan. Tapi, sa-yang, kaki-kaki masih dibiarkan standar. “Mungkin ke depannya baru akan dipikirin ganti kaki-kaki,” imbuhnya. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax BT45 120/70-17
Ban belakang : Battlax BT45 130/70-17
Knalpot  : Akrapovic
Cover engine : Bikers
Setang: Biker

Honda CB100, Awas Tertipu Tampang XR


Sepintas Honda CB100 1974 milik Suhendi ini seperti motor adventure biasa. Kuda besi milik bro yang tinggal di Cirebon, Jawa Barat ini hanya dilakukan modifikasi sederhana. Malah, juga terkesan pacuan grasstrack tempo doeloe. Trus apa kelebihannya? Kok bisa masuk MOTOR Plus.

Paling kentara terlihat pada penerapan ban kembang tahu yang identik motor penjelajah masuk-keluar hutan. Namun jangan salah kira dulu! Ubahan tersebut ternyata mengacu pada tampilan dari Honda XR yang memiliki kapasitas mesin 85 cc dengan bentuk aslinya memang sudah serupa mini trail sejati.

Ditambah pula, basis antara XR dan CB100 nyaris serupa. Yang membedakan hanya di kapasitas mesin saja. Enggak percaya, coba silakan sobat lihat di internet deh. Tapi, bukan yang Indomie telor kornet, lho!


Ini yang bikin Suhendi kepincut untuk mengubah bentuk CB dengan tampang XR. “Bentuknya memang simpel, seperti motor adventure pada umumnya. Mungkin kalo sekarang disebut dengan minimoto. Karena torsi motornya ber-cc kecil,” cuap Hendi, sapaan mesranya.

Hendi menggandeng Yudi Satria, rekannya yang merupakan builder dari Ape Motorcycle (AM) di Jl. Perjuangan, No. 70, Cirebon. Doi, coba wujudkan ambisinya untuk merombak total CB seperti layaknya tunggangan dari XR.

Ubahan awal yang dilakukan Yuza, sapaan akrab modifikator AM ini, memangkas frame di bagian tengah hingga menjalar ke buritan. Tujuannya guna mengejar kesan ringkas dan sesuai dengan tampilan asli XR. Sebagai ganti dari rangka yang baru, Yuza menggunakan pipa besi diameter 1/2 inci dengan ketebalan sekitar 2 mm.


 Kreatifitas Yuza coba ditorehkan dengan menggunakan hampir semua dari part handmade. Mulai dari bentuk rangka hingga tangki penampung bensin. Tak tertinggal, sepatbor depan-belakang yang juga merupakan hasil karya modifikator beraliran custom ini.

Detail buat bagian lain juga masih diperhatikan Yuza. Misalnya, pengaplikasian tebeng depan yang biasanya menjadi tempat buat menaruh nomor start kala dipakai balap. Meskipun, Hendi tak memakai CB-XR ini buat kompetisi garuk tanah alias grasstrack, lho.

Selain itu, kelir hitam-putih bermotif kotak layaknya bendera finish pun ikut terpasang di tangki. Tujuannya, buat tambah kesan racing. Bentuknya, disesuaikan dengan desain tangki yang bergaya klasik. Hasil akhirnya bisa dilihat sendiri. Tampilan CB sekarang nyaris sama persis dengan XR.

“Kebetulan saat ini mulai gandrung dengan kegiatan naik motor yang nyusruk ke hutan dan jalur terjal. Pas dengan tunggangan CB ini,” kekeh Hendi.

Mantab! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: Swallow 70/80-17
Ban belakang: Swallow 80/100-17
Sok depan: Honda Tiger
Sok belakang: Baros
AM: 0852-2438767

Honda Scoopy, Klasik Tapi Mau Sporty


Gaya modifikasi yang nabrak, nongol pada Honda Scoopy milik Zaky Ardani asal Semarang, Jawa Tengah. Konsepnya, mirip dengan yang berkembang di Jepang. Tapi, nuansa klasik khas Scoopy dipadukan konsep modifikasi beraliran sporty. “Memang dasar Scoopy old school, namun saya ingin padukan dengan konsep sporty modern,” buka lajang yang tampil nyentrik ini.

Cukup sederhana mengembangkan dua konsep ini. Nuansa sporty dikejar dengan aplikasi komponen pendukung biar makin racing. Contohnya comot setang jepit Ride It. Dudukan yang simpel dan bolt on, mempermudah mengubah tampilan ala balap.

"Cuma menyesuaikan tinggi setang dan sudut setang saja agar lebih ridiable dipakai. Apalagi motor dipakai harian dan juga buat berangkat kuliah,” cuap Zaky yang sekolah di Jurusan Komunikasi Visual, Udinus, Semarang.

Aroma ala racing juga nampak pada buritan. Sepatbor belakang sengaja dicopot, pilihan pernik buritan simpel lebih menonjol. Lampu stop misalnya, anggota Scoopy Owner Semarang (SOS) ini lebih pilih kreasi sendiri, bukan comot produk variasi. Makanya terlihat lucu juga dengan bodi Scoopy yang gembung dipadukan lampu belakang Daihatsu Xenia.

Sedangkan lampu depan masih dipertahankan asli, cuma reflektor dalemannya yang diubah agar makin menarik dengan lis biru. Nuansa sporty bagian depan makin nongol dengan sein depan Yamaha Jupiter MX 135LC.

Aplikasi ini merupakan konskuensi pemakaian setang jepit. Sebab Scoopy aslinya memiliki lampu penanda belok depan pada setang. Buat bagian ini Zaky dibantu Hartono Airbruss yang juga di Semarang. Termasuk, grafis bodi baru yang dikelir pada semua lekuk Scoopy.



Nilai keselarasan warna dan pernik yang dipakai menjadi tolok ukur hasil. Makanya Zaky dan Hartono bukan asal tempel variasi dan labur bodi, tapi menggunakan perhitungan yang matang.

Semua, berlaku hingga bagian detail yang merupakan kesatuan dari modifikasi. Misalnya pernik kecil seperti spion dan grip gas dipilih yang berkelir emas agar terlihat mewah. Asyik bray!

FINISHING MANTAP
Mengimbangi pemakaian se­tang model jepit, spidometer Scoopy yang unik perannya digantikan dengan spido aftermarket buat dukung konsep sporty.

Nilai dinamis modifikasi pun nampak pada jok, bukan model biasa tentunya. Namun memiliki grafis macam emboss bergelombang. “Bagian ini saya serahkan pada Hartono agar hasilnya sempurna,” cuap Zaky yang doyan turing ini.

Bodi full kreasi difinishing dengan kaki-kaki ala balap tentunya. Pelek comotan Power terlihat apik dengan kombinasi ban Indotire, apalagi Zaky memilih ukuran besar agar pas dengan konsep yang ala racing, dan tentunya pas dengan bodi yang membulat. Sistem ajrutan depan belakang pun diganti,

“Redaman lebih enak dipakai di jalanan Semarang yang naik-turun, dan tentu saja lebih gaya,” tutup Zaky yang berkumis tipis ini. Suit suit! (motorplus-online.com)

Honda Scoopy, Klasik Tapi Mau Sporty


Gaya modifikasi yang nabrak, nongol pada Honda Scoopy milik Zaky Ardani asal Semarang, Jawa Tengah. Konsepnya, mirip dengan yang berkembang di Jepang. Tapi, nuansa klasik khas Scoopy dipadukan konsep modifikasi beraliran sporty. “Memang dasar Scoopy old school, namun saya ingin padukan dengan konsep sporty modern,” buka lajang yang tampil nyentrik ini.

Cukup sederhana mengembangkan dua konsep ini. Nuansa sporty dikejar dengan aplikasi komponen pendukung biar makin racing. Contohnya comot setang jepit Ride It. Dudukan yang simpel dan bolt on, mempermudah mengubah tampilan ala balap.

"Cuma menyesuaikan tinggi setang dan sudut setang saja agar lebih ridiable dipakai. Apalagi motor dipakai harian dan juga buat berangkat kuliah,” cuap Zaky yang sekolah di Jurusan Komunikasi Visual, Udinus, Semarang.

Aroma ala racing juga nampak pada buritan. Sepatbor belakang sengaja dicopot, pilihan pernik buritan simpel lebih menonjol. Lampu stop misalnya, anggota Scoopy Owner Semarang (SOS) ini lebih pilih kreasi sendiri, bukan comot produk variasi. Makanya terlihat lucu juga dengan bodi Scoopy yang gembung dipadukan lampu belakang Daihatsu Xenia.

Sedangkan lampu depan masih dipertahankan asli, cuma reflektor dalemannya yang diubah agar makin menarik dengan lis biru. Nuansa sporty bagian depan makin nongol dengan sein depan Yamaha Jupiter MX 135LC.

Aplikasi ini merupakan konskuensi pemakaian setang jepit. Sebab Scoopy aslinya memiliki lampu penanda belok depan pada setang. Buat bagian ini Zaky dibantu Hartono Airbruss yang juga di Semarang. Termasuk, grafis bodi baru yang dikelir pada semua lekuk Scoopy.



Nilai keselarasan warna dan pernik yang dipakai menjadi tolok ukur hasil. Makanya Zaky dan Hartono bukan asal tempel variasi dan labur bodi, tapi menggunakan perhitungan yang matang.

Semua, berlaku hingga bagian detail yang merupakan kesatuan dari modifikasi. Misalnya pernik kecil seperti spion dan grip gas dipilih yang berkelir emas agar terlihat mewah. Asyik bray!

FINISHING MANTAP
Mengimbangi pemakaian se­tang model jepit, spidometer Scoopy yang unik perannya digantikan dengan spido aftermarket buat dukung konsep sporty.

Nilai dinamis modifikasi pun nampak pada jok, bukan model biasa tentunya. Namun memiliki grafis macam emboss bergelombang. “Bagian ini saya serahkan pada Hartono agar hasilnya sempurna,” cuap Zaky yang doyan turing ini.

Bodi full kreasi difinishing dengan kaki-kaki ala balap tentunya. Pelek comotan Power terlihat apik dengan kombinasi ban Indotire, apalagi Zaky memilih ukuran besar agar pas dengan konsep yang ala racing, dan tentunya pas dengan bodi yang membulat. Sistem ajrutan depan belakang pun diganti,

“Redaman lebih enak dipakai di jalanan Semarang yang naik-turun, dan tentu saja lebih gaya,” tutup Zaky yang berkumis tipis ini. Suit suit! (motorplus-online.com)

Honda Scoopy, Klasik Tapi Mau Sporty


Gaya modifikasi yang nabrak, nongol pada Honda Scoopy milik Zaky Ardani asal Semarang, Jawa Tengah. Konsepnya, mirip dengan yang berkembang di Jepang. Tapi, nuansa klasik khas Scoopy dipadukan konsep modifikasi beraliran sporty. “Memang dasar Scoopy old school, namun saya ingin padukan dengan konsep sporty modern,” buka lajang yang tampil nyentrik ini.

Cukup sederhana mengembangkan dua konsep ini. Nuansa sporty dikejar dengan aplikasi komponen pendukung biar makin racing. Contohnya comot setang jepit Ride It. Dudukan yang simpel dan bolt on, mempermudah mengubah tampilan ala balap.

"Cuma menyesuaikan tinggi setang dan sudut setang saja agar lebih ridiable dipakai. Apalagi motor dipakai harian dan juga buat berangkat kuliah,” cuap Zaky yang sekolah di Jurusan Komunikasi Visual, Udinus, Semarang.

Aroma ala racing juga nampak pada buritan. Sepatbor belakang sengaja dicopot, pilihan pernik buritan simpel lebih menonjol. Lampu stop misalnya, anggota Scoopy Owner Semarang (SOS) ini lebih pilih kreasi sendiri, bukan comot produk variasi. Makanya terlihat lucu juga dengan bodi Scoopy yang gembung dipadukan lampu belakang Daihatsu Xenia.

Sedangkan lampu depan masih dipertahankan asli, cuma reflektor dalemannya yang diubah agar makin menarik dengan lis biru. Nuansa sporty bagian depan makin nongol dengan sein depan Yamaha Jupiter MX 135LC.

Aplikasi ini merupakan konskuensi pemakaian setang jepit. Sebab Scoopy aslinya memiliki lampu penanda belok depan pada setang. Buat bagian ini Zaky dibantu Hartono Airbruss yang juga di Semarang. Termasuk, grafis bodi baru yang dikelir pada semua lekuk Scoopy.



Nilai keselarasan warna dan pernik yang dipakai menjadi tolok ukur hasil. Makanya Zaky dan Hartono bukan asal tempel variasi dan labur bodi, tapi menggunakan perhitungan yang matang.

Semua, berlaku hingga bagian detail yang merupakan kesatuan dari modifikasi. Misalnya pernik kecil seperti spion dan grip gas dipilih yang berkelir emas agar terlihat mewah. Asyik bray!

FINISHING MANTAP
Mengimbangi pemakaian se­tang model jepit, spidometer Scoopy yang unik perannya digantikan dengan spido aftermarket buat dukung konsep sporty.

Nilai dinamis modifikasi pun nampak pada jok, bukan model biasa tentunya. Namun memiliki grafis macam emboss bergelombang. “Bagian ini saya serahkan pada Hartono agar hasilnya sempurna,” cuap Zaky yang doyan turing ini.

Bodi full kreasi difinishing dengan kaki-kaki ala balap tentunya. Pelek comotan Power terlihat apik dengan kombinasi ban Indotire, apalagi Zaky memilih ukuran besar agar pas dengan konsep yang ala racing, dan tentunya pas dengan bodi yang membulat. Sistem ajrutan depan belakang pun diganti,

“Redaman lebih enak dipakai di jalanan Semarang yang naik-turun, dan tentu saja lebih gaya,” tutup Zaky yang berkumis tipis ini. Suit suit! (motorplus-online.com)

Honda Tiger, Seni Wong Jogja


Modifikasinya Honda Tiger 1995 ini diibaratkan sebagai karya seni. Itu menurut Sigit yang punggawa rumah modifikasi Back Smith Motorcycle (BSM). Maklum doi builder yang jebolan Sarjana Seni Rupa. 

Besutan milik Nawan Widodo yang tidak lain kakak kandung Sigit ini diolah dengan tema street fighter. “Coba dipadukan antara modifikasi Tiger ini dengan dunia seni. Makanya hampir 80% part yang dipakai hasil custom,” urai pria jebolan Fakultas Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.

Gaya naked bike dipertegas lewat tambahan pemasangan rangka custom. “Mengandalkan model teralis yang materialnya diambil dari pipa tubular. Kemudian dibentuk menyerupai model rangka tengah Ducati,” urai Sigit yang bermarkas di Barak Margomulih, Seyegan, Sleman, Jogjakarta itu.

Lantas agar lebih manis, tangki desainnya dibikin  menyerupai Yamaha R1 biar terlihat sporty. “Untuk bodi belakang, mengadopsi besutan Suter. Itu lho tunggangan Marc Marquez di ajang Moto 2. Modelnya tipis bikin buritan terlihat simpel,” urai Sigit lagi.


Biar tongkrongan motor lebih gagah, pastinya kaki-kaki ikut kena jarah. Areal pengejut sok depan mengandalkan limbah upside down copotan dari Cagiva Mito. “Dimensinya enggak terlalu besar, cocok buat motor sekelas Tiger,” jelas Sigit yang menempel lampu depan milik Yamaha Byson itu.

Nah, untuk menemani sok belakang dari Suzuki Satria FU, sigit mengandalkan lengan ayun custom. Hasil kondom pelat besi dibentuk menyerupai punya moge. “Swing arm dibuat lebih tebal agar kaki-kaki terlihat lebih kokoh,” jelas bro yang mengandalkan pelek racing produk lokal.

Eit.. hampir kelewat,   semua part custom yang dipasang dimotor ini semuanya fungsional dan sangat safety. “Karena demi safety, di mesin depan dipasangi kisi-kisi model susun. Biar sedikit kelihat penuh dan sekaligus melindungi mesin dari kotoran,” tutup Sigit.

Sip! (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Corsa 110/70-17
Ban belakang : Swallow 160/60-17
Setang : Hand Made
Lampu belakang : Revo
Knalpot : AHRS
BSM : 081-7411-1760 

Minggu, 01 Juli 2012

Nissan 180SX, Simplicity Sang Pangeran Ngesot

Kaki-kaki pun dipilih merek yang tak asing lagi di dunia drift. Sokbreker DG-5 dengan seperangkat lower arm lansiran Driftworks, dipercaya menopang bobot 180SX ketika dipakai sliding. Kombinasi pelek Enkei GTC01 berdiameter 17 inci untuk depan dan 18 inci di belakang, bikin Djan lebih mudah mengendalikan mobil ketika drift walaupun tenaga mesin tidak terlalu besar.

Nah, kunci keberingasan tenaga bisa jadi berasal dari bobot mobil berkelir kombinasi hitam dan hijau ini yang terbilang ringan. Begitu OTOMOTIF membuka kap mesin, ternyata apron depan dan sepatbor sudah hilang. Jadi, radiator berikut bodi depan cukup bertengger pada pipa kecil yang lebih ringan. Begitu pula bodi yang kini mengandalkan karbon fiber.

Kesederhanaan sang pangeran yang membuahkan hasil maksimal. (mobil.otomotifnet.com)

Setelah istirahat setahun penuh, tanpa mengikuti kejuaraan drift. Akhirnya, Tengku Djan Ley, yang punya nickname Prince Of Drift muncul kembali pada seri Achilles Formula Drift 2012 di Malaysia lalu. Tak sekadar muncul, Djan yang kali ini mengendarai Nissan 180SX, berhasil naik podium ketika menempati posisi 3. Padahal, 180SX yang dipakai terlihat simpel minim ubahan.

Mengintip mesin yang terpasang, memang SR20 DET ‘black top' terkenal lebih mumpuni dan tak diragukan lagi tenaga yang dihasilkan. "Kecuali cylinder head, semuanya masih standar," terang ayah dari Tengku Djuno Ley yang baru saja lahir di bulan April 2012 lalu. Hasil obrolan dengan OTOMOTIF saat istirahat balap, Djan ingin mulai perlahan tapi meyakinkan untuk bisa mengikuti s
eluruh seri Formula Drift Asia.








Djan tak menyebut detail, termasuk camshaft pun dibilang masih pakai aslinya SR20 DET. Hanya yang pasti, fuel rail lansiran Sard berikut injektor berkapasitas 860 cc terpasang demi melancarkan asupan bahan bakar.

Apalagi, turbo Garrett pun sudah dimaksimalkan hingga sanggup mencapai boost 1,8 bar. Terbilang sedikit yang memakai di komunitas drift, Djan ternyata memilih perangkat water injection untuk membangkitkan tenaga berlebih. Kuncinya, dari modul pengendali Motec M800 yang mengatur seluruh kontrol mesin.

Paling kentara sih, throttle body custom yang berpasangan dengan piping turbo dari Tonnka. Menariknya, pria yang hobi bermain gitar ini masih percaya dengan kekuatan viscous fan standarnya daripada electric fan yang lebih ringan. "Viscous fan lebih mumpuni ketika high speed. Proses pendinginan mesin lebih stabil," ungkap pengguna Toyota Aristo untuk kegiatan sehari-harinya ini.Djan tak menyebut detail, termasuk camshaft pun dibilang masih pakai aslinya SR20 DET. Hanya yang pasti, fuel rail lansiran Sard berikut injektor berkapasitas 860 cc terpasang demi melancarkan asupan bahan bakar.

Apalagi, turbo Garrett pun sudah dimaksimalkan hingga sanggup mencapai boost 1,8 bar. Terbilang sedikit yang memakai di komunitas drift, Djan ternyata memilih perangkat water injection untuk membangkitkan tenaga berlebih. Kuncinya, dari modul pengendali Motec M800 yang mengatur seluruh kontrol mesin.

Paling kentara sih, throttle body custom yang berpasangan dengan piping turbo dari Tonnka. Menariknya, pria yang hobi bermain gitar ini masih percaya dengan kekuatan viscous fan standarnya daripada electric fan yang lebih ringan. "Viscous fan lebih mumpuni ketika high speed. Proses pendinginan mesin lebih stabil," ungkap pengguna Toyota Aristo untuk kegiatan sehari-harinya ini.







Suzuki Shogun, Racing Look Futuristik


Rico Anggi Agrina salah satu pribadi yang nyentrik. Sebagai pekerja seni, lajang gaul disapa Rico ini memiliki selera yang sedikit urakan pada bentuk modifikasi. Tapi, olah kreasinya layak diapresiasi.

Kuda besi lansiran 1998 ini sakses merebut podium kehormatan pada beberapa ajang kontes. “Kuncinya piawai memadukan konsep, proses pengerjaan dan finishing yang sempurna,” buka pemilik Shogun 110R sekaligus owner galeri sepatu lukis dari Delanggu, Klaten, Jawa Tengah.

Konsep jelas, Rico menyasar bentuk racing modern layaknya bebek masa depan. Makanya satu set bodi Yamaha X-1 dicomot. Tapi, bukan asal pasang. Sebab Rico menambahkan beberapa detail agar bentuk makin modern dan berkelas.
Contohnya, lampu depan asimetris. Bodi asli X-1 dipotong dan ditemplokin lampu depan Kawasaki Ninja 250R. “Tampilan depan dibuat nyeleneh. Pola bodi standar X-1 dipadukan bentuk shroud samping yang lebih landai agar terlihat dinamis,” papar Vian dari Bintang Modified (BF), Solo, Jawa Tengah yang kebagian order dari Rico.

Aslinya bentuk tameng sayap X-1 memang kaku dan serba kotak. Tapi, dengan bentuk landai ini, pola bentuk airscoop terlihat lebih masuk pada konsep. Airscoop ini memang sengaja dibuat lebih kecil, sebab pada bagian depan airscoop dibuatkan model radiator palsu yang memperpadat bodi depan.

Lucunya, Rico bukan cuma order pada satu bengkel modif saja. Sebab, konsep modifikasi bergaya racing look modern ini juga digarap oleh Andika. Tapi, bukan Andika yang nulis naskah ini, lho. Melainkan Andika dari Bre Custom (BC), Solo. He.. he.. he...

BC juga yang beken dengan modifikasi extreme. Hasil tangan dingin Andika ditunjukan dengan model buntut pendek layaknya street fighter Purwokerto yang punya penampilan buntut cepak.
"Sebenarnya desain buntut ini lebih mengacu pada model Aprilia RSV4. Cuma, bentuknya dibikin lebih pendek agar lebih terlihat padat dan nyambung ke desain depan,” cuap modifikator yang ngendon di Surakarta ini.

Pola buntut memang terlihat padat, apalagi dipadukan dengan model jok yang simpel. Tutup tangki sengaja dibuat model di luar, sehingga proses pengisian bahan bakan lebih mudah, dan tentu saja menjadi terlihat lebih modern secara visual. Jok boncenger juga mungil, tapi masih bisa digunakan untuk membawa gebetan. Gebetannya yang mungil! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: FDR 90/80-17
Ban belakang: Swallow 140/60-17
Sok belakang: Jupiter MX 135LC
BC: 0865-4219-2001
BM: 0856-4247-903