Kamis, 31 Mei 2012

Yamaha Byson, Ubahan Ala Ducatson

Kayaknya bosan mendengar alasan pengguna Yamaha Byson dalam modifikasi. Byson sudah tampil kekar dan sangar, tapi dianggap masih kurang kekar. Seperti yang dibilang Sutrisno, juga sama. “Kurang kekar!,” teriak bro yang senang kumpul dengan komunitas itu. Maka itu, bikers yang kooordinator wilayah klub BYONIC (Byson Yamaha Owner Indonesia Club) Jakarta Timur ini, mengajak Byson fitnes. Biar mirip, macam binaraga Ade Rai berotot kekar. Pastinya memiliki otot yang kekar butuh proses dong. Pembentukan awal dimulai dari tangki. Tangki yang berbentuk bulat seolah layaknya lemak berlebih di perut. Tangki dibuat jadi six pack. Caranya lewat aplikasi kondom dari bahan fiberglass. Soal model, mengikuti wadah bahan bakar moge Yamaha FZ8. Makin oke, kondom tangki ini dilabur kelir putih kepunyaan Danagloss. Buat urusan ini, Trisno order langsung ke bro Dadang Yudiarto yang buka workshop di Jl. Sukamulya, Patung Panda, No. 1, Pasteur, Bandung. Usai bermain tangki, vitamin pembentuk otot juga diminum Byson ini. Begitunya, otot lebih keluar. Caranya, lewat pemakaian sasis tubular di sisi samping kiri-kanan. ‘Otot tambahan’ ini dibuat dari pipa besi diameter 1,5 inci. Cara bikinnya, dilas menggunakan las acetylene. Part yang bisa bikin motor lebih berotot ini adalah kerjaan dari bengkel las Yanto yang ngendon di Jl. Raya Pekayon, No. 6, Jaka Setia, Bekasi Selatan. Biar kesan otot makin keluar, sasis tubular itu diberi keli merah juga dari Danagloss. Pemasangan rangka tubular ini cukup bolt-on aja. Dudukan frame tambahan ini dipegang baut 10 yang terletak di lubang shroud standar Byson. Sedangkan dudukan bawah, ikut nimbrung di baut engine mounting belakang mesin. Giliran sok depan yang diajak fitnes! Tetap pakai sok depan standar Byson yang sudah besar, tapi bagian as sok dikondom pakai pipa besi diameter 2 inci. Biar tampak dominan, kondom sok itu dikelir emas.
Layaknya binaraga beraksi diatas panggung, maka pakaian hanya menyisakan underwear saja. Hal itu dilakukan sama di Byson ini. Agar permainan otot makin terlihat, ‘baju belakang’ pun dibuka. Wow.. sudah kaya atlet binaraga yang lagi kontes tuh. "Meski dibuka, tapi tetap perhatikan safety. Sepatbor belakang masih dipertahankan. Tujuannya, biar stoplamp dan sein bisa nempel," beber Trisno yang juga karyawan salah satu perusahaan dibidang alat-alat teknik ini. Mengimbangi otot dan tubuh yang kekar, engine ikut dibore up. “Pakai piston Honda Tiger oversize 150. Sisanya, porting polish lubang exhaust dan intake, biar enggak ketinggalan kalo turing jauh bareng temen-temen dari BYONIC,” seru pria yang karburatornya aplikasi mainjet ukuran 125 dan pilot-jet 17,5. Setelah semua kelar dibikin kekar, tampilan malah mirip motor keluaran negara Italia, Ducati. Makanya teman satu klub Sutrisno ngasih nama guyonan buat motor ini, "Ducatson" yang artinya motor Byson yang mirip Ducati. Namanya enggak kebalik tuh? Motor sudah kekar bin sangar. Tinggal yang punya tuh yang dibikin kekar, biar seimbang. He...he...he... (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Lampu depan: Honda Scoopy Handel rem : Ride It CDI : BRT I-Max Ban belakang: Battlax 150/60-17 Ban depan : IRC 110/700-17

Selasa, 29 Mei 2012

Motor MotoGP ala Zul Zivilia

Jakarta - Padatnya jadwal manggung sana sini tidak bisa menghentikan vokalis band Zivilia, Zulkifli untuk menyalurkan hobi memodifikasi motor kesayangan. Kali ini Zulkifli merombak tampilan Honda CBR 250 R tahun 2011. "Saya emang suka motor, dan saya memang sengaja mengubah tampilan Honda CBR250R milik saya, karena sangat jarang para pemilik CBR yang mengubah keseluruhan motornya, dan saya cukup puas," ucap Zulkifli saat ditemui di bengkel modifikasi Tauco Custom yang berada di Jl. Kebagusan Raya No. 99, Jagakarsa, Jakarta. Warna kuning dominan yang diselimuti warna hitam, terlihat menawan dan elegan layaknya motor sport sekelas MotoGP. "Saya memang sengaja memilih warna kuning, karena saya sangat senang dengan warna kuning. Saya juga punya gitar berwarna kuning," ujarnya sambil tersenyum bahagia. Perubahan berarti terlihat di setiap lekuk tubuh CBR 250 R milik Zulkifli, pada bagian depan dan belakang. Bagian depan sangat menempel sebuah headlamp proyektor untuk mobil. "Ini merupakan perubahan dari konsep yang diambil dari desain MotoGP Honda RC212V milik Casey Stoner. Dan ini merupakan bentuk dari sebuah motor sport sejati," ucap Topo Goedel Atmodjo Boss dari Tauco Custom. Selain lampu proyektor tampilan kesan MotoGP juga terlihat pada swing arm, Knalpot karya kwangen custom products. Begitu juga dengan bodi pelat galvanis 0,8 mm yang juga digarap oleh Tauco Custom. Untuk memperkuat tampilan, Topo mengubah bagian kaki, seperti Shock depan yang menempelkan milik Aprilia 250. Selanjutnya Topo juga menggunakan pelek depan dan belakang milik Suzuki GSX 400, yang keduanya dibalut oleh ban Battlax. Dengan ukuran 110/70/17 bagian depan dan belakang 150/70/17. Serta sentuhan terakhir, dengan ikut menempelkan Foot peg variasi BIKERS Thailand. "Ubahan yang mengutamakan riding position dan berpedoman pada segitiga kenyamanan. Memang saya sesuaikan untuk sebagai seorang entertainer atau anak band Zivilia yang bisa menjadi trend setter di dunia hiburan," tutup Topo dengan santai.

Suzuki Satria FU150, Wujud Suami Sayang Istri

Wujud suami sayang istri diungkapkan Anju Simon terhadap Intan Vera Rama. Ketika masih pacaran, Simon masih pakai Suzuki Satria 120R. Saat itu, sang istri ingin pria yang tinggal di Slipi, Jakarta Barat itu memiliki Satria FU150. Kini keinginan itu terpenuhi sudah. “Tapi, setelah punya, justru saya ingin kasih kejutan buat istri. Dari dulu dia ingin punya motor berwarna pink,” sebut pria yang sudah setahun lebih menjalani bahtera rumah tangga itu.
Tapi, tentunya tidak serta-merta warna itu dilabur ke bodi. Apalagi motor ini juga dipakai harian. “Desain dibuat agar pink ini lebih terlihat eksotis dan sporty juga,” kata pria yang tugas di Pemadam Kebakaran wilayah Jakarta Barat itu. Urusan pengecatan dilakukan di Pacie Airbrush di daerah Cikini, Jakarta Pusat. Konsep terpenuhi lewat paduan warna pink-putih-hitam. “Malah tadinya ingin ada gambar babi lucu. Tapi, sayang karena untuk kejutan di hari ulang tahun istri, waktunya tidak terkejar,” sebut pria yang juga tergabung di Jakarta Satria Club ini. Indahnya cinta! (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan : IRC 80/90-17 Ban belakang : FDR MP57 90/80-17 Footstep : Yoshimura Pelek : Baros Excel 1,85x17 Tuas Rem : Ride IT

Honda Tiger, Bodi Standar, Asal...

Saat ini aliran café racer, brat style atau lainnya yang bergaya vintage banyak diterapkan di Honda Tiger. Tapi, tidak pada kuda besi milik Aldy Baztardoz. Pria yang aktif di Honda Tiger Maingling List (HTML) Jakarta Timur ini, tetap pede lewat bodi orsinil Tiger. Tapi, ada syaratnya! Wah, macam Mbah Dukun aja nih pakai syarat segala! He..he..he... “Desain Honda Tiger udah macho dan gagah, makanya saya pertahankan bodi asli,” buka Aldy. Begitunya kaki-kaki tak dibiarkan standar. Kaki gambot ini pun seakan jadi virus juga di kalangan komunitas mereka. Ternyata, itu dia syaratnya! Kaki besar nan gagah, dimainkan lewar limbah moge. Keterbatasan Aldy modifikasi sendiri pacuannya, ditutupi Aji. Doi, owner Aji Motor di Jl. Raya Akses UI No.45 Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Sok depan dari Yamaha V-Max. Sedangkan pelek depan-belakang pakai dari Honda CB400. Alasan Aldy pasang sok depan dari V-Max, karena kebetulan dapat murah-meriah. Dia tebus Rp 2,5 juta, berikut master rem dan kalipernya. Penyesuaian sedikit dilakukan. Itu karena tinggi sok Tiger dengan V-Max berbeda. As sok dipotong 5 cm. Setelah itu, per ulir yang di dalam tabung sok juga dipotong. “Kalau banyaknya ulir yang dipapas disesuaikan empuk-kerasnya sok sesuai keinginan Aldy. Tapi, di Tiger ini dipotong sekitar 3 ulir,” tambah Aji. Kaki depan yang gambot, diimbangi swing arm belakang yang aplikasi dari CB400. Kebetulan banget, doi dapat part penopang roda belakang ini dari temannya. Dan, memang sudah dimodif untuk Tiger. Jadi, tinggal pasang alias bolt on.
Kaki yang gambot, membuat Power Weight To Ratio (PWTR) berubah. Engine Tiger, dipaksa membawa bobot lebih berat selain rider. Maka itu, engine terapkan ala korek harian. Silinder blok dijejali seher Tiger oversize 50 yang ditambah karbu Keihin PE28. Selain itu, doi juga pakai radiator milik Yamaha Jupiter MX 135LC. Tapi, fungsinya bukan sebagai radiator tuh. Melainkan, oil cooler. Caranya, tutup radiator dimatikan fungsinya. Begitunya oli tetap bersirkulasi layaknya oil cooler. Oke deh! (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan : Battlax BT92 120/60-17 Ban belakang : Battlax BT92 160/60-17 Sepatbor depan : Honda CBR250 karbon Setang : Yamaha YT CDI : BRT

Honda New Blade 110, Solusi Untuk Sasis Baru

Awalnya, Ariawan Wijaya dari Baru Motor Sport (BMS) menanggapi dengan enteng order modifikasi dari Yudi sang pemilik Honda New Blade ini. Meski permintaanya ubah total bodi dan kaki-kaki, tetap saja dianggap enteng. Sampai akhirnya modifikator yang disapa Ari ini sadar kalau sasis Honda Blade lama dan New Blade benar-benar beda! "Waduh, ternyata beda banget!" buka Ari sambil pusing di bengkelnya yang terletak di Jl Palmerah Barat No.25A. Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Desain bodi custom lama jadi enggak bisa dipakai. Mau enggak mau harus cetak bodi fiber baru. Tapi karena yang punya motor sudah cocok dengan bodi ini, desainnya tetap harus dipertahankan," jelasnya. Lebih jauh Ari menjelaskan kalau rangka New Blade lebih lebar. Terutama di bawah jok, New Blade punya bagasi yang lebih besar sehingga rangka lebih keluar.
Meski repot, bodi anyar ini terlihat lebih keren. Lampu depannya nampak mirip Honda CBR 600RR. Bagian sampingnya juga terlihat lebih berisi. Buntutnya meruncing ke atas hasil ubah sedikit sasis buritan. "Buntut sedikit lebih panjang dari body custom untuk Blade lama," terang Ari yang tetap mempertahankan boks bagasi di bawah jok. Tampil keren dengan baju baru tapi tetap fungsional. Untuk kaki-kaki, limbah Honda NSR 150SP jadi pilihan. Barang langka ini punya ciri single swing arm di roda belakang. Makin eksotis kan! Pemasangan single swing arm ini cukup ribet, baik swing arm dan rangka New Blade harus di setting ulang.
Sedang untuk roda depan, hanya pelek dan disk brake dari NSR 150SP yang diambil. Suspensi depan tetap mempertahankan standar. Tapi enggak bisa langsung masuk karena pelek terlalu lebar. Solusinya segitiga harus dibuat ulang. Untuk setang dan panel indikator diambil dari Yamaha X1-R. Proses modifikasi yang makan waktu lebih lama dari rencana karena masalah bodi ini diakhiri dengan pengecetan dengan teknik airbrush. Motif ala Amerika sengaja dipilih dengan warna dasar merah-putih. (motorplus-online.com) Data Modifikasi Bodi custom: BMS Pelek depan-belakang: Honda NSR 150SP Swing Arm: Single Arm Honda NSR 150SP Monoshock: Honda NSR 150SP Knalpot custom: BMS Setang: Yamaha X1-R Panel Speedometer: Yamaha X1-R BMS: 081915113717

Sabtu, 26 Mei 2012

Suzuki GS 400, New Cafe Race

Siapa yang tak kenal dengan Suzuki GS 400 yang akrab di telinga lewat panggilan Suzuki Bandit. Seperti tunggangan milik Marcel Darwin ini. Motor yang memiliki bentuk gagah dan body bohay layaknya Julia Perej ini, dirombak dengan tema New Café racer oleh Donny Permana, sang modifikator dari Hantu Laut (HL). "Ciri new café racer, bisa dilihat di jok yang biasa merata sekarang jadi sedikit nungging layaknya pacuan MotoGP tapi enggak pake fairing,” canda Donny, modifikator nyentrik ini. Dukungan part original Suzuki Bandit, dirasa sudah mumpuni dukung tampilan new café racer yang dianut. Tinggal benahin di beberapa bagian biar keluar auranya. Untuk step awal, bagian frame mulai 'digauli'. Doi menggunakan teknik stock costum.
Artinya, 50% sasis tengah masih standar dan 50% lagi menggunakan pipa hollow tebal 2 mm. Sasis baru ini, buat bagian sub frame. Proses penyambungan sasis hanya menggunakan las acetylene. Enggak lupa juga, dibuatin dudukan aki di rangka baru yang terletak tepat di bawah jok. Buat dukung konsep aliran new café racer, tangki standar Suzuki Bandit terlalu kecil. Sehingga, tema kurang kental tercipta. Maka itu, Donny membentuk ulang tangki standar dengan pelat besi tebal 0,8 mm agar berubah wujud menjadi lebih semok nan indah. Uniknya, di setiap motor yang di bikin Donny, lubang tutup tangki tidak berada di tengah. Tapi, berada di sebelah pinggir yang tak simetris. “Itu dia bro yang bikin khas dan beda dari orang lain. Sebenarnya simpel sih, tinggal dibikin miring aja kok,“ kekeh Donny. Wah, asal jangan otak modifikatornya aja yang dibikin miring. He..he..he...
Ciri kental café racer juga ditum-pahkan lewat pembentukan buntut yang menyerupai ekor tawon. Buntut ini terbuat dari pelat besi 0,8 mm. Biar semakin macan alias manis cantik, pelat besi yang sudah dibentuk itu dicelup cairan nikel atawa krom. Tapi, buat tangki doi enggk mau ikutan dilapis krom. "Nanti kalo dikrom, sama dong seperti karya yang sebelumnya," timpal Donny. Pemilihan kelir putih kombinasi silver terlihat ciamik dengan bentuk grafis membulat di depan dan melancip di belakang tangki. Urusan cat dan clear, adopsi Spies Hecker.
Konsep cafe racer tak lengkap tanpa riding style merunduk layaknya motor balap. Akhirnya, Donny putuskan dibikin setang dari pipa besi. Layaknya setang jepit, kemudi baru ini pun dipasang di as sok. Gaya riding seperti ini, pasti bakal bikin badan pegal kalau dipakai turing. Oh ya.. Ada juga alasan khusus kenapa Marcel pilih Bandit buat jadi semplakan utamanya. Marcel yang juga dipenuhi kesibukan shooting buat acara televisi ini, ingin dapat parkir spesial kalo nongkrong di mal. "Kan bisa masuk ke parkir moge tuh,” tutup Marcel lagi. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Kalpot : Custom Headlamp : Variasi Stoplamp : Variasi Ban depan : Pirelli Diablo 180-55/17 Ban belakang : Pirelli Diablo 120-55/17

Kawasaki Ninja 250R, Merantau Demi Tampil Keren!

Tinggal di Bogor tidak menyurutkan niat Stanley Tedjakusuma membuat motornya tampil cantik. Langkah modifikasi tetap dilakoninya meski harus jauh-jauh merantau ke Ibu Kota, Jakarta. "Abisnya bosen juga liat tampilan motor yang gitu-gitu aja. Pengen motor saya ini telihat lebih sporty dan sangar,” tutur Stanley. Nah, klop dengan saran Danne Motor, cara mudah tampil sangar adalah dengan kaki-kaki moge. Sejak awal, modifikasi Ninja 250R ini memang digawangi oleh Danne Motor. Kompor juga meledak gara-gara Danny, pemilik Danee Motor menyarankan untuk melakukan modifikasi di Jakarta. Tentunya dengan alasan kemudahan mendapatkan komponen limbah yang akan dipasang. Enggak salah bila akhirnya Danny menunjuk Baru Motor Sport (BMS) di Palmerah, Jakarta Barat. Rumah modifikasi yang satu ini terkenal dengan dagangan limbah moge kualitas bagus. Selain menebus sokbraker depan upside down Suzuki GSX-R 1000 limited, pemasangan limbah juga sekalian saja dilakukan di sana.
Begitu juga dengan swing arm Honda CBR 1000RR dan pelek bawaan Suzuki GSX-R 1000 yang sekalian diset ulang khusus untuk Ninja 250R. Tak lupa kaliper rem depan tipe radial dari Tokico disematkan. Setelah kaki-kaki makin kekar, tinggal urusan bodi. Yang satu ini juga tidak pake ribet. Satu set body kit custom yang terbuat dari fiber ini langsung ditebus. Karena sudah disetting untuk Ninja 250R pemasangannya jadi enggak ribet. "Enggak ribet, tinggal pasang aja," beber Denny yang melakukan perakitan bodi di bengkelnya sendiri di Jl. Achmad Adnawijaya No 12A, Pandu Raya, Bogor. Sayangnya desain bodi bolt on ini banyak yang kembar. Biar enggak pasaran, kelir dibuat beda. Dipilih motif Red Bull. Minuman berenergi ini sudah bukan barang baru balap dunia. Pada Ninja 250R milik Stanley ini sedikit banyak desainnya terbengaruh pacuan Red Bull Rookies Cup. Logo bantengnya besar terlihat di samping fairing. Keren bro!
Sisanya tinggal memasukan komponen variasi seperti footstep, setang dan beberapa pernik kecil. “Untuk mesin tidak ada perubahan, hanya mengganti knalpot dengan leo Vince. Maklum karena dipakai harian, mesin lebih baik standar,” tutup Stanley, yang tidak mau motornya menjadi terlalu boros karena dikorek. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan : Pirreli Diablo 120/70-17 Ban belakang : Pirreli Diablo 190/55-17 Pelek: Suzuki GSX 1000 Setang : Zox Frame slider: Kitaco Spidometer : Koso Modifikator: Danee Motor & Baru Motor Sport (BMS)

Vespa Excel, Aroma Italia Rasa Jepang

Vespa Excel besutan Firman Priangga dari Ram’s Racing Team terbilang aman. Mesin ogah drop meski melahap 16 putaran pada Vespa Balap Indonesia Cup Race 2012 seri 2 di Sentul Kecil lalu. Rahasianya, cuma ‘menu’ Italia yang dipadu cita rasa Jepang. Laper.. Sampeyan tahu, aliran gas bakar di mesin Vespa diatur rotary. So, masuknya gas bakar menunggu putaran kruk as. Sistem ini gak cocok diaplikasi di balap. Karena, putaran mesin balap tinggi, gas bakar kerap tekor. Maka perlu dipadu cita rasa Jepang. Yaitu cangkok katup buluh atau reed valve. Menu inilah yang dimasak Saefudin, koki Ram’s Motor yang jagoan Vespa.
Lubang isap dijarah 3 mm agar membran Malossi bisa duduk manis. Diikuti suplainya dibenahi. Menggamit Keihin 26 milik Kawasaki Ninja R150. Untuk setingan Sentul, spuyer yang tepat kombinasi main-jet 160 dan pilot-jet 50. Lumayan besar. Tapi, bukan ga ada tujuan. Spuyer segini cocok diaplikasi buat Sirkuit Sentul kecil yang rolling speed memanjakan putaran atas. Selain itu, dengan suplai bahan bakar melimpah, temperatur mesin lebih dingin. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban : Bridgestone 3.50-10 Sok belakang : Kayaba Koil : Yamaha YZ

Senin, 21 Mei 2012

Yamaha V75, Spesial Buat Jerry

Bikin anak senang, berbagai cara bisa ditempuh. Seperti dilakukan Thomas untuk putranya, Michael Jerry. “Mau bikinin kendaraan spesial buat anak. Tapi, yang beda dari yang lain. Alih-alih pengganti sepeda, bro,” ujar warga Jl. R.E Martadinata, Cilacap, Jawa Tengah ini. Akhirnya, tercetus ide ketika melihat Yamaha V75 lawas yang lama teronggok di gudang. Seluruh rangka dipotong! Yang diambil, cuma bagian komstir dan mesinnya saja. Karena di bagian itu terdapat nomer rangka dan nomer mesin. Rangka dibangun ulang. “Karena Jerry masih duduk di kelas III SD. Jadi, harus dibuatkan frame baru, agar sesuai tinggi anak. Frame dibuat dari pipa baja diameter ¾ inci,” papar Thomas lagi.
Mengakali agar sumbu roda tidak terlalu panjang, mesin V75 lansiran 1980 yang masih 2 langkah ini dipasang berdiri. “Untuk mesin 2-tak, walaupun mesin dibuat berdiri itu tidak pengaruh. Karena, oli hanya berada di seputar mesin saja dan tidak melumasi piston,” terang pemilik bengkel Damai Jaya ini. Lho, koplingnya kering dong? Sok depan pun, ikut menyesuaikan tinggi anak. Dipilih suspensi milik Yamaha Vega yang di potong 5 cm pada bagian bawahnya. Lalu, dikombinasikan ke segitiga Honda CB125. Tujuannya, agar bisa menempel presisi di komstir orsi yamaha V75. Plus, pakai setang sepeda BMX agar pas buat cengkraman Jerry. Lengan ayun belakang juga dibuat lebih minimalis dan pendek. Tujuannya, supaya pelek 8 inci milik Vespa lawas bisa masuk. Dimaksudkan agar posisi motor tidak terlalu panjang. Sehingga Jerry pun mudah mengendalikan laju motor. Langkah terakhir, di pasang jok sepeda BMX. Tak tertinggal, seluruh tubuh motor disemprot warna oranye bernuansa grafis yang digarap oleh 3 Paint Air Brush. Kini, pacuan Jerry jadi tampil beda! (www.motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan : IRC 3,00x8 Ban belakang : IRC 3,50x8 Knalpot : Custom Cakram depan : Custom

Yamaha Filano, Beri Kesan Mewah dan Elegan

Skubek model terbaru dari Yamaha Thailand dengan model matic Eropa mulai ramai di pasaran. Seperti Yamaha Filano ini. Bahkan, sebelumnya Yamaha Thai juga sudah mengeluarkan skubek serupa yang mengusung nama Yamaha Nozza. Perbedaan keduanya, sepertinya hanya sebatas peruntukan. Nozza seakan hadir dengan konsep atau desain yang lebih girly alias cewek banget. Tapi, di Filano, desain yang ditawarkan lebih berkesan cowok banget. Atau, bisa dibilang unisex kali ya. Tapi, kalau bicara soal spesifikasi engine, keduanya tetap sama. Artinya, tetap memiliki volume silinder 113 cc. Begitu jua dengan sistem pendinginan mesin. Tak aplikasi radiator, tapi menggunakan sistem injeksi terbaru Yamaha. Yaitu, YM-Jet FI. Lanjut! Yamaha Thailand ingin Filano ini tampil lebih memukau. Tentu agar konsumen makin tertarik buat memiliki skubek yang aplikasi lingkar roda 12 inci ini. Maka, momen Bangkok Motor Show 2012 jadi ajang tepat buat angkat Filano lebih eye catching. Tentunya, lewat pacuan yang sudah alami modifikasi. Seperti yang sobat lihat sekarang ini. Ciri khas skubek desain Eropa, lebih dimunculkan lewat beberapa ubahan di skubek pabrikan Jepang. Sebut saja lewat permainan cat dan pemakaian aksesori yang lebih kuatkan kesan elegan dan mewah juga fancy.
Misalnya lewat balutan warna dasar putih yang juga banyak digemari di dunia buat pacuan roda dua atau roda empat. Tapi, pancaran kemewahan ini, dipertegas lagi lewat kelir krom yang menghias bodi layaknya striping. Pemberian kelir krom itu terlihat mulai dari sepatbor depan hingga ke bodi belakang. Terutama di sisi bodi samping. Kelir krom itu juga mempertegas antara bodi samping dengan cover dek di bawah jok pengendara. Biar lebih terlihat mewah juga klasik-modern alias retro, Filano ini juga mengaplikasi variasi grill dari pipa krom. Terutama buat di bagian samping cover depan. Pancaran kemewahan ikut disumbang lewat pemakaian sok depan ala upside down yang as-nya berlapis kelir emas. Mahal! Spion Custom Permainan warna cerah dan bersih juga berimbas hingga ke setang. Seperti halnya hand grip. Sepintas, part pelapis setang ini seakan terbuat dari bahan aluminium billet hasil proses CNC. Tapi, kalau dilihat lebih dekat lagi, grip ini terbuat dari bahan karet, lho. Hanya saja, bagian ujungnya memang dari aluminium. Buat imbangi hand grip ini, Filano coba mengaplikasi spion custom. Modelnya, ciri khas pacuan chopper. Memang niatnya ingin membuat skubek ini tampil lebih klasik. Tapi, rasanya model yang diaplikasi malah kurang mendung tampilan keseluruhan tuh. Rasanya bentuk bulat atau oval justru lebih cocok. (motorplus-online.com)

Honda C-50, Choppy Chub Kumaha Aing

Kumaha aing atau terserah saya, ungkapan bebas dalam hal berekspresi, coba dituangkan Salim Bajri pada modifikasi Honda C-50 atau biasa disebut Pispot. Tema yang dipilih menganut model choppy cub, namun tidak terlalu pakem deng­an aroma kental dari modif tersebut. Tampilan choppy cub aslinya terkesan simpel. Makanya nyaris seluruh bodi dipangkas, hanya menyisakan beberapa detailnya saja. “Mulai dari frame tengah hingga buritan, kena proses mutilasi. Sedang­kan rangka depan tetap dipertahankan aslinya, “urai Yudi Satria, builder Ape Motorcycle (AM) yang didaulat mengubah pispot. Langkah awal Yuza fokus sektor rangka. Bagian tengah yang mencakup tangki serta buntut belakang kena papas. Paling mudah tangkinya. Karena tangki C-50 umumnya terpisah dengan rangka. Makanya kerap disebut dengan motor Pispot. Sedangkan bagian jok, Yuza sepertinya paham dengan tema konsep yang diusung. “Dipilih bentuk yang sedikit rata dan tidak terlalu besar menyeimbangkan bentuk bodinya,“ ungkap Yuza.
Karena tangki aslinya dicabut, Yuza mene­rapkan tangki hasil custom untuk dipasang pada bagian tengah frame sebagai penambahan bentuk agar tekesan padat. Lanjut sektor depan. Peredam kejut dipasok dari miliknya Honda GL100 yang dipercaya ampuh menahan laju beban pada jalan yang terjal sekalipun. Ditemani setang model z-bar yang sesuai dipadukan konsepnya. Sedang buritan, sok YSS disandingkan swing arm Honda Grand. Guna mengejar bentuk dan menyamarkan kesan padat, saluran buang dipilih rada gambot. “Bekas motor matic, “ tutup Yuza yang buka gerai di Jl. Perjuangan No. 70, Majasem, Cirebon. (www.motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan : IRC 2,75-17 Ban belakang : IRC 3,00-17 Knalpot : CLD AM : 85224387676

Honda XL, Motor Bang Mandor

Banyak yang kecele tunggangan Tonny Aditawarman. Sekilas orang kira Honda CB100. “Padahal ini asli Honda XL. Nyaris serupa memang dengan CB. Namun tampilannya rada gambot ketimbang CB,” buka Tonny Onchew, sapaan karibnya. Sedikit mengulas riwayat XL ini, sekitar taun 80-an, merupakan kendaraan dari instasi pemerintah. Kerap digunakan dinas pertanian serta perhutani. Apalagi ditambah kapasitas mesin 125 cc, layak diandalkan menyusuri perkebunan serta hutan. Kini di tangan Oncew, tampilan standar Honda XL berubah 180 derajat. Bentuk terkesan lebih berotot dan semakin kekar. “Selain memang kerap digunakan nyu­sruk alias ikutan adventure, juga se­ring dipake jika sedang jadi juri dalam balap grasstrack,” ujar anggota biro roda dua Pengprov IMI Jabar ini. Guna mengejar tampilan motor petualang, Oncew coba terapkan tema sesuai bentuk trail adventure tersebut. Bahkan ditambah variasi pendukung hingga detailnya. Pertama, peredam kejut depan. Sok asli dari Suzuki TS125 diterapkan guna mengejar tampilan tinggi. Ini juga menyesuaikan postur tubuh Oncew. Ditambah pemasangan pelek TK diameter 21 inci. Sedang belakang sengaja dipasang diameter 18 inci yang ditopang sokbeker YSS. Kedua pelek tersebut lantas dibalut ban Kenda tipe Enduro dan Track Master yang identik dengan alur model tahu.
Guna penunjang tampilan, variasi pendukung lantas diterapkan. Setang dipasang dari Protaper, untuk handguard dipercaya produk UFO. Warna oranye ngejreng hasil laburan dari bengkel cat Mif Aibrush yang beken di Tasikmalaya, sengaja dipilih Oncew. Sedang unsur pemanis guna mengejar tampilan kental motor adventure, dipasang stiker model decals garapan dari Hawex Custom. Urusan mesin, kapasitas mesin XL yang 125 cc dianggap kurang mumpuni. Untuk itu, mesin terpaksa adopsi dari Honda Tiger yang memiliki kapasitas 200 cc. Namun tidak semua mesin Tiger nemplok. Untuk rasio tetap mengusung punya XL yang punya 5 percepatan. Sebagai penyuplai bahan bakar, kaburator 24 Keihin dipasang. “Saluran pelepas gas buang bagian lehernya handmade, sedangkan silencer dari SND,” jelas Once sambil bilang suaranya kini lebih padat. Yang bikin heboh, motor ini sempat ada yang berani nawar 20 jeti lho. Namun Oncew enggan untuk menjualnya, dengan alasan sayang jika sampai dijual. “Tapi, kalo ada yang berani Rp 25 juta, di­ju­al deh, “ kekeh Tonny Oncew. (www.motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Teromol : KLX 150S Sepatbor : Acerbis CDI : BRT Tail lamp : Zeta

Kawasaki Ninja 250R, Langganan ke Salon

Di Bekasi dan Jakarta, kondisi lalu lintasnya padat dan macet. Banyak yang setuju motor jadi pilihan pas. Termasuk Yusuf, pria 38 tahun ini baru beberapa tahun menikmati padatnya lalu lintas Jakarta. Sebelumnya berdinas di Surabaya. Diputuskan berkendara motor menuju kantornya Tanjung Priok, Jakarta Utara. "Tapi, enggak bertahan lama karena enggak kuat panas," buka ayah 2 putra ini.
Akhirnya nyerah. Motor nganggur di rumah. "Karena hampir setahun ngejogrog, sempat kepikiran dijual," lanjutnya. Tapi, setelah meliat tampilan Ninja di jalan dengan warna yang bagus, Yusuf pun langsung kepikiran motornya. Lantas punya ide menyegarkan tampilan motor. Karena belum punya link buat ubah tampilan, Yusuf berburu melalui dunia maya. "Dari Facebook menemukan bengkel cat. Kebetulan lokasinya enggak jauh dari rumah," papar pria yang tinggal di Taman Harapan Baru, Bekasi ini. Pilihan cat dipilih yang simpel tapi kombinasinya menarik. "Ganti cat sudah dilakukan yang ketiga. Kuning dan hitam paling lama bertahan lama," kekehnya. Setelah cat tampil beda, bikin Yusuf enggak segan lagi naik motor. Walaupun mesin masih standar. Hampir setiap akhir pekan Ninja kuning ini diajak jalan-jalan. Bahkan belakangan ini perjalanannya sampai ke Bali bersama rekannya di GATE (Globebuster Adventure Team). Tak ketinggalan setiap habis dipakai langsung masuk salon motor biar tampilannya tetap kinclong. Dari perjalanan ke Bali itu, Yusuf mulai kepincut variasi yang nempel di motor rekannya. Padahal sebelumnya ia paling cerewet variasi. Enggak bisa sembarang pasang atau ganti. Kalaupun ganti mesti yang lebih bagus dan keluaran pabrikan Kawasaki langsung. Bukan variasi. Nggak makan waktu lama Ninja pun menginap di bengkel SSK di Pekayon, Bekasi. "Semua part OS produk SSK yang nempel atas permintaan pemilik," tutup Chu Onk juragan SSK. (motorplus-online.com) Data Modifikasi Ban depan : Battlax 120/60 - 17 Ban belakang : Battlax 150/60-17 Knalpot : Yoshimura Master Rem : Kitaco SSK Motorsport : (021) 82420363

Yamaha V-Ixion, Jeruk Kok Minum Jeruk

Yamaha V-ixion ini katanya juara 1 kelas fashion standar di kontes bikinan Chemonk Modified. Ya wajar saja yang modifikasi motor ini juga Andri Irwan dari Chemonk Modified. Jadinya, jeruk kok minum jeruk. He.. he..he.. Pemilik v-ixion ini Herman HBX yang nggak bisa jauh dari dunia balap. Sempat menghilang, eh muncul di ajang modifikasi membawa V-ixion gaya motor balap. “Susah jauh dari balap. Apalagi Axel, anak saya juga suka. Makanya V-ixion dibikin motorsport. Kebetulan kenal banyak pembalap, saya minta beberapa part racing yang tak terpakai,” ujar Herman HBX dari Pejaten, Jakarta Selatan itu.Dipasangi fairing copotan dari motor balap yang dicustom ulang. Fairing tadi dimaksimalkan bentuk tangki baru, cover samping hingga buritan yang desainnya dibikin meruncing. Begitupun kaki-kaki. Ban depan Corsa dan belakang Pirelli di pelek ring 17 inci. Monosok asli tetap terpasang di lengan ayun yang dilapis kondom. “Makin ciamik, knalpot R9 mempertegas tunggangan ini lebih sporty,” kenang Herman. (motorplus-online.com)

Sabtu, 19 Mei 2012

Honda CBR 250R, Tebar Pesona Lewat Warna

Tahun naga air di 2012 ini, punya arti sendiri bagi Tukijan. Menurutnya, tahun ini harus penuh warna. Sehingga bisa mendatangkan rejeki lebih. Pemikiran ini, coba diterapkan di Honda CBR 250R miliknya. Meskipun, sport injeksi 250 cc itu sendiri lansiran 2011. “Terutama aplikasi warna-warna terang. Maka itu bermain kelir stabilo atau disebut juga scotlite,” buka Tukijan yang juga owner workshop modifikasi ARM Motor Industrial Desain and Fiber. Begitunya pria berkumis tebal ini tak ingin warna itu diterap di bodi asli CBR no pek go. Maka, doi langsung bikin ulang bodi dari fiberglass. Kan, kebetulan usahanya memang bergerak di bidang itu. Jadi, kalau ada yang mau pesan bodi pun tinggal telepon aja.
Lanjut! Kombinasi warna cerah alias terang, tak sebatas semprot. Tapi, Tukijan ingin warna itu punya arti. “Tema yang di buat untuk motor injeksi Honda ini lebih ke arah grafis. Cocok untuk desain CBR yang sporty dan elegan,” aku pria yang workshopnya di Jl. Pegangsaan 2, Pintu 1, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Warna dasar, menggunakan merah. Tapi, itu hanya sebatas dasar. Karena sesunguhnya warna yang ingin ditonjolkan kombinasi kelir oranye, hijau dan putih. Menurutnya, kombinasi ini membuat hasil lebih eye catching. Cat sendiri, aplikasi dari Spies Hecker. Paduan sempurna yang diterapkan, dilapisi juga pakai pernish dari merek yang sama. Hasilnya, warna mencuat keluar. Wah, untung gak menusuk mata tuh!
Oh ya! Bidang kosong di bodi coba diakali lewat permainan simbol dan angka. “Sentuhan lambang berbentuk bintang di fairing depan itu artinya bintang kehidupan. Tapi, angka 21 di tengah visor, itu cuman iseng aja biar semua full,” canda ayah dua anak ini. Walau terfokus dengan tema full color stabilo, doi tak lupa mengukir nama Angga di visor kiri-kanan. Nama itu, nama anak kedua dari Tukijan. Wah, anak pertamanya enggak iri kalau namanya tak ikut dicantumkan? He..he..he... (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Slide guard : Bikers Footstep : Bikers Knalpot : ARM Setang : Bikers ARM : 0815-8732371

Honda Mega Pro & Honda Tiger, Satu Daerah Beda konsep

Heran toh ada dua motor beda alam nongol bareng! Bersanding, layaknya pengantin. Honda Tiger milik Edi Gordon menampilkan kesan murni street fighter. Konsep matang dan finishing kece, menjadi bagian yang menonjol. Olahan bodi dan semua konsep digarap Wawan, punggawa One Brutalle Modification (OBM) yang ngendon di sebelah selatan Alun-Alun Kota Banjarnegara, Jawa Tengah. Jalanan yang rata dan kesan motor lincah menjadi andalan dialy riding khas perkotaan.
Sedangkan Honda Mega Pro, usung genre motor penggaruk tanah. Ini sesuai kondisi geografis tempat tinggal Agus, Sang pemilik. Doi, tinggal di dataran tinggi Pejawaran yang merupakan wilayah Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Apalagi, trail Agus yang juga kepala desa ini bukan menjadi pajangan semata. Tapi, buat adventure juga! Maka itu, Wowok selaku modifikator dari Wowox Mandiri (WM) modif sesuai perhitungan. Kedua hasil karya ini, membuktikan bahwa modifikator dari Kota Dawet Ayu itu memiliki kualitas yang tak kalah dengan daerah lain seperti Puerto Rico alias Purwokerto, Jawa Tengah. Yuk, dipelototti! Konsep Kuat Dan Proposional Tampilan khas motor jangkung tentu harus sempurna. Menariknya, konsep sepatbor depan-belakang ala KTM 250 ini menggunakan material dari kulkas bekas. “Jangan salah, walaupun menggunakan bahan baku bekas, namun hasilnya halus tanpa cacat tuh. Yang penting, bentuknya proporsional,” buka Wowok yang beralamat di Desa Penusupan, Pejawaran, Jawa Tengah. Untuk konsep street fighter lebih simpel, meski terlihat rumit desainnya. Sudut-sudut kontras dan menyiku, menjadi ciri andalan karya OBM. “Tekstur saya buat serba lancip agar bodi terlihat padat. Contohnya bentuk shroud alias sayap tangki yang senada dengan bentuk bodi belakang. Setelah jadi, bentuk bodi malah sekilas lebih mirip Kawasaki ER-6n,” cuap Wawan yang humoris ini. Kaki-Kaki Paket Hemat Tak hanya menu makanan saja yang menawarkan menu paket hemat alias pahe. Kedua modifikator ini juga pakai komponen murah-meriah tapi layak. Di trail, sok depan memakai ajrutan upside down buatan lokal. Tapi pemasangannya tidak asal lho! Biar rebound nyaman dan aman, per dalam diganti yang lebih panjang. Lalu, volume oli ditambah 20 cc.Jadi, ketika dipakai buat adventure pun tetap mendukung. Begitu juga sok belakang. Berbekal swing arm hand made dari pelat baja, Wowox memadukan per Suzuki TS dan tabung sok Isuzu Panther. Aliran WJS tentu lebih simpel, sebab kendaraan aspal tidak perlu banyak rebound ekstrim. Makanya Wawan pilih sok depan aftermarket Ride it. Sedangkan swing arm hand made dikombo monoshok YSS dengan sistem unitrack. (motorplus-online.com)

Honda Shadow, Dragstyle Minimalis dari Black Hawk Batavia MC

Ini kali tampil Honda Shadow custom milik Elisa Timotius Nanlohy, salah satu founder Black Hawk Batavia MC (BHB MC). ”Motor ini dicustom abis oleh Bro Arif, rekan sesama life member. Urusan model, gue suka yang simpel, minimalis tapi enak diajak turing jauh ataupun short trip,” buka bro yang akrab disapa Tomi ini memulai pembicaraan. Mungkin ada pertimbangan BBM yang akan kemungkinan naik, Tomi meminimalisir bobot Shadow jadi jauh lebih ringan. Jauh dari kesan bagger atau fulldressed. Tangki diganti menjadi lebih langsing milik H-D Sportster berikut bagian depan yang disasar ala dragstyle. Urusan sok depan tetap pakai aslinya Shadow yang memang udah mumpuni dan sok belakang monosok Shadow Steed VLE. Dari situ, langkah custom yang efisien dijalankan. Depan yang sudah ‘kosong’ harus diselaraskan tampilan ke belakang. Urusan jok, dipakai single seater khas chopperis bikinan Sarlan Jok dengan sadel dibungkus kulit. Diikuti sepatbor belakang pendek untuk nonjolin karakter ban belakang Metzeler ukuran 170/80-15. Pilihan lingkar pelek 15 inci untuk menonjolkan tampilan klasik traditional choppers. Lewat pakem enggak tertulis yakni pilihan depan lingkar 21 inci dengan tidak terlalu lebar. Riding position di motor ini jadi estetika juga. Sesuai rohnya yang ngedrag, punggawa BHB MC lebih mementingkan style ketimbang kenyamanan untuk riding jarak jauh. Buat short trip pastinya asyik. Posisi tubuh rada condong ke depan mengejar setang lurus dragbar yang benar-benar simpel. Untuk urusan ini, buildernya, Bro Arif membuatnya secara handmade. Desain yang serba lurus ini ogah diganggu lagi dengan konstruksi lain yang melawan harmoni. Ini bisa dilihat dari pilihan desain knalpot yang enggak memilih gaya ke atas seperti yang dilakoni pesaingnya dari Bandung edisi lalu. Tomi nyaman dengan knalpot lurus horisontal mengikuti lekukan sasis di bagian bawah. Model knalpot seperti itu pertimbangannya jelas pada estetika. Misalnya dia memilih bottle up untuk knalpot, maka jelas eye catching di motor ini ada pada knalpot dan mesin. Masuk akal kalau Tomi memilih gaya ini, tampilan mesin V-Twinnya jadi mendominasi. Lagipula, gaya pipa buang knalpot termasuk ‘warisan’ traditional chopper. Desain pipa ke kanan dua-duanya pastinya mengisi kekosongan di sektor bawah. Secara estetika cukup enak dilihat dan clean. Apalagi buildernya enggak mengotak-atik rake standar yang rapat. Sangat ridiable dan lincah menaklukan kemacetan Jakarta. “Urusan kelir saya juga enggak mau terkesan poser. Tampilan keseluruhan khas die harder mengharuskan cat agak ‘dalam’ dan misterius. Makanya, sesuai nama klub, Black Hawk Batavia, saya memilih hitam dof untuk menimbulkan kesan garang di motor ini,” tutup Tomi yang menitipkan salam dari klubnya untuk para chopperis di tanah air. Sippsss! (motorplus-online.com)

Honda CBR 250R, Maksimalisasi Injeksi Jadi Juara Kejurnas 250!

Setelah bikin geger dengan penampilan Honda Supra X 125 injeksi di OMR Honda Racing Championship (HRC), Astra Motor Racing Team (ART) kembali bikin heboh. Kali ini dengan Honda CBR 250R yang turun di kejurnas 250cc di sirkuit Sentul akhir pekan lalu (21-22/4). Dua Honda CBR 250R milik ART sukses membuat catatan waktu fantastis. Saat kualifikasi Denny Triyugo tembus 1 menit 50,499 detik. Waktunya makin tajam ketika warm up 1 menit 49,373 detik. Hasilnya, banyak yang terkaget-kaget sekaligus berprasangka buruk. "Kalau ada yang tidak percaya motor ini sesuai regulasi, kita taruhan saja. Silahkan dilihat saat scrutenering," kekeh Benny Djatiutomo dari Star Motor yang dipercaya membuat kencang motor pacuan Denny Triyugo dan Wawan Hermawan ini. "Kita tim profesional terbiasa balap sesuai regulasi," yakinnya. Selain perbedaan bobot, regulasi baru tahun 2012 juga memungkinkan Honda mendapatkan kelonggaran seperti boleh mengganti ukuran klep dan throttle body sedikit lebih besar dari standar. Tentunya agar mesin satu silindernya bisa melawan Ninja 250R yang sudah dua silinder. Spesifikasinya pun dimaksimalkan sesuai regulasi. Klep in diganti 32 mm dan ex pakai 26 mm. Noken as diracik ulang dan tentunya memperlancar arus bahan bakar dengan melakukan langkah porting. Yang menarik dari motor ini adalah cara memenuhi kebutuhan kabut bahan bakar pada mesin injeksi. Kabut bahan bakar diperoleh dari suplai udara dan semprotan bahan bakar. Untuk menambah suplai udara, boks filter standar ditanggalkan. Gantinya dibuatkan corong dan boks dari alumunium. Udara yang masuk tetap lebih besar dari standar tapi tidak berlebihan. Langkah kedua adalah memperbesar debit udara yang masuk lewat throttle body. Meski throttle body boleh ganti, Benny tetap memilih untuk memaksimalkan komponen standar. Diameter dalam lubang throttle body hanya diperbesar. "Batasnya sampai titik paling tipis yang bisa dilakukan," beber mekanik yang juga hobi fotografi ini.Lalu untuk menambah sempotan bahan bakar, ECU stand alone Vortex full programmable jadi pilihannya. Dalam kotak kecil berwarna kuning ini, semua info dari sensor-sensor injeksi bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Lewat software, mapping waktu dan lamanya injektor menyemprot bisa diatur ulang. Bahkan ECU ini juga memiliki memori untuk menyimpan 10 mapping yang bisa diubah lewat tombol di setang oleh sang pembalap. Selain itu ada juga tiga setingan manual untuk putaran bawah, tengah dan atas. Pada saat darurat, settingan bisa disempurnakan dengan memutar tombol manual ini tanpa membuka software di laptop.
Masalah muncul ketika injektor standar sudah mencapai pada limitnya. Semprotannya sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan mesin. "Sebenarnya bisa tetap pakai standar, tapi bila injector duty-nya sudah lebih dari 80-85 persen sebaiknya diganti," jelas Benny yang berpatokan pada software Vortex di laptopnya. Gantinya pakai injektor keluaran Denso. "Tetap memiliki 12 titik tapi semprotannya 30 persen lebih deras ketimbang standar," terang Ade Rachmat, manager teknik ART yang sudah melakukan tes lewat injector tester. Hasilnya, juara satu-dua di seri perdana sekaligus meninggalkan lawan-lawannya hingga belasan detik. (motorplus-online.com) Data Modifikasi ECU: Vortex Knalpot: FMF Kaliper: Brembo Master Rem: Brembo Sokbrake Belakang: Ohlins

Honda CBR 250R, Tunggangan Kartini Masa Kini

Seandainya RA Kartini masih hidup, beliau akan memandang Susi Hariyanti DK ST dengan tersenyum. Karena, emansipasi wanita yang diperjuangkan olehnya di zaman dulu, terlihat pada sosok wanita kelahiran Kudus ini. Seorang wanita karir, sukses di keluarga dan pekerjaan, serta inspirator dalam berkendara di jalan bagi lady biker. Pilihan motornya pun bukan bebek atau skubek seperti wanita kebanyakan. Tapi, sebuah Honda CBR 250R yang diboyongnya saat ultah tahun lalu. Itupun tak dibiarkan standar. CDI menggunakan Vortex dipadu knalpot FMF karbon. Sekadar mengejar suara motor menggerung layaknya motor Dani Pedrosa di MotoGP. “Dari dulu aku suka Pedrosa. Tidak banyak bicara tapi gahar di lintasan,” jelas wanita yang mengoleksi foto dan tanda tangan Pedrosa ini. Motor ini bukan sekadar hiasan garasi. Tapi, jadi transportasi hariannya dari rumahnya di Jakarta Timur menuju kantornya di Sunter 2, Jakarta Utara. Motor bukanlah barang baru bagi karyawan PT Astra International TBK ini. Mulai belajar motor sejak kelas 5 SD. Sudah jatuh 13 kali dan gonta-ganti motor bebek 13 kali juga.
Tertarik motorsport mulai tahun 1995 membesut Honda Tiger. Lalu kembali boyong Honda Macan di tahun 2003 dan 2007. Dan CBR 250R ini adalah motorsport miliknya yang keempat. “Motorsport gagah, macho, nyaman dan cantik,” ujar wanita berambut lurus. Dan uniknya, semua berwarna merah, ada angka 5 dan 7 di pelat nomornya. “Karena aku lahir 7 Mei,” tegas bunda dari Allysa Ghaniyya Calista ini. Satu pelajaran yang bisa diambil dari Susi, yaitu soal safety berkendara. Jangankan menerobos lampu merah, melewati garis putih di trafic light saja tidak pernah. “Makanya saya paling sebel kalau diklakson. Padahal lampu masih merah,” tegas wanita bekerja di Divisi Project Building Management ini. Begitupun perlengkapan safety dalam berkendara. Tak ada satupun yang terlewat. Mulai sepatu, jaket, sampai sarung tangan. Maklum, dia juga pernah mengikuti pelatihan instruktur safety riding. Dan di bulan Kartini ini, dia berharap, ”Semua lady biker jangan pakai sandal saat berkendara. Karena kalau cewek jatuh dan luka, pasti meninggalkan bekas. Dan itu mengurangi keindahan. Biar bagaimanapun, kodrat kita tetap harus tampil feminim dan cantik,” tutup istri salah satu petinggi divisi racing PT Astra Honda Motor ini. Akur bu. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban : Battlax Knalpot : FMF Karbon CDI :Vortex

Honda Tiger 2000, Ini Obat Sakit Hati!

Kehilangan tunggangan kesayangan di tahun 2011 tak menyurutkan jiwa Yuppy Busanna buat kembali memiliki pacuan modif. “Dulu sempet punya motor Yamaha Scorpio yang sudah full modif gaya street figter (SF), tapi lenyap dicolong maling. Padahal posisi ada di depan rumah,” bilangnya. Dengan tekad yang bulat untuk menutupi rasa sakit hati, Yuppy berusaha mencari penggantinya. Pilihannya jatuh ke Honda Tiger 2000 lansiran 1997. Setelah Yamaha Scorpio beraura SF itu hilang, kini doi pingin beda dan wujudkan mimpi mempunyai motor retro yang bisa diajak jalan-jalan. Untuk sketsa awal, pria berdarah Solo, Jawa Tengah ini mencari acuan modif lewat berselancar di dunia maya. Tampilan Kawasaki W800, didaulat menjadi roh yang bakal dirasukan kedalam raga Tiger 2000. “Tampilannya sesuai dengan ke inginan saya yang pingin punya motor retro. Enak dilihat dan beda dari yang lain,” jelas pria yang bekerja di Chevron Geothermal Salak (CGS). Tentu Yuppy tidak memodifikasi sendiri. ABM (Aang Blitz Motor) Jl. Arjuna Utara No. 25 adalah rumah modifikasi yang di daulat buat wujudkan impiannya. Setelah deal konsep, langsung bodi Tiger ditelanjangi dan disisakan bagian tangki. “Karena tangki ini nanti bakal dicustom biar lebih retro,” terang M. Al-Alusi, modifikator yang biasa dipanggil Aang.
Usai mengebiri tangki Tiger agar terlihat lebih retro, Aang juga memotong sasis bagian belakang. Dipotong sekitar 10 cm, maksudnya agar mengikuti sasis Kawasaki W800 yang pendek dan tidak terlihat terlalu tinggi. Sub frame dibuat ulang pakai pipa baja diameter luar 23 mm. Frame ini juga berfungsi buat dudukan sepatbor belakang dan pegangan jok. Boks aki alias side cover, ikut dibuat ulang pakai pelat besi tebal 2 mm. Demi mengejar posisi duduk agar terlihat ceper kaya motor retro, Aang aplikasi sok belakang kepunyaan Honda GL Pro. Begitu juga sepatbor belakang diambil dari motor yang sama. Buat perkuat kesan retro, sok depan masih mempercayakan bawaan pabrik. Tapi, makin mantap setelah dikombinasi karet pelindung debu agar terlihat lebih klasik. "Saat menggunakan motor ini terasa sangat cape. Bukan karena cape bawa motornya, lho. Tapi, setiap motor ini berhenti, cape menjawab pertanyaan yang diajukan dari orang-orang tentang motor ini. Katanya bentuknya unik dan beda dari motor modif orang lain,” bangga sang owner motor. Awas hilang lagi, Bro! (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan : FDR 110/70-17 Ban belakang : FDR 120/70-17 Cakram belakang : Supra 110 Slang rem : TDR

Yamaha Fino, Thai Look Antigalau

Kasat mata, modifikasi ala Thailand alias Thai look sangat mudah diaplikasi. Apalagi buat skubek, sudah banyak contohnya. Simple, minimalis, bermodal part bolt on, tinggal templok, beres dah. Ah, sampeyan salah. Ternyata, tak semudah yang dibayangkan. Inilah yang dialami oleh Asep Sopandi kala modifikasi Yamaha Fino-nya. Pelajar SMA Santika Bambu apus ini, sampe rambutnya mau rontok. Bukan mikirin Ujian Nasional, tapi mikirin Ban depan yang selalu mentok sepatbor. Srok..srok..begitu tuh bunyinya kalau dipakai jalan. Problem ini muncul kala mengaplikasi paduan ban dan pelek ukuran 17 inci dari Takasago Excel Gold. Kan, aslinya Fino mempunyai lingkar roda 14 inci. Diameter lebih besar inilah yang akhirnya mentok ke sepatbor. Setelah semedi semalam suntuk, akhirnya dapat wangsit kudu ganti Tabung sok. Pilihan jatuh pada part aftermarket bermerek Trusty. Tabung ini dipilih karena warnanya ngejreng dan ceria. Dijamin antigalau. Saat pemasangan tak ada kendala. Langsung plek. Tapi, saat dicoba jalan, motor jadi berat, dan muncul bunyi ‘galau’ di sepatbor depan. Tetap saja, problem galau pada ban gak teratasi.
Rambut warga Cipayung sudah hampir botak. Untung saja ada Engkos, kakak kandungnya. Dia bukan pawang rambut rontok, tapi modifikator yang mengibarkan bendera Bandung Matic Shop (BAM’S). Engkos hanya menyarankan menambahkan oli sok sebanyak 1,5 ml. Alasannya, dengan oli lebih banyak maka reboundnya lebih keras. Kelihatannya remeh. Tapi, terbukti ampuh. Sim salabim, galau di sepatbor pun ilang. Selesai? Belum. Masih ada galau susulan. Pelajar yang masih dag dig dug menunggu kelulusan SMA ini tak mau setengah-setengah mengaplikasi aliran Thai look. Jarahan berikut pada teromol. Merujuk motor Thailand, teromol dicoak layaknya dragster. Tapi, mencari teromol coak, sampai lebaran monyet apalagi lebaran haji enggak ada yang jual. Bikin galau lagi. Enggk ada jalan lain, part orisinal pun dikorbankan. Meskipun akibatnya, speedomoter tak lagi berfungsi karena kabel ikut ditendang. Masih berfikir modifikasi Thai look itu mudah? Tanyakan pada rumput yang bergoyang. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan : Swallow 60/80-17 Ban belakang : Swallow 70/80-17 Pelek depan : Takasago excel 1.40 Pelek belakang : Takasago execl 1.60 Jari-jari : Yaguso gold Handle rem : KTC Cakram : NUI Sok depan : Trusty Sok belakang : Gazi

Suzuki GS650, Tampil Jadul Jadi Lebih Fresh

Modifikasi karya Donny Ariyanto dari Studio Motor, selalu punya benang merah. Cenderung traditional chop, café racer, flat track atau paling nggak Jap’s style. Semua aliran itu lebih kepada mempertahankan sasis standar. Klop saat Bambang dari Semarang menyerahkan Suzuki GS650 miliknya. Wujud aslinya nggak beda jauh dengan hasil customizing Donny ini. Desainnya chopper turing, sok ganda di belakang dengan rake ideal sebagai motor penjelajah. “Dari modal sasis ini kami hanya memolesnya agar tampak lebih fresh,” buka Donny. Paling utama merombak sedikit sektor sasis tengah menjadi lebih drop seat. Sasis asli GS650 rata dari back bone ke belakang. Hingga perlu sedikit ubahan untuk mendapatkan aroma chopper. “Jadi, bagian itu diturunkan sedikit agar bisa merancang jok berundak dan mengubah riding position ala outlaws,” katanya lagi. Setelah itu, mereka tinggal mencermati detail dan membuat motor lebih segar. Bagian belakang langsung diubah. Sesuai pakem chopper dengan sok ganda, mereka merancang ‘pedang-pedangan’ sebagai pegangan sepatbor. Mereka lebih sreg memilih desain ini ketimbang rancangan sissybar seperti chopper hardtail.
Mereka juga cukup jeli untuk enggak merancang desain ducktail di sepatbor belakang ini. Pertimbangannya agar motor lebih tampak sporty dan karakter ban belakang lebih kentara. Setelah itu konsen detailnya. Sok belakang, dipilih milik Sportster. Posisi soknya jelas berbeda dengan standar GS650. Karena lebih landai mengejar tampilan ceper dan drop seat tadi. Di sektor ini, mereka perlu membuat braket untuk pijakan kaki belakang. Dibuat dari pipa tubular kecil agar serasi dengan tampilan klasik motor ini. Di sektor depan, nuansa chopper makin kentara. Ogah menerap riser tinggi apalagi kontruksi ape hanger. Ia lebih condong pro street jadul yang sederhana dan slim. Pilihan ini termasuk tepat. (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Ban depan: Avon Mileage 4,00-19 Ban belakang: Metzeler 150/70-17 Lampu: Aftermarket Filter Udara: TDR Kaliper: Nissin Knalpot: Hand made by Jethot Painting: By Komet Studio

Kawasaki Ninja 250R, Harusnya Juara 1

Bodi Ninja 250R yang seksi bikin para modifikator gatal tangan. Kepingin meraba tubuh bohaynya. Dengan bodi yang sudah seksi, Vandi merasa baju motor berkapasitas 250 cc ini pun harus diberi warna aduhai. "Gue lebih milih fokus di warna dan part bolt-on biar makin nyentrik dan dilirik orang," celoteh pria berngaran Vendi, sang modifikator dari Race Motor ini. Motor dilebur pakai Spies Hecker, dengan detail warna di sekujur tubuh. Agar terlihat lebih detail lagi, ada bagian dibikin seperti puzzle. Aksinya biar keliatan asik aja gitu. Agar kombinasi warna Spice Hecker bisa mencuat keluar, clear semerek pun dipinang. Karena warna yang menusuk mata, sepintas Ninja ini tidak mengalami modifikasi banyak. Tapi, kalo dilihat seksama, banyak perubahan dialami motor kelahiran 2010 ini. Seperti sok depan, aslinya teleskopik dipensiunkan oleh upside down kepunyaan Suzuki GSX-R600.
Pemasangannya hanya penyesuaian di as komstir saja. "Untuk komstir Ninja tidak ada yang diubah, tapi as di sok GSX yang dibikin sama kaya komstir Ninja. Maksudnya, kalau mau dibalikin standar lagi, tinggal bongkar-pasang," seru pria bermata sipit ini. Karena upside down memiliki dudukan di kedua kakinya untuk kepala babi, doi menyesuaikan dengan menggunakan kaliper di kiri-kanan untuk mengawal cakram original yang dibikin jadi dua juga. Jadi, mantap. Untuk fairing kiri dan kanan, ikut diusilin dengan cara didesain ulang. Tempat air flow yang berfungsi mengalirkan udara keluar dibikin jadi 2 dan lebih kecil di banding standar. Apa enggak ngaruh tuh ketika riding? He..he... Biar lebih garang, tangki standar dikondom, lebih lancip dan futuristik. Urusan buntut, nampaknya doi mencuatkan gaya motor Moto2 yang menggunakan kapasitas mesin 600 cc. Cirinya bentuk depan melebar dan melancip di ujung. Tapi, dengan menggunakan model ini mengeraskan aura sport sang Ninja yang warna asli di STNK-nya merah ini.
Yang menarik, lengan ayun standar berubah jadi mono arm, layaknya motor Ducati. Uniknya pemasangan ini tidak memerlukan ubahan di sasis. "Mono arm ini, emang dibikin khusus buat kebutuhan Ninja. Jadi, memasangnya tinggal plug n play," jelas pria berkumis tipis yang bikin motor ini cuman buat kontes. "Penggunaan mono arm pun gampang. Karena arm, pelek, gear set serta cakram sudah segelundungan alias sepaket,” promosi Ko Vendi yang memang bengkelnya fokus di fiberglass dan variasi buat motor sport. Ninja pajangan Race Motor di Jl. Kebon jeruk 3 No. 35A, Jakarta Barat ini pernah juara 2 di beberapa kontes sekitaran Jakarta. Kapan donk juara 1? (motorplus-online.com) DATA MODIFIKASI Pelek : Power Frame slider : Bikerz Ban depan : BT090 120/60-17 Ban Belakang : BT090 150/60-17 Spion : KTC Handle rem : KTC Kaliper : Tokico 4 piston