Sabtu, 06 Oktober 2012

Nissan Juke RX 2012, Lebih Detail dengan Ken Style


Nissan Juke mampu menggugah siapa saja pemakainya yang ingin tampil beda. Salah satunya Adrian Budiono yang tertantang memoles ulang tampilan Juke RX 2012 miliknya. Namun, Adrian ingin tampil beda dari yang sudah ada. Biasanya rujukan yang dijadikan sasaran versi Nismo.

Namun calon ayah ini punya pilihan lain. “Saya pilih Ken Style karena Nismo kurang cocok di mobil hitam,” senyumnya merinci kalau model yang ditawarkan tuner asal Jepang ini tidak terlalu kentara racing, namun ada unsur elegannya.

Adrian boleh dibilang jadi pemilik Juke yang pertama kali mengaplikasinya. Rumah modifikasi Inspire di Kedoya, Jakbar kebagian tugas untuk memasang paket body kit yang terdiri dari lip bumper depan dan belakang, side skirt serta wing. “Harusnya ada grilnya juga tapi saya enggak pakai karena kaku modelnya. Saya lebih suka bawaan gril standarnya,” selorohnya.

Beres di bodi, giliran kaki-kaki dibenahi. Model roda standar berganti pelek Volk Rays TE-37 lingkar 19 inci dengan lebar 8.5 inci yang dibalut karet bundar Accelera 245/40-R19. Diakuinya tidak ada kesulitan sama sekali dalam hal pemasangannya.

Mengimbangi dimensi roda yang membengkak, suspensi standar dilungsurkan. Seperangkat coilover BC Racing khusus Juke jadi penggantinya. “Pastinya lebih keras, tapi jauh lebih stabil,” ujar Adrian menyebut ketinggian bodi mampu tereduksi hingga 10 cm lebih rendah.

Sumber tenaga turut dieksplorasi sampai tahap stage 1. Manajemen mesin didukung Dastek Unichip Uni Q+. Lalu peranti peningkat performa seperti throttle control Pivot 3Drive Flat, racing suction kit beserta open air filter dan Circle Earth Ground Wire produk HKS disematkan.

Beberapa parts pilihan Adrian seperti cold air intake SAG dan lightweight pulley juga menyumbang kinerja mesin yang lebih optimal. Sistem pembuangan pun dibenahi dengan HKS ES Premium Muffler.
“Segini cukup, sengaja enggak pasang turbo karena riskan sama transmisi CVT-nya, takut enggak kuat,” senyumnya mengklaim dengan ubahan ini kenaikan tenaga mencapai 15 dk setelah dyno test. 

ANDALAN ISTRI

“Yang paling susah modif Juke yaitu mencari part performance yang pas, produk universal sebenarnya masih bisa, tapi perfomanya kurang maksimal,” jelas anggota dewan pembina di klub Nissan Juke Indonesia Association ini.

Berhubung mobil masih kerap dipakai istrinya sebagai mobil operasional harian, maka ubahan kabin diarahkan minimalis.

Contoh trim pintu dan seluruh jok dibaluit ulang dengan materi kulit sintetis berwarna cokelat oleh gerai interior Vertue. Begitu juga tatanan audio di bagasi yang hanya menempatkan sebuah subwoofer 10 inci dan satu unit power amplifier.

Semua dikemas apik dalam tatanan boks berbalut bahan kulit. Sehingga masih menyisakan akses ke ruang ban cadangan dan tool kit. “Ini kaki-kakinya mau distandarin lagi karena istri lagi hamil,” senyumnya.

Selamat ya Sob!  (mobil.otomotifnet.com)

New Honda City 1.5 i-VTEC M/T 2010, Tetap Nyaman Untuk Harian


Jika peruntukannya sekadar untuk mencari tropi kemenangan, Samuel Yapar boleh dikatakan satu dari sekian banyak modifikator Tanah Air yang paham mengakalinya. Sebab keputusannya untuk merombak tampilan New Honda City 2010 miliknya ini, bermodal perhitungan ulang agar kendaraan dapat tetap nyaman digunakan buat harian.

Hal tersebut disikapi oleh Samuel dengan menerapkan metoda plug and play pada ubahan bertema street racing. Mulai dari sektor mesin, kaki-kaki hingga eksterior. Kita mulai dari engine bay.

Mesin 1.500 cc i-VTEC bawaannya memang dirancang cukup bertenaga namun tetap efisien dalam hal pemakaian bahan bakar. Untuk mendongkrak power maksimumnya, Samuel hanya menambahkan turbo kit Sage.

Maksudnya agar dapat dipasang tanpa perlu melakukan ubahan terlalu ekstrem pada dapur pacunya. Termasuk menambahkan intercooler serta settingan boost, yang diatur ulang menggunakan super chip Greedy, tanpa mengganti jeroan vital mesin sama sekali.

Pada sektor kaki-kaki, cukup dimodali pelek Enkei ring 18 inci, berikut ban Toyo ukuran 225/35-R18. "Kombinasi ukuran roda (ban dan pelek) masih tergolong aman buat harian," yakin modifikator Skytron Autowork di kota Manado, Sulut, ini.

Begitu pula eksterior yang hanya dilapis ulang menggunakan metoda wrapping sticker di sekujur panel bodi luarnya. Menurut Samuel, jika hendak mengganti dengan kelir dan grafis berbeda, atau kalau mesti mengembalikan ke warna aslinya tak makan waktu lama dan minim biaya.

Sedangkan untuk panel pintu depan model lambo door dengan sistem motorized. Namun tak sampai mengorbankan engsel bawaannya, lantaran digantikan engsel pintu model knock down supaya dapat dikembalikan lagi ke kondisi standar.

SOUND

Kebanyakan pemain modifikasi mobil yang sudah mendandani besutannya bergaya ekstrem, kerap dihinggapi keinginan untuk meng-upgrade sistem audio bertema sound quality loud (SQL).

Hal ini tentunya punya alasan tersendiri di mata modifikator seperti Samuel, yang gak tahan membiarkan sound system-nya terlihat standar. Menurut pria ramah ini, pemasangan sistem SQL lebih ditujukan untuk menambah kesan atraktif, terutama ketika turun kontes.

Untuk itulah, Samuel membenamkan beberapa komponen car audio, dengan fokus penempatan hanya di bagasi. "Supaya suaranya tidak terlalu menggangu di kabin, ketika mobil dipakai harian," kata pentolan komunitas Famous ini.

Kabin depan cukup dimodali head unit monitor Sony 722BT lantaran fungsinya bisa dipakai buat berbagai kebutuhan multimedia, termasuk untuk menunjang kebutuhan entertainment di interior.

Sedangkan speaker split, power amplifier 6 ch maupun monobloknya berikut capasitor bank, diletakkan bersandingan bareng sebuah subwoofer 10 inci di bagasi. Fungsinya jelas, sekadar buat menciptakan sound menggelegar ketika turun kontes atau saat nongkrong bareng rekan satu komunitas. (mobil.otomotifnet.com)

Suzuki Swift GT 2009, Racing is The Best


Modifikasi dengan aliran racing, pasti enggak jauh-jauh dari kecepatan. Serangkaian ubahan pada sektor mesin menjadi fokus utama, yang kemudian diikuti oleh penampilan agar terlihat garang.

David, si pemiliki Suzuki Swift 2009 ini misalnya. Dia sudah lama berkecimpung dalam dunia modifikasi mobil. Berbagai aliran pernah dicoba. “Dulu sempat modifikasi mobil aliran elegan, tapi lama kelamaan membosankan,” jelasnya.

Akhirnya pada bulan Mei 2012, hatchback ini ganti aliran. Prosesnya kurang lebih memakan waktu tiga bulan, karena menunggu engine parts datang semua. “Untuk pengerjaan mesin, kurang lebih memakan waktu satu bulan,” ucapnya yang mempercayakan pada bengkel Shift Engineering.

Tahap awal, mesin diubah menjadi forced induction dengan penambahan rumah keong Garret GT-25. Untuk mendukung kinerjanya, ditambah pula intercooler APEX’i dan blow-off HKS Super SQV III. Agar kuat menahan kompresi tinggi, piston lansiran Wiseco disanding dengan setang piston Manley.

Sementara thorttle body pakai milik Nissan Silvia Turbo, fuel pump Walbro dan air filter Suzuki Sport. Untuk ‘otaknya’ andalkan piggyback Dastek Unichip Q+ dan Dastek Unichip I-drive.

Lalu, mengimbangi mesin beringasnya, kaki-kaki turut dioptimalkan. Per Tein Coilover, strut bar serta lower bar lansiran Ultra Racing ditanam di bagian depan. Sedangkan strut bar Cusco di suspensi belakang. Pelek Volk Rays CE28 dan ban Yokohama Advan Neova 195/50-15 jadi pilihannya.

Menunjang penampilan, aura carbon look dihadirkan pada mobil mungil ini, seperti pada body kit, spoiler, engine hood dan spion. “Bodi Suzuki Swift terkenal paling berat di antara kompetitor lain, makanya sedikit di-reinforce,” ungkapnya.

Masuk ke interior juga terasa aroma racingnya. Sepasang jok bucket Bride Ergo dan seatbelt Takata 4 titik dan aneka panel indikator seperti takometer, boost meter dan turbo timer Pivot dan water temp Defi.

Selain itu, David pun menghadirkan aroma JDM (Japanese Domestic Market). Bisa dilihat dari penempelan sticker dan pernak-pernik JDM macam towing Sunline di depan dan NRG di belakang. “Pokoknya aliran modif ini yang paling enggak ngebosenin,” tutur pengusaha optic ini.

Gas terus Bos!




Penampilan sudah racing, mesin yang sudah gahar. Tapi, untuk urusan audio, David enggan mengikuti aliran racing. “Kalau untuk audio, saya tidak suka yang beraliran racing, hehe..,” candanya.

Namun, kualitas audionya tergolong mumpuni untuk mobil beraliran racing. Contoh Head unit mengapliaksi Alpine CDE-101E, kemudian didukung power amplifier Cubic Sky Drive 4-channel.

Agar dentuman bass semakin keluar, dipasang subwoofer 10 inci keluaran RS Cubic. Lalu, kualitas suara semakin tajam dan jernih didengar, terdapat sepasang tweeter Cubic. (mobil.otomotifnet.com)

Toyota Kijang Innova 2005, Racikan Budget Pelajar


Eforia MPV kencang yang lazim dilakoni pada Toyota Innova turbo diesel, ditangkap Therry sebagai ajang pembuktian diri. Hanya saja,  Therry menerapkannya pada Toyota Innova bensin bermesin 1TR-FE miliknya.

Pelajar kelas 2 SMU ini sebenarnya penasaran lantaran mesin bensin Toyota 1TR -FE berkapasitas 2.000 cc yang diusung Innova terbilang boyo. Untuk mencapai tujuannya ini, Therry tidak sendirian. Melainkan menggandeng Willy, tuner drag race dari One Second Faster.

TURBOCHARGER

Willy yang bermarkas di Kebon Jeruk, Jakbar kebagian menggarap project bersama Therry. “Sengaja mesin dibiarkan standar pabrik agar biaya tak terlalu mahal,” cetusnya. Maklum, masih anak sekolah!

Meski begitu, bukan berarti hasilnya jelek. Terbukti dari beberapa hasil dyno test, Innova bertampang standar dengan tongkrongan  jangkung ini bisa meraih output maksimal sekitar 130 dk dengan ban AT (All Terrain) 235/70-R15 dan seabrek perangkat audio di dalam kabin.

Jelas ini menjadi prestasi tersendiri mengingat siswa yang wara-wiri dari rumah di bilangan Semper, Jakut ke sekolahnya di Kelapa Gading butuh besutan yang gesit dan bertenaga.

Paling krusial saat instalasi turbo ada pada sektor pembuatan piping stainless steel versi customized. Pasalnya mesin 1TR-FE tidak didesain untuk aplikasi turbocharger. Makanya header pun dibuatkan secara khusus dengan posisi turbo berada di atas layaknya mesin diesel 2KD-FTV.

Selebihnya tinggal bermain dengan software alias engine control unit. Namanya juga budget terbatas, Willy hanya mencangkok ECU standar dengan piggyback keluaran Dastek berlabel Unichip Q-series. “Pressure di-set sebatas 0,5 bar saja agar paking kepala silinder tidak pecah,” cetus Willy.

Agar konsumsi bahan bakar tidak terlalu boros akibat boost turbo sebesar 0,5 bar itu, Therry menambahkan kit gas hidrogen alias HHO (Hydrogen Oxygen) yang disuntik ke dalam intake manifold.

Hasilnya lumayan, untuk pemakaian dalam kota bisa dicapai konsumsi bahan bakar sebesar 10 km per liter dengan bahan bakar Pertamax Plus.

Mesinnya ini juga mendapat pasokan udara tambahan dari turbocahrger IHI bertipe RHF-04. Dari segi dimensi, rumah keong yang dipakai Therry cukup kompak. Dengan besaran air ratio sekitar 0.48, putaran turbin bisa bermain leluasa sejak rpm rendah hingga menengah.

Tak bisa dipungkiri, ini merupakan proyek upgrade paket ekonomis sehingga performa puncak juga tak bisa terlalu dahsyat. Untung saja ECU orisinal dibantu dengan piggyback Unichip Q+ dan turbo module keluaran Dastek.

Pasokan bahan bakar bisa dimanipulasi saat turbo melakukan boost dengan tekanan sebesar 0,5 Bar. Jadi tak ada istilah bensin tekor saat udara dalam jumlah di atas rata-rata menembus ruang bakar.

Apalagi setelah Willy menambahkan extrainjektor untuk menambah pasokan bahan bakar yang terletak persis sebelum throttle body. Sementara itu, piping dibuatkan menuju bumper depan.

Ini lantaran turbo intercooler yang ada di balik bumper depan butuh udara segar sebagai pendingin. Barulah pipa kembali ke dalam langsung menuju throttle body. Semua sambungan pipa menggunakan silicone hose yang di-clamp dengan kuat.  (mobil.otomotifnet.com)

BMW E36 320i 1996, Setelah Terbangun dari Tidur


Berawal dari rasa bersalah yang dirasakan oleh Irfan Taufik Fauzi, lantaran sudah menelantarkan BMW 320i lawasnya ini di garasi. Menurut pria yang akrab disapa Jifan ini, besutannya itu sempat tak terawat cukup lama karena kesibukannya yang super padat. Akhirnya terbersit niatan untuk membangunkan besutan kesayangannya itu dari tidurnya selama ini.

Karena merasa sayang untuk menjualnya, Jifan pun bertekad untuk mengubah sedemikian rupa besutan tahun 1996 ini. "Saya memutuskan untuk memodifikasi dengan spesifikasi drifting, karena waktu itu ubahan dengan konsep drifting sangat marak di Indonesia," ungkap pengusaha toko ban di Bandung, Jabar ini.

Namun untuk mewujudkan niatnya itu, Jifan agak ragu dengan mesin M52B20 bawaan seri 320i E36 ini. Meski performa dapur pacu 2.000 cc masih sanggup memuntahkan power maksimal sedikitnya 148 dk pada 5.900 rpm, namun niatannya hanya satu, "Ingin membangun BMW seri 3 yang punya tenaga sangat besar," tandas pehobi futsal bersemangat ini.

Itu sebabnya, Ia lantas mengambil basic mesin 2JZ-GTE, yang dipakai pada Toyota Aristo dan Supra, untuk menggantikan mesin bawaan E36 lawasnya ini.

Mengingat 2JZ-GTE sudah dimodali sequential twin turbocharger dengan sistem air to air side-mounted intercooler, maka untuk mengail tenaga super besar mudah dilakukan. Selain itu, turbin CT12B bawaannya memungkinkan untuk dilakukan pertukaran di bagian poros baling-baling pada exhaust side versi custom.

Obsesi menciptakan mobil drifting bertenaga besar tak berhenti sampai di situ. Turbo Garrett GT35 menggusur turbin standarnya itu, yang dipadukan dengan intercooler Autobahn 88.

Revisi dilanjutkan ke bagian jeroan mesin dengan mengganti piston bawaan dengan produk Wiseco, diikuti penyesuaian pada durasi camshaft yang dianggap masih cukup mumpuni.

Injektor yang sejatinya punya kemampuan semprot hingga 550 cc per menit, juga di-upgrade mengandalkan Power Enterprise berkapasitas 1.050 cc per menit, dan diimbangi pemakaian fuel rail custom Racepak Haltec. Penggantian sistem dengan beberapa komponen aftermarket ini, seluruhnya diatur oleh Haltech PS2000 supaya mendapatkan hasil paling maksimal.

Sempat dijajal di atas mesin dyno test untuk membuktikan kedigdayaan tenaganya. Hasil yang ditorehkan, power maksimal dapat tembus hingga 1.000 dk, dengan setelan boost 2 bar.

Hasil yang luar biasa setelah terbangun dari tidur.  (mobil.otomotifnet.com)

Kijang Super 1990, Segurih Mie Instan


Jakarta - Inspirasi dalam memodifikasi kendaraan memang bisa datang dari mana saja, mulai yang terkesan umum sampai aneh. Bahkan bagi Taufik HT, bungkus mie instan rasa soto mie, dengan kemasan hijau bisa jadi inspirasi dalam merombak Toyota Kijang Super kesayangannya.

"Rombakan cat bodi pakai konsep bungkus indomie soto. Paduan kelirnya hijau bergrafis putih dan silver gliter. Semua bahan pakai satu merek cat, yakni Sikken," ujar anggota klub TKCI ini. Yup, grafis putih dengan lis silver bergliter mendominasi bagian buritan mobil lima pintu ini.

Tak hanya ubahan pada cat. Bodi Kijang Super ini sudah mengaplikasi kaca one piece custom yang memaksanya memodifikasi pilar B dan C. Sementara spion Mazda diaplikasi agar makin modern. Di depan, gril bawaan sudah digusur oleh milik Kijang Grand Extra yang berkisi vertical.

Nah, yang menjadi keistimewaan Kijang lansiran 1990 ini ada pada aplikasi pelek Enkei Spyder berdiameter 16 inci. Lebar pelek berwarna putih dengan desain sporty seperti sarang laba-laba ini sekitar 8 inci di depan dan belakang. Eits, peleknya Enkei asli lho, bukan replika. Maklum, Taufik juga rajin gaul di forum Enkei Enthusiast di Indonesia.

Masuk ke kabin, nuansa hijau putih di sisi luar turut dibawa masuk. Lapisan bahan MB Tech mengisi kabin mulai dari jok, panel pintu hingga pelapis boks audio. Sektor pemanja telinga, Taufik mengandalkan headunit Pioneer seri 5, dua power dari Audiobank dan Jbl. Serta enam buah speaker dan dua pasang subwoofer.

Nah, makin gurih kan? (mobil.otomotifnet.com)

Menebus mobil dream car back to 90s dalam kondisi mulus, bukan berarti bebas dari pe-er alias pekerjaan rumah. Hal ini dialami Ryan Sebastian saat membawa pulang Honda Accord Maestro keluaran 1992.

Apa boleh buat, Ryan memang sudah kesengsem dengan Maestro yang menjadi dream car-nya sejak lama. “Pernah dipakai keluar kota, terus mogok karena koil pengapian trouble,” kenangnya.

Maklum saja, sedan premium yang sudah berusia 20 tahun ini memang sudah seharusnya didandani ulang sesuai spesifikasi pabrik. Tetapi Ryan tak mau tongkrongan balik ke standar alias versi lokal. “Maunya Japanese domestic market (JDM) biar enak dilihat dan bikin dilihat orang,” kekeh Ryan.

Upaya ini tak semudah membalik telapak tangan. Segala literatur baik versi cetak, internet bahkan menimba ilmu ke senior member di Honda Maestro Rider Club (HMRC) dilakoninya untuk hasil maksimal. Bisa dibilang, ini "proyek thanks to..".

Menurut Ryan, menyelesaikan dandanan Maestro berkelir abu-abu bulu monyet ini butuh pengorbanan baik waktu, tenaga dan uang (tentunya). “Satu persatu pernik aksesori saya kumpulkan sampai bisa lengkap seperti sekarang,” jelas Ryan.

Dimulai dari kaki-kaki yang meliputi suspensi dan pelek. Per keong Eibach yang dipotong beberapa ulir bersanding dengan pelek aftermarket Advan Racing RG-D berdiameter 17 inci. Menghasilkan tongkrongan yang sporty untuk ukuran sebuah sedan elegan.

Eksterior mobil pun kena garap dengan penambahan spoiler kit dan front lips hasil desainnya sendiri. Tak tanggung-tanggung, atap orisinal pun dirobek untuk ganti atap versi JDM yang sudah dilengkapi elektrik sunroof. Top cut yang didapat dari salah satu member di klub langsung dipasang dengan cara mengelas keseluruhan atap.

Termasuk cara yang "tidak sayang mobil" tetapi diyakini bisa menaikkan derajat besutan diantara sesama pemilik Maestro. “Saat atap dipotong, hati saya miris tetapi ini kan demi mobil yang perfect,” bisik Ryan.

Ibarat orang kalap, Ryan tak memberi ampun kepada mobilnya. Selama itu masih pantas dipasang dan memang diperuntukkan untuk Maestro, pasti diuber sampai dapat. Termasuk dalam merapikan bagian interior mobil.

Enggak cupu lagi, Gan! (mobil.otomotifnet.com)



Data Spesifikasi

Interior:

- OEM Front Foglight Switch

- OEM Rear Foglight Switch

- OEM Pole Switch

- OEM Half Switch

- OEM Maplight

- OEM Armrest Console

- OEM Cup Holder Console

- New Dashboard Panel

- Jok Semi Kulit MB-Tech Camaro

- Karpet dasar lapis kulit (tebal dan kuat)

- Original Momo Steering Wheel

- OEM Retract Mirror Switch

- OEM Moonroof Switch

- Mugen Pedal

- JDM Sunvisor CF4

Audio:

- Pioneer 8850

- Crescendo Opus Split Speaker

- Pioneer Coaxial Speaker

- Cubig Monoblock 1.500

- Cubig Power 4channel

- Subwoofer Crossfire 12" x 2pcs

Exterior dan Mesin :

- JDM Accord CF4 Th 2000 Moonroof 2step

- JDM Onepiece Headlamp 92-93

- JDM Intersection light Sm4 Cb3 Cb7

- USDM Foglight

- Grill Gsquare

- Lips Custom (designed by me)

- JDM Signal Light SiT

- JDM Wing Spoiler SiT

- JDM Honda Access Doorvisor

- JDM Honda Access Moonroof Visor

- AG Rear Visor made in Malaysia

- Advan Racing RG-D 17 + ban Accelera Alpha 215/45-17

- Eibach Sport Kit + Valen damper

- Red Clear Tail lights

- JDM License plate Holder

- Custom rearfoglight

- Sv4 Sidemarker

- Retractable Mirror

- Brake cover caliper Wilwood

- D1 Spec Racing Nut (baut roda)

- JDM Antena with half module

- Engine Strutbar

Honda Civic Genio 1993, Berpaling ke Lain Hati


Awalnya, James Hanjaya cukup getol memodifikasi All New Honda Jazz RS 2011. Tapi lantaran oprekan lebih sering dilakukan di bengkel Top-setup Auto Mechanic yang kebanyakan mobil-mobil lama era 90-an, mampu membuat James berpaling ke lain hati.

"Kayaknya lebih seru main mobil lama, gampang diutak-atik dan parts racing-nya lebih banyak," ujarnya sedikit mengeluhkan part racing untuk Jazz lebih sulit didapat dan lebih mahal. Beruntung James bertemu Hardy Halim sang punggawa bengkel. Atas saran Hardy, dipinanglah sebuah Honda Civic Genio tahun 1993.

 Gaya racing sudah jelas menjadi sasaran. "Yang penting enak buat daily sama kontes aja, tapi enggak ekstrem kok," senyum James yang membandingkan gaya murni JDM yang banyak diterapkan pemilik Genio butuh biaya jauh lebih mahal.

Langkah awal, mengeksplorasi jeroan mesin standarnya yang berkode D16A. Blok silinder berganti kode ZC berkapasitas 1.600 cc, begitu juga piston menggamit PM1 75.5 mm bawaan Honda. Kemudian, lubang isap kepala silinder dihaluskan dengan metode porting and polished.

Lalu, kem dipercaya produk Camtech Australia berdurasi 272° yang dipadu gir kem model adjustable racikan Top-setup. Pengaturan timing pengapian dan suplai bahan bakar mengandalkan throttle body baru label BBK 62 mm. Penggantian ini diiringi penyempurnaan pada intake manifold.

Agar ruang mesin tambah gaya dan pasokan udara lebih banyak, air filter HKS dijejalkan dengan intake model ular Jepang Tsuchinoko. Sistem pembuangan sekalian dibenahi dengan mengganti header konfigurasi 4-1 buatan DC Sport yang dilanjutkan pipa tengah selebar 2 inci.

Beberapa part kompetisi lain pilihan James juga turut dibenamkan. Dengan racikan seperti ini, dirasakan torsi yang lebih melimpah. "Kalau standarnya di 120 dk, sekarang jadi 160 dk, torsi juga naik jadi 190 Nm dari awalnya 144 Nm," sebut Hardy mengacu pada hasil pengukuran dynamometer test.

Beres urusan mesin, tinggal memoles tampilan luar dalamnya. Kaki-kaki jadi tahapan kedua, pelek sengaja hanya mengaplikasi Enkei RPF-1 lingkar 16 inci yang dibalut ban Toyo Proxes 4 ukuran 195/50-R16. Suspensi mengandalkan paduan sokbreker Bilstein dan per Jamex. "Menyesuaikan horse power," singkat modifikator yang gemar moge ini.

Tampilan luar mengaplikasi paket body kit full bumper dan add-on dengan tambahan GT-Wing di kap bagasi agar sesuai tema, namun tidak mengurangi performa. Makin eye catching bodi asli dilabur kelir baru sonic blue metallic dari Spies Hecker.

Total pengerjaan memakan waktu dua bulan dengan beberapa pekerjaan diambil alih James dengan metode do it yourself alias mengerjakannya sendiri di waktu luang. Mantap! (mobil.otomotifnet.com)


ENGINE

- Honda ZC 1.6L cylinder block

- Honda PM1 pistons 75.5 mm

- ported and polished cylinder head by Top Setup

- Camtech Australia custom camshaft 272

degree 9mm lift

- Top Setup custom adjustable cam gear

- BBK 62mm throttle body

- ported and polished intake manifold and re-welded

- HKS air filter and Tsuchinoko sytle air intake

- Samco radiator hore kit

- Samco silicon hose

- Blue Thunder spark plug wire

- Koyorad racing radiator

- Mugen oil cap

- Exedy stage 2 clutch

- Energy Suspension motor mounts inserts

- Energy Suspension transmission shifter bushing

- P28 remapped ECU

- HKS circle earth ground wire

- Pivot Mega Raizin volt stabilizer

- repaint yellow engine bay

- repaint orange head cover and timing belt cover


 EXHAUST SYSTEM

- DC sports 4-1 header

- Billion exhaust wrap

- 2” exhaust pipe

- eg9 engine strutbar.


INTERIOR

- Momo F1 Concept steering wheel

- Z speed short shifter

- Buddy Clkub shift knob

- Sparco 2” 4 points seat belt

- Autometer sport comp 5” with shift light

- custom harness bar

- Auto Gauge vacuum indicator

- custom racing switches and start button

- suede door trim and pillar.


 KAKI-KAKI

-Enkei RPF1 16” x 8” +42

-Toyo Tires Proxes 4 195/50 R16

-Bilstein shock absorber

-Jamex lowering kit

-ATE front disc brake

Nissan Juke RX 2012, Tambah Performa Obati Kecewa


Awalnya, Daniel Khoe tertarik membeli Nissan Juke karena disangka mengusung mesin HR16 turbo seperti versi Eropa. Padahal versi lokal mengusung tipe mesin HR15 kapasitas 1.500 cc tanpa turbo.

“Agak kecewa begitu tiba di showroom karena mesin beda, tapi berhubung bini (istri, red) suka modelnya ya ditebus aja deh,” kekeh pemilik Sahara Café di Pantai Indah Kapuk, Jakut ini.

Untuk mengobati kekecewaan, Daniel langsung menyiapkan sejumlah langkah modifikasi agar mobil berkelir solid white ini tambah gaya dan performanya.

Hasil diskusi dengan sesama pemilik Juke di klub Nissan Juke Indonesia Association (NJIA), opsi mendongkrak tampilan dan tenaga mesin ditempuh. “Saya jatuh cinta pada Juke versi Nismo Racing,” senyum ayah dari Denzel Khoe ini. Untuk memoles tampilan bodi, rumah modifikasi W7 Carsmetic dikontak.

Paket body kit yang disematkan meliputi bumper depan dan belakang, side skirt serta wing. Mengentalkan tema, stripping stiker orisinil versi Nismo dilekatkan. Lalu pencahayaan lampu model LED dan tambahan bohlam HID turut memperkaya tampilan bonnet dan buritan.

Kaki-kaki ikutan diperkuat guna mengimbangi performa yang meningkat. Pasangan pelek Volk Rays TE37 berdiameter 19 inci dengan lebar 8,5 inci di depan dan 9,5 inci di belakang.

Sedangkan, balutan ban Falken ukuran 245/40-R19 juga membuat Juke menapak erat dengan jalan. Bantingan suspensi diredam lewat kombinasi coilover Tein street basic dengan underbrace produk Undercontrol.

Beralih ke dapur pacu, mesin mengalami peningkatan. Tahap awal, manajemen mesin didukung Unichip Dastek UniQ+. Lalu peranti peningkat performa seperti Pivot throttle control, racing suction HKS dan silicone hose racing Sard disematkan.

Yang paling signifikan mendongkrak tenaga adalah aplikasi camshaft produk bengkel RD-GR. Sistem pembuangan juga turut dibenahi. Center pipe racikan XS dipadu muffler Fujitsubo S turut menyumbang tambahan tenaga secara signifikan.

Berhubung mobil masih kerap dipakai istrinya sebagai mobil operasional harian, maka kabin dibiarkan standar. “Sepasang jok bucket Bride sudah disiapkan, tapi buat kontes nanti,” bisiknya.

Ubahan di kaki-kaki masih dirasa nyaman untuk jalanan aspal. Begitu juga performa mesin yang direncanakan mengalami peningkatan lagi.

“Ada rencana pakai turbo, tapi tunggu teman dulu di NJIA,” senyumnya menyebut salah seorang nama teman yang gemar modifikasi. Lanjutkan!
 (mobil.otomotifnet.com)

Honda Tiger, Street Fighter Bandung Selatan


Boleh dibilang inilah maha karya Asep Wahyudin. Honda Tiger aliran street fighter menjadi salah satu maskot klub Asep yang nengok kalau dipanggil Kang Ipit ini. Doi tergabung di Bandung Selatan Tiger Klub (BSTC).

Kebanyakan pemilik Tiger saat ini lagi gandrung dengan ubahan aliran vintage. Tapi, tidak bagi Kang Ipit. Dia tetap setia dengan aliran motor yang bikin tampak motor gagah ini. “Saya senang tampil sangar di jalanan, motor aing kumaha aing,” pede Kang Ipit. Maksudnya terserah dia motornya mau diapain juga.

Tidak serta merta dia gampang melakukan dengan mudah ubahan pada Tigernya ini. Mulai dari kaki-kaki, ogah tampil seadanya. Suspensi limbah moge dipasang. Kendala awal dihadapinya saat aplikasi limbah moge Suzuki B-King.

Area komstir juga perlu penyesuaian. As komstir diganti dengan as komstir custom hasil bubut seukuran dengan Tiger. “Untuk arm belakang juga sama dibubut. Tapi, lupa ukuran diameternya, yang penting bisa masuk,” tambah pria berkacamata ini.

Bukan hanya suspensi yang bikin sangar, bentuk bodi juga mendukung konsep awal. Kang Ipit dibantu rekan-rekan klubnya. “Bodi handmade dari fiberglass dikerjakan sendiri di rumah,” ungkap Ipit yang seorang wiraswasta konveksi ini.

Pemilihan warna juga cukup unik. Hitam dengan kombinasi ungu bisa juga membuat lebih sangar dan elegan.
Tanpa mengesampingkan fungsional, beberapa komponen rupanya tak luput dari perhatian Ipit. Seperti jok single seater bisa diubah sistem knock down agar bisa pasang jok tambahan untuk boncenger.

Penempatan knalpot juga yang sesekali bisa bongkar-pasang. Caranya dengan ganti knalpot undertail yang nongol di bawah jok.

Modifikasinya ini bukan tanpa alasan. Selain jadi salah satu maskot di klub tempat Ipit bernaung, sesekali motor ini juga diajak riding jauh alias turing. Makanya mesti tetap safety. “Saya sudah tes sampai Gunung Bromo saat acara Honda Bikers Day beberapa waktu lalu, alhamdulilah enggak ada kendala dan tetap nyaman dipakainya,” jelas Ipit.

Berkat garapan Ipit dan teman-temannya ini pula, banjir orderan untuk bikin bodi atau kedok lampu buatannya datang dari berbagai kota. Namun meski gila modifikasi tak membuatnya terjun langsung menjadi seorang builder.

Maklum mungkin bro yang satu ini masih sibuk dengan bisnis konveksinya. Atau mau ganti aliran modifikasi lagi? “Enggak! Saya puas dengan ubahan ini!”

Motor maneh kumaha maneh! (motor kamu terserah kamu, red). He..he..he.. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan  : Battlax BT45 120/70-17
Ban belakang  : Sinko 200/50-17
Lampu depan      : Jupiter MX
Rem depan         : Nissin
Rem belakang     : Kitaco

Honda CB 100, Chopper Ala Mendoan


Jangan remehkan makanan khas Banyumas yang bernama mendoan. Makanan berbahan tempe kedelai yang digoreng bersama tepung dan irisan loncang (daun bawang) ini, rupanya memberi inspirasi modifikasi bagi Telson Hardani atau yang akrab disapa Dani ini. Pria asli Cilacap, Jawa Tengah ini bolak-balik mengubah konsep modifnya. Dari klasik hingga Japs style. Akhirnya ketemu konsep sendiri yang dinamakan Traditional Chopper Ala Mendoan.

“Maksudnya, modif chopper dengan basis tradisional Banyumas yang terkenal dengan mendoannya,” buka Dhani, sapaan akrabnya. Ditambahkan olehnya, bahwa motor Honda CB keluaran tahun 1976 miliknya itu dieksekusi abis.

Yang tersisa, mesin dan nomor rangkanya saja. Sebab, frame atau sasis dibikin ulang pakai bahan besi pelat berbagai ukuran. Tergantung letak dan fungsi.

Seperti tujuan awal, pacuan modif ini tetap bisa dipakai buat harian. Maka itu, hukumnya wajib kuat dan safety saat dikendarai. “Hampir tiap minggu dipakai bolak-balik Jogja-Cilacap,” timpal Dani.

Setelan swing arm yang juga custom sudah disesuaikan tinggi dan lebar setang. Jadi, handling tetap nyaman. Begitu juga empuknya tunggangan masih tetap bisa dirasakan dengan nyaman meski sok depan menerapkan gaya springer dan belakang rigid. Itu karena jok single seater yang diadopsinya memiliki pegas di bagian bawah.

Soal pengerjaan tidak dikerjakan Dani seutuhnya. Melainkan, dibantu Rifai yang owner rumah modifikasi N-Joy 76 Extreme Custom Jogja. Rifai yang menghitung semua keseimbangan rangka, swing arm, setang dan roda-rodanya. Doi pun merancang tangki berkonsep bulat atau dalam bahasa Jawa-nya, nyempluk. “Karena untuk ciri khas mendoan, yang juga nyempluk,” tutup Rifai.

Weleh!  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban Depan     : CST 100/90-18
Ban belakang     : Pirelli CD 130/90-15
Master depan     : Honda GL 100
Master belakang    : Honda Tiger
N-Joy 76     : 0856-8307-919

Honda Tiger 2000, Spesial Turing Nih!

Agung Nugroho Setiawan coba membangun pacuan yang nyaman buat turing. Owner One Brutalle Modification (OBM), asal Kota Dawet Ayu, Banjarnegara, Jawa tengah ini coba menerapkannya di Honda Tiger milik Arlan Taroreh asal Wonosobo.

“Konsep bodi di motor ini, mengikuti performa kaki-kaki. Jadi project awalnya, dibikin dulu kaki-kaki yang kuat buat riding jauh,” buka Wawan, panggilan gaul modifikator satu ini. Sok depan dioprek agar kuat menahan beban khas turing. Terutama kala menemui beragam jenis jalanan mulai jalan mulus hingga berjerawat. Maksute jalan rusak. Obatnya bukan ke dokter spesialis kulit yak!

“Daleman sok direkondisi. Ubah lubang suling sok depan dan menambah volume oli sok depan 15 cc agar redaman aman saat melahap handicap yang sulit di saat turing,” cuap ayah dari Alifya Dearly Firstyansyach.

Begitu pula dengan komponen kaki-kaki belakang. Meski memakai swing arm variasi, tapi didukung sok YSS agar stabil. Dudukan atas nempel pada bagian belakang center back bone asli. Pola aplikasi sok belakang ini sengaja dibikin tinggi agar motor menjadi sedikit jangkung.

Kini bicara bodi! Desain baju, menyasar kendaraan tempur model BMW seri 800 GS. Dimensi bodi diperhitungkan sesuai dimensi motor. Contohnya lampu depan yang comot milik macan noceng tahun muda dengan model asimetris. Juga, desain tangki yang lebih kecil dibanding model BMW GS.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Corsa 120/70-17
Ban belakang : Corsa 130/70-17
Pelek : Sprint
Knalpot : Nobi
Spatbor blk : KLX 150
OBM : 0857-4784-8600

Kawasaki Ninja 250R, Harus Berubah Jadi Sangar!


Ingin lebih sangar! Itu yang ada di benak kepala Dede Mahfud kala menentukan konsep modif yang diinginkan di Kawasaki Ninja 250R jebolan 2012 miliknya. “Wajah dan juga bodi Ninja mesti terlihat lebih sangar lagi. Pokoknya harus beda,” kekeh Dede, sapaan mesra budak Majalengka, Jawa Barat ini.

Untuk itu, Dede segera meluncur menuju padepokkan IQ Modification (IQM) di kawasan ruko Cirebon Bisnis Centre (CBC) Jl. Tuparev, Cirebon. “Kami coba tawarkan konsep dengan tampilan model ZX khas IQM. Cirinya, bentuk kisi-kisi airscoopnya rada besar dan menyerupai busur panah,” urai Frendi Budiman, komandan dari IQM.

Kini, bodi standar Ninja tak terpakai lagi. Frendi yang dibantu kru IQM, melucuti seluruh baju Ninja. Gantinya, seperangkat cover bodi dari fiberglass yang dipasang untuk menutupi hampir semua badan Ninja.

Dari sini, tampilan motor sudah terlihat perbedaan yang mencolok. Apalagi cover lampu depan, dibikin model agak terpisah dengan menyambungkan bagian tengah atas dan bawahnya. Hasilnya, seakan mengesankan sorot mata yang tajam jika terlihat di malam hari.

Pada bagian tangki, terlihat kekar dan besar. Sebenarnya itu kondom penutup tangki saja. “Tapi, dibikin agak lancip di bagian sisi samping agar makin terlihat dinamis dan futuristik. Sedangkan jok belakang, masih tetap aman dipakai untuk boncenger. Tinggal buka bagian penutup jok nya saja,” jelas Frendi yang juga desain interior ini. (motorplus-online.com)
 
DATA MODIFIKASI
Knalpot : Yoshimura (slip on)
Spion : Kawasaki ZX-6
Footstep : NUI Racing
Cat : Tomi Airbrush
IQM : 0813-2499-4567

Herman pemilik H-D dari Jakarta dan Rudi ‘The Lucky Boy’ Sudjono builder Flying Piston Garage (FPG) sepakat. Ingin membangkitkan romantisme desain boardtrack era tahun 20-an. ”Bener-bener mau bikin old board track bro,” kata Rudi semangat.

Tapi, mereka juga wajib realistis! Artinya, mesin yang nanti diusung jangan kelewat tua. Selain performa sudah uzur, perawatan dan kelangkaannya bikin ribet. Diputuskan cari mesin yang gampang dan simpel perawatannya. Namun agar mesin terlihat tua, diakali lewat sandblasting.
Dari sini sektor sasis baru dilirik. ”Bagian depan dulu, sok dipilih milik H-D FL 1942 versi balap. Beda dengan versi biasa, ini ada tiang penguatnya. Makin jadul, rem depan-belakang nggak pakai produk modern, tapi drum brake dari H-D XL 1957. Estetika old racingnya dapat khan?” bangga Rudi.

Detailing motor ini memang asyik diapresiasi. Langkah handmade dan pencarian part tua bikin penikmat custom salut. Elmu tekuk pipa dan dan ketok pelat dilakoni serius. Demikian juga rangka direhab ulang ala XL boardtracker. Setelah itu merancang tangki slim ol skool dan  wadah oli. Diikuti detailing part.

Roda dipilih 2,50x19 milik H-D tua plus karet Avon SM 4,00x19. Ini berlaku untuk depan-belakang, lho! Semua dipilih ban  relatif kecil karena memang punya roh motor balap. ”Gambarannya, ini bukan tunggangan chopperis santai pakai ape hanger  tadi die harder yang suka kecepatan, menembus kota dan hang out dengan para speed junkie,” gambar Rudi.

Detailing motor ini juga sip. Rudi banyak memilih produk legendaris kategori collector item.  Saringan udara di karbu dipakai milik H-D WL dan fender belakang enggak kalah langka dari produk Indian lawas.

Cheers for FPG! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Karburator : H-D WL
Sepatbor belakang : Indian Motorcycle
Rem belakang : H-D XL 1957

Yamaha Jupiter MX135, Enggak Iri Lagi Deh


Iri ala biker atau penggila modifikasi harusnya positif. Jika modifikasi motor belum mantap, harus cepat berpikir agar motor andalan bisa dilirik teman-teman satu tongkrongan. Pastinya berpikirnya wajib kreatif. Jangan cuma mengandalkan dana besar dari orang tua. Itu sih anak mama. He..he..he..!

Begitulah yang dialami Billy Sanata, warga Probolinggo, Jawa Timur. Pelajar kelas 3 SMK Mater Dei Probolinggi iri melihat Yamaha Jupiter MX 135LC milik Jason, teman gaul Dimas. Wah, seandainya melihat motor yang setipe milik orang lain pastilah iri. Kalau enggak iri, itu sih bukan kategori biker.

Bagi Billy, MX135 milik Jason terbilang ubahannya sip punya. Siapakah Jason? Sabar, lanjutkan membaca nih tulisan. Sampeyan mesti tahu dulu sedikit asal-usul Jason. Dia putera dari Adhi Wicaksono. Adhi, kan yang tak lain bos dari rumah modifikasi Lent Automodified (LA), Probolinggo.

“Untuk ubahan motor hanya memakai bodi kit yang sudah ada di LA. Bagian fairing, sepatbor, bodi belakang dan jok double seater yang dirombak ulang. Hitungannya sih enggak banyak rombakan. Namanya juga masih SMU, kepingin tetap bisa dipakai boncengan,” tutur Billy sambil cengar-cengir kesenangan melihat hasil akhir garapan sang modifikator.

Benar juga pikiran Billy. Tampilan motor kesayangan berubah jadi lebih sip, tapi enggak lupa masih tetap bisa punya tandem. Apalagi, tandemnya cewek. Waduuuuh.

Bodi yang dipasang pada Jupiter MX 135 milik Billy masuk kategori plug n play alias bolt on. Bongkar-pasangnya enggak perlu ubah bagian motor yang standar.

“Bisa jadi saya nanti akan ganti teman modif. Kalau modifikasi plug n play tinggal bongkar kalau sudah bosan,” bilang Billy yang berumur 16 tahun.

Beralih ke bagian kaki-kaki yang juga mengalami rombakan untuk mengimbangi bagian bodi. “Kaki-kakinya masih mengandalkan pelek bawaan pabrik. Hanya saja ukuran ban sedikit diperbesar supaya tidak cungkring. Swing armnya comot variasi milik TDR yang sudah ada stabilisernya,” imbuh Billy yang doyan dengan bebek sport.

Supaya tampilan racing semakin kental, Billy sengaja menanggalkan setang originalnya untuk diganti dengan setang jepit. “Setangnya pakai milik Yamaha X1. Satu set dengan batok bagian depan,” terangnya.

Hasilnya memang mengarah ke Yamaha X1. Artinya, konsep Billy untuk Jupiter MX 135LC miliknya bebek futuristik yang sudah lama trend di Thailand.

Kalau sudah begini tidak ada lagi ceritanya iri dengan anak modifikator. He..he..he..  (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan  : FDR 90/80-17
Ban belakang : FDR 100/80-17
Pelek depan : Yamaha 2,25 x 17
Pelek belakang : Yamaha 2,75x17
Footstep  : Yoshimura
Cakram depan  : PSM

Edan, Truk Ford F650 Disulap Jadi Limosin 20 Meter!



Cina – Edan! Kata tersebut bakal muncul kala melongok Ford F650 asal Cina yang satu ini. Bagaimana tidak, mobil yang seharusnya ’berkodrat’ sebagai truk telah disulap menjadi kendaraan mewah limosin super panjang.

F650 ini dimodifikasi dengan penampilan baru yang berbeda dari versi aslinya. Terlihat dari rumah-rumah dengan kaca seamless yang menggusur bak terbuka di belakangnya. Serta aplikasi pintu tengah, yang mundur jauh di depan ban belakang. Dengan wheelbase yang panjang, F650 ini tetap menampilkan ukuran overhang yang fantastis.

Dan tak tanggung, ukuran panjang F650 ini mencapai 20 meter. Bahkan melebihi panjang rata-rata bus di Indonesia seperti sasis Hino RK, Mercedes Benz OH atau Scania yang hanya 12 meter. Tentunya dibutuhkan keahlian khusus untuk membawanya meliuk di antara kemacetan kota.

Tak ada detail mengenai spesifikasi. Tetapi versi standar F650 tertanam dua pilihan mesin, yakni tipe bensin 6.8 liter Triton V10 dari Ford, serta pilihan mesin diesel buatan Cummins bervolume 6.7 liter. Rentang pilihan tenaga juga beragam. Mulai dari 200-357 dk. Sedangkan pilihan transmisi ada Ford TorqueShift 6-Speed Automatic (Bensin), Allison 5-Speed Automatic, Allison 6-Speed, Fuller 6-Speed serta Dana 7-Speed. (mobil.otomotifnet.com)

S2000 Mugen, Serigala Jepang Rasa Eropa


Amerika – Tuner resmi Honda yaitu Mugen memang mengerti cara memoles roadster semacam S2000 agar makin apik. Terlihat dari sosok dua "Serigala" S2000 ini yang tampak stylish dengan modifikasi gaya Eropa yang minimalis dan terkesan polos tanpa aplikasi body kit berlekuk ekstrim.

Bahkan jika kita lihat pada bagian depan kap mesin polos dan bumper ber-airdam besar dengan desain busur panah, sepintas mirip milik Porsche 911. Kedua S2000 Mugen ini  juga dilengkapi dengan sebuah airbox serat karbon di depan radiator.

Bukan hanya itu saja, kedua mobil ini juga menggunakan new stainless steel headers, ECU, Knalpot, serta perlengkapan balap lainnya. Semakin apik, keduanya dilabur kelir putih yang elegan dan tampak serasi dengan tema modifikasi Eurostyle-nya.

Eits, mesti nyaris kembar, detail keduanya berbeda lho. Dimana versi pertama mengadopsi pelek HRE dengan rear wing model turing. Sementara S2000 lainnya mengaplikasi rear spoiler rata model drag dengan pelek model balap. (mobil.otomotifnet.com)

Nih, Obat Ganteng Buat Lambo Gallardo


Jerman – Sebagai supercar, sudah kodrat Lamborghini Gallardo untuk tampil maskulin dan tampan. Namun bagi yang kurang puas akan tampilan standarnya, tuner asal Jerman Prior Design menawarkan body kit sebagai “obat ganteng” buat mobil berpintu gunting itu.

Paket body kit tersebut dijuluki L800. Dimana set itu terdiri dari bumper baru, front fenders dan penambahan lengkungan di roda belakang. Ada juga roof scoop dan spoiler belakang yang terlihat sangar.

Tak main-main, body kit tersebut telah bersertifikat TUV dan dilengkapi dengan mounting hardware.

Sehingga, L800 ditawarkan sebagai piranti plug and play tanpa rombakan berat pada bodi Gallardo, yang memang sudah tampil eksotik. Dan paket ini dijual tanpa pasang atau juga dapat dicat dan dipasang langsung di workshop Prior Design.

Oiya, biaya yang harus ditebus untuk mengaplikasi “obat ganteng” ini sekitar Rp 152 juta. Dan kompatibel untuk Gallardo keluaran tahun 2003-2008. (mobil.otomotifnet.com)

Wuih, Toyota 86 Versi Drifting Tenaganya Tembus 800 Dk!


Jepang – Sebagai pendatang baru nama sportscar Toyota 86 terbilang mudah untuk dimodifikasi sebagai mobil balap. Dan didukung dengan sistem penggerak roda belakangnya, 86 gampang dibuat sebagai mobil balap drifting.

Salah satunya adalah 86 garapan Speedhunters yang satu ini. Yup, mobil yang bakal digeber oleh drifter Norwegia, Frederic Aasbo ini telah mengalami rombakan nyaris di seluruh sektor. Mulai dari tampilan,mesin dan tentunya kaki-kaki.

Untuk itu, mesin boxer 2.0 liter berdaya 200 dk diganti dengan mesin yang lebih besar, 2JZ-GE turbo enam silinder segaris yang diambil dari Toyota Supra. Tak cukup versi standarnya, mesin itu dirombak oleh SWR Performance Engineering. Mesin berkapasitas 3.4 liter ini bisa menghasilkan sampai 800 dk dan torsi 1000 Nm di roda belakangnya.

Demi mengendalikan tenaga moster yang dihasilkan mesin, disiapkan kopling balap triple-plate, custom flywheel, transmisi empat percepatan, radiator yang dipasang dibelakang.

Layaknya mobil balap lain, interior 86 dipangkas habis dan hanya menyisakan kursi Sparco, setir GS Performance, roll cage dan racing harness dari Takata uang semuanya berlisensi FIA.

Modifikasi dilanjutkan ke sektor kaki-kaki. Dimana kawalan suspensi balap dari KW berpadu piranti drift angle dan control arm dari PeeBee Motorsport. Selain itu, rem 86 ini mengandalkan WP Pro 6 caliper big brake dan pelek Motegi Racing Traklite berukuran 17 inci di depan dan 18 inci di belakang. (mobil.otomotifnet.com)