Jumat, 14 Desember 2012

Yamaha Mio Soul, Bermain Wide Body

Bengkel Bongky Art Design (BAD) memang lihai memainkan estetika ubahan motor. Seperti di Yamaha Mio Soul milik Boby Sidartha yang turun di Skubek Contezt yang dihelat di Jakarta Motor Show 2012 lalu, sukses merebut gelar juara 3 di kelas Fashion Advance.

“Coba mengolah bodi dan kaki-kaki sesuai regulasi yang diberikan panitia. Intinya tidak menghilangkan identitas dari Mio Soul, hanya touch up beberapa bagian saja,” ujar Abonk, builder BAD yang mangkal di Cipinang Indah, Jakarta Timur.

Untuk itu, Abonk mengolah areal bodi standar dengan mengandalkan teknik wide body. Jadi, beberapa detail bodinya ditambah dengan tekstur baru yang mengandalkan bahan serat fiber. “Tinggal tempel saja ke bodi asli pada areal depan dan belakang yang memang enggak diubah,” lanjut builder dengan gaya rambut ala Giring, vokalis grup band Nidji ini.

Sebagai pemanis, bodi tambahan ini dibikin berlubang biar tampilannya terkesan lebih sporty. Nah, untuk sepatbor depan langsung didesain baru, modelnya meniru penutup roda depan yang biasa diaplikasi di moge.

Areal kaki-kaki juga ikut kena olah, mengandalkan pelek variasi yang dimensinya lebih lebar. “Pelek depan dan belakang pakai buatan Rotora agar kelihatan lebih kekar, untuk belakang lebar 4 inci dan depan 3 inci,” jelasnya Abonk.

Paling sip Abonk yang bengkelnya memang spesialis cat paham betul memaikan warna. Kelir yang dipilih memainkan paduan hijau metalik dan hitam. Meskipun besutan ini minim pemasangan part bolt , tampilan motor jadi elegan setelah pemasangan jok dengan pelapis bahan joknya dari MB-Tech.

"Busa joknya sengaja dibentuk supaya teksturnya sesuai dengan lekukan bodi motor," tutup Abonk. (motorplus-online.com) 

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Corsa 100/60-14
Ban belakang : Corsa 150/70-14
Knalpot  : Cover Byson
BAD : (021) 98396858

Yamaha Mio Soul, Bermain Wide Body


Kawasaki Ninja 250R, Ogah Tiru Keseluruhan

A Liung alias Vinsen, modifikator di Bogor, enggak mau dianggap penjiplak. Maksudnya, konsep modifikasi bukan cuma meniru utuh dari motor yang sudah ada. Itu sih enggak ada bedanya dengan pembajakan. Pembajakan dilarang negara. Itu enggak kreatif.

Sah-sah aja sikap Vinsen. Itulah yang diturunkan di Kawasaki Ninja 250R keluaran 2010. Nih motor ikutan di Kawasaki Modification Contezt beberapa bulan lalu di Senayan, Jakarta Pusat.

“Setengah motor mirip Ducati. Setengahnya lagi diambil dari Yamaha R6. Kalau mengambil utuh salah satu motor, wah itu enggak bisa. Bukan modifikator namanya,” sergap Vinsen yang rumah modifikasinya bernama Vinsen Motor Sport (VMS), Bogor.

Memang, bagian depan Ninja garapan VMS persis menjiplak Ducati 898. Dua lampu bulat terpisah. Begitu juga dengan fairingnya, ala 898 kompak.

Tapi, ada yang menarik dari kedok lampu ala 898 di Ninja polesan VMS. Enggak utuh persis dengan 898. Lihat sendiri bagian windshieldnya dibikin persis seperti kepala singa jantan.

“Supaya berbeda dengan yang asli-nya. Meski gitu, braket asli bawaan Ninja masih tetap dipakai. Enggak perlu diganti atau bikin braket baru,” timpal Vinsen yang bermarkas di kawasan Jl. Raya Tajur, Bogor.

Bagian buntut pun enggak murni mengadopsi buritan R6. Ada tekukan yang dibentuk lagi dari aslinya R6. Tapi, ciri khas R6 masih jelas kelihatan. Persis seperti mata tombak.

“Buntut R6 bagus kalau dikombinasikan dengan bagian depan 898. Cocok banget. Berbeda kalau buntutnya juga pakai 898. Kok malah enggak pantes. Enggak runcing yang bikin kesan kurang sporty,” urai Vinsen.

Pemasangan buntut pun juga persis dengan bagian depan. Enggak butuh braket atau menambah pegangan bodi. Kalau balik ke buntut asli Ninja 250, silakan tinggal pasang.

Betul apa yang diucapkan Vinsen. Coba lihat sendiri motor-motor di atas 600 cc, cuma Ducati 898 yang sepertinya masih mempertahankan model burita tawon dengan sedikit dirancang ulang. Berbeda dengan mogenya pabrikan Jepang, buntutnya runcing.

“Itulah saya enggak mau satu model motor dipakai. Pastinya, kan masalah selera. Menurut modifikator lain bagus, belum tentu menurut saya juga bagus,” kata Vinsen.

Mungkin cara yang dilakukan Vinsen bisa ditiru. Model motor bisa diambil dari mana aja, tapi jangan lupa modifikator tetap modifikator. Ide dan gaya builder kudu kelihatan jelas.

Sayangnya, Vinsen lupa modifikasi harus keseluruhan. Body work digarap rapi, tapi kelirnya kurang mendukung. Grafis dan motif yang tidak senada bikin motor terkesan ramai banget. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 120/60-17
Ban belakang : Battlax 160/60-17
Knalpot  : Norifumi
Lampu : Devil Eye
VMS : 0878-72062226

Kawasaki Ninja 250R, Ogah Tiru Keseluruhan


Honda Tiger, Diantri Dua Builder


Untuk kesekian kalinya Honda Tiger ini dijadikan objek imajinasi Ipul alias Syaiful. Sempat tampil alakadar dengan pasang kaki-kaki limbah moge super gede, tapi ini kali diperbaharui dengan warna yang lebih eye catching.

Untuk konsep motor, basicnya street fighter dengan single arm. Untuk bodinya perpaduan antara tangki Honda CB1000R dan bodi belakang Ducati 848. Makin mantap saja karena ditambah pemasangan rangka tubular jadi semakin kekar tampilannya.

Untuk aplikasi kaki belakang tidak semudah pemasangan swing arm eks moge biasanya. Ditambah lagi pro arm Triumph ini model dudukan ke rangka berbentuk A. Sedangkan Tiger, aslinya berbentuk H.

Jadi, untuk pemasangan pro arm ini Ipul lebih percaya konsultasi dengan Iim Van Temon. Dia mekanik dari Karina Motor Sport (KMS). “Menggunakan sistem link yang berfungsi sebagai conecting antara pro arm Triumph dan rangka Tiger. Link menggunakan  pelat besi setebal 10 mm. Link sekaligus berfungsi sebagai dudukan footstep depan,” jelas Iim yang bengkelnya di Komplek Taman Galaxy Jl. Nusa Indah Blok U59, Bekasi Barat.

Proses ini jadi pertimbangan Iim agar tidak ada rangka atau pro arm yang dikorbankan, maksudnya dibubut. “Sayang soalnya pro arm harganya lumayan high end, he.. he.. he...” bilang Ipul.

Lebih lanjut ngomongin pelek belakang yang lebarnya 6 inci dan karet bundar yang punya ukuran 190/50-17. Membuat sproket depan mesti ditarik keluar sekitar 3 cm. “Supaya sejajar antara sproket depan dan belakang agar rantai lurus dan tidak senggolan dengan ban,” kata Iim.

Untuk aplikasi kaki depan hanya menyesuaikan as komstir upside down agar seukuran as komstir Tiger. “Untuk peleknya, diameter as roda  Hayabusa kebetulan sama dengan diameter as roda bawaam upside down GSX750R. Jadi, tinggal atur bushing kiri-kanan supaya posisi pelek dan disc center dengan upside down dan kaliper GSX750R,” bilang Wiyanto yang lebih beken dipanggil Ian. Dia builder dari Ian Motor.

Bukan semata-mata ingin tampil ala moge. Tapi, Iim berusaha menyempurnakan dimensi bodi secara keseluruhan. “Kalau terlalu besar bakal terlihat kedodoran. Nggak pas dengan ukuran mesin Tiger yang terbilang kecil untuk jenis motor sport,” jelas builder dari Jl. Darmaga, Pondok Bambu, Klender, Jakarta Timur.

Menurut Ian, harus lebih konsen detailing saat membuat bodi baru untuk Tiger ini. Hasilnya memang cukup memuaskan. Bodi yang meniru abis moge Honda CB 1000 dan Ducati 848 lebih mempunyai kesan gahar dan lebih berani dengan laburan cat warna merah marun. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Dunlop sportmax 120/70-17
Ban belakang : Pirelli Diablo 190/55-17
Spidometer : Koso
Footstep depan : Yamaha R6 2009
Silencer : Yamaha Byson Custom
 

Honda Tiger, Diantri Dua Builder


Harley-Davidson Sportster, Simplisitas Aluminium

Bagi Dodi Chrome dari Dodi Chrome Cycles (DCC) dan Wahyudin Saptari sang owner H-D, bahan aluminium punya daya tarik sendiri. Almu masuk kategori long lasting material, anti karat dan perlu elmu ketok pelat mumpuni agar hasilnya sempurna.

Dari pemahaman ini, DCC dapat tantangan gede. Beda dengan pelat besi, bahan ini harus benar-benar polos, tanpa dempul dan terlihat rapi. “Semua kelihatan di permukaan. Jika pengetokan enggak rapi, pasti kelihatan. Disinilah  ketelitian dan detail jadi taruhan,” jelas Dodi lagi.

Nggak tangung, komponen aluminium sangat mendominasi di motor ini. Terutama yang sangat kelihatan, semisal tangki dan sepatbor depan-belakang.

Konsep yang dipilih, traditional chopper minimalis. “Sasis dibuat handmade menganut gaya softail,” tambahnya. DCC menyasar serba padat dan sangat friendy sebagai motor daily riding.

Kelihatan sekali dari rancang bangun sasis, disesuaikan ergonomi .  Wheelbase dibuat relatif pendek, jok single seater klasik plus variasi back rest bergaya retro.

Di depan down tube ganda menganut rake rapat cocok untuk rider perkotaan dan nyaman juga dipakai turing jauh. Model setang mendekati gaya-gaya baby ape hanger, lumayan lebar tapi enggak menarik pinggang. Perlengkapan safety riding, semisal spion juga dipasang.

Untuk sepatbor, Dodi menganjurkan gaya fulldressed yang disetujui owner. Sengaja agak panjang agar tetap resik walau kena air.

Penyanggah sepatbor belakang juga simpel, mereka enggak suka mendesain sissybar menonjol di belakang. Di sisi desain, pilihan ini terbilang tepat, karena airflow jadi lebih harmonis tak perlu ada penghalang.

Ini pastinya dengan pertimbangan. Tak perlu sissbar menonjol karena jok single seater yang dirancangnya sudah dilengkap back rest. Penambahan sissbar menonjol pasti menganggu estetika.

“Tak banyak aplikasi komponen lain. Untuk sok depan dan pelek cukup aslinya,” jelas builder cukup beken di skup nasional juga intersional ini.

Estetika yang bisa dievalusia tentunya  permainan terang-gelap di motor ini. Dominasi warna putih di almu  dan sasis diseimbangnkan warna gelap di beberapa komponen. Di atas, jok kulit hitam, bagian depan selubung sok pakai karet hitam bernuansa jadul.

Paling kentara, DCC memilih knalpot buatan Rainhard dengan heat cover hitam  sebagai penyeimbang warna terang di bagian bawah. ”Oil tank juga dibuat hitam agar warna putih aluminium terutama di tangki makin kontras,” jelasnya lagi.

Terakhir, soal detail. Di jok hitamnya, Wahyu mengontak  ahli kulit jok, Ickman dari Buretos Leather asal Bandung agar customizing ini sempurna. Ickman  mengukir jok kulit dengan teknik rumit.

Di tangki DCC meracang tutup simpel dan sedikit sentutan unik ada indikator bensin klasik, slang horisontal di luar tangki untuk mengetahui kosong atau isi tangki bensin.

Nice! (motorplus-online.com)

Harley-Davidson Sportster, Simplisitas Aluminium


Honda C70, Berasa Naik Motor Sirkus

Terbiasa menggarap motor-motor street fighter, Ivan dari Ivan Custom Yogyakarta coba modif aliran City Cub. Mengandalkan Honda C70 1979 sendiri.

“Bukan karena lagi ngetren, tapi saya mau coba suasana baru. Karena unik dan enak dilihat, motor jadi pajangan di bengkel sekaligus jadi tunggangan test ride konsumen yang datang,” kenang Ivan yang buka bengkel di Jl. Puntodewo 58, Kutuwates, Sleman, Yogyakarta.

Dibilang unik dan enak dilihat, menurut Ivan karena pengerjaannya terbilang simple juga cepat. Sebab 80% masih khas C70, lalu sisanya barang-barang custom dari part merek lain. Seperti setang model ape hanger hand made, sok belakang milik Suzuki FR juga pasang ban ring 14 tipe pacul biar terkesan sangar.

Lalu yang unik dari motor ini, jika mengamati bagian setang hingga sok depan akan terlihat agak sedikit miring atau menjorok ke depan. Tidak tegak seperti motor-motor pada umumnya. Hal ini dikarenakan dudukan as komstir ditarik ke belakang, sehingga posisi sok depan dan setang menjadi sedikit miring ke arah depan.

“Kalau orang Jawa bilang sedikit selonjor. Makanya saat motor dijalankan, pengendara harus menjaga keseimbangan. Lain dengan naik motor biasa. Naiknya kudu seimbang kayak naik sepeda lipat yang tidak dikancingan lipatannya atau persis sepeda sirkus model patah,” wanti Ivan.

Cara berkendara seperti itu menurut Ivan karena rumah komstir sudah ditarik ke belakang, juga posisi setang berserta sok jadi sedikit selonjor. Sehingga bagian komstir dan as dibikin jadi longgar.

“Ketika belok atau saat motor didorong tanpa mesin didup, bodi motor akan maju dan sedikit agak menekuk seperti sepeda lipat saat kancingnya dilepas. Makanya kudu punya skill khusus jika ingin mengendarainya,” jelas Ivan.

Ada yang berminat mencobanya?  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban: Swallow 90/80-14 & 100/80-14
Lampu rem: Variasi
Knalpot: Custom
Spidometer: Variasi
Handphone : 0813-9239-2975

Honda C70, Berasa Naik Motor Sirkus


Yamaha Mio, Galak di Bawah Jadi Juara Matic Tune Up 200 cc

Berbekal power galak di rpm bawah, Cendy Gerry menorehkan prestasi di Pertamina Enduro KYT Day Battle Drag Bike 201 meter yang dipentas di Sirkuit Kota Delta Mas, Cikarang, beberapa minggu lalu. Yamaha Mio tim Wahana Baru JFK Racing ini juara kelas Matic Tune up s/d 200 cc.

Rpm bawah diseting galak agar ketika start motor langsung melesat. “Menyesuaikan keinginan pembalapnya yang doyan betot gas dalam-dalam ketika start,” kata Muhammad Farid, mekanik ramah ini.

Power bawah galak ini didapat karena diseting punya rasio kompresi tinggi, mencapai 14,2 : 1. Membuat entakan awalnya sangar. Kompresi ini didapat lewat penggunaan piston Honda GL Pro Neo Tech oversize 50, diameter 64 mm.

Setang piston masih standar, tapi mengaplikasi pen stroke 2 mm. Otomatis stroke naik 4 mm. Dari stroke standar yang 57,9 mm, kini jadi 61,9 mm. Dari sini bisa dihitung kapasitas bersih mesin jadi 199,03 cc, dibulatkan jadi 200 cc.

Seher Neo Tech memang jadi obat mujarab bagi tunner yang ingin bikin kompresinya padat. Karena memiliki permukaan piston yang lebih jenong dibanding punya Tiger. Supaya seher tidak menabrak kepala silinder, bibir pinggiran piston dibikin mendem 0,5 mm dari atas blok silinder.

Waduh, kalau bawahnya galak, apa enggak kedodoran tuh di rpm atas? Kan 201 meter masih terbilang panjang. “Buat ngakali agar putaran atas didapat, lewat penggunaan klep payung lebar. Klep isap menggunakan ukuran 33,2 mm dan buang 28,2 mm. Padahal untuk kelas ini biasanya mekanik hanya menggunakan klep 31/25,5 mm.

Menggunakan klep lebar, tujuannya agar lubang porting juga besar. Seperti lubang isap dibuat jadi 28,2 mm dan lubang buang jadi 28,2 mm juga. Setingan ini membuat power di putaran atas jadi galak juga.

Selain itu, untuk mengakali rpm atas agar napasnya tidak habis, rumah roller yang dihuni 8 gram rata ini sedikit diakalin. Ruang gerak roller naik-turun diperpanjang dibikin ke atas, dengan cara mengikis batasan yang terdapat di rumah roller,” papar Popo, sapaan mekanik ini.

Gesekan yang terjadi di mekanisme katup, dikurangi lewat penggunaan pelatuk model roller dari Honda Blade. Karena menggunakan roller arm, noken as standar harus dibikin ulang agar lebih membulat.

“Durasi kem dibikin agak sedikit tinggi, untuk in 279 derajat dan ex 274 derajat,” tambah Popo yang merahasiakan angka buka-tutupnya. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Rangka: Yamaha Nouvo Z
Knalpot: Cha
CDI: BRT I-Max
Koil: Yamaha YZ 125
Kampas ganda: JFK Racing

Suzuki GSX 400 Ini Baru Modern Cafe Racer


Meski terkenal dengan modifikasi bergaya sport, Baru Motor Sport (BMS) akhirnya kepincut juga untuk bikin yang beda. "Penasaran mau bangun cafe racer, tetap tampilan modern aliar neo cafe racer," buka Ariawan Wijaya, pemiliki sekaligus builder BMS.

Sasarannya adalah Suzuki GSX 400 lawas milik Reymond. "Basik GSX lawas ini cocok sekali dibuat cafe racer karena motor yang aslinya full fairing ini masih menganut rangka konvensional sebelum era deltabox seperti moge keluaran terkini," beber pria rame yang akrab di sapa Ari ini.

Bagian rangka langsung dibedah, layaknya muscle bike rangka jadi center of interest ubahan motor ini. Biar terlihat mewah dan elegan sesuai konsep yang diinginkan, seluruh rangka utama sengaja dicelup kroom.

Mendukung tampilan muscle bike, kaki-kaki pasti mendapat perhatian khusus. Apalagi BMS dikenal sebagai pemasok limbah moge yang kualitas barangnya oke dan selalu up to date. "Kaki-kaki harus pakai yang spesial," beber Ari yang bengkelnya ada di Palmerah, Jakarta Barat.  

Makanya dipasang sok depan upside down Marzocchi. Sok depan ini dipadu dengan lengan ayun sumbangan Ducati 1198 magnesium. Lengan ayun tunggal ini membuat kaki-kaki makin seksi. Tampilan juga sudah dipoles menyesuaikan aroma kroom pada bagian rangka.

Enggak tanggung, untuk sektor roda juga didukung part berkelas. Peleknya pakai Marchesini yang super ringan. Biasanya pelek ini dipakai di balap superbike. Setelah dipoles sampai kilap, pelek ini langsung dipasang ban Metzeler Racetec tipe slick biar kental kesan racingnya.

Keren Pakai Warna Anodized
Setelah bodi khas cafe racer jadi, dari buntut tawon hingga tangki yang memanjang seksi, Ari memilih warna yang tidak biasa. "Aku pilih perpaduan merah anodized dengan silver polis. Merah dipilih biar nyambung dengan kelir asli upside down," tutup Ari.  (motorplus-online.com)

Data Modifikasi
Ban depan: Metzeler Slick 120/65-17
Ban belakang: Metzeler Slick 190/55-17
Pelek depan: Marchesini 3.50x17
Pelek belakang: Marchesini 6.00x17
Upside down: Marzocchi Superbike
Kaliper: Brembo
Master rem depan: Brembo Billet
Master rem belakang: Brembo
Triple three: Custom BMS
Setang jepit: Custom BMS
Lengan ayun: Ducati 1190 Magnesium
Monoshock: Ohlins
Handgrip: Rizoma
Kaca spion: Rizoma
Gas spontan: Active Performance
Tangki: Custom BMS
Head lamp: Custom BMS
Bodi: Custom BMS
Engine Performance: Autolube Motorsport
Baru Motor Sport: 0819-1511-3717

Suzuki GSX 400 Ini Baru Modern Cafe Racer


Suzuki GSX 400 ini


Yamaha XS 650 my bike and love bird


Yamaha XS 650 milik Ronny Herwaman merupakan representasi dari seorang bikers yang juga pecinta burung, apalagi burung love bird. Makanya tunggangan kebanggaan doi yang aslinya punya aura retro dirombak abis jadi motor yang punya nuansa burung.

Gebrakan awal doi kontak Retrogrades Slaughter House (RSH) untuk pengerjaan. Lewat diskusi, sepakat membuat motor sesuai keinginan Ronny yang psychobird, he.. he.. he.!

“Karena Ronny keukeuh ingin yang seperti itu, jadi saya bikin motor aliran ol skool dengan tidak meninggalkan unsur burung yang jadi karakter pemilik motor,” ungkap Raditio Martin, juragan RSH.

Tahap awal, rangka motor lansiran 1978 ini dicustom ulang. Di mulai bagian depan, backbone dicustom ulang dengan menggunakan bahan pipa seamless. Pipa diameter 33 mm ini dibikin tidak terlalu tinggi, dipadukan tangki made in RSH.

Kata builder asli Bandung ini, pada bagian tangki karakter antara motor dan pemiliknya terlihat. Desainnya dibikin nuansa burung yang dikombinasi tutup tangki berbentuk sayap.

Pada bagian sokbreker depan mengandalkan model springers nyentrik yang punya aura ol skool. “Gaya ol skool tidak pudar dimakan zaman, makanya saya pilih sokbreker gaya itu agar nuansa aliran klasik itu dapat mewakili konsep motor ini,” sebut Didot.

Di buritan, dipilih model rigid dengan hardtail yang punya ukuran diameter 27 mm. Dipadukan rear fender yang terbuat dari pelat galvanis. Makin sip, hardtail dan rear fender tadi dikawal sissy bar yang bentuknya dibikin mirip bulu burung.

Ukuran frame tadi disesuaikan rangka Harley-Davidson jenis Sporster. Menurut Raditio yang ‘nyaut’ jika dipanggil Didot, sebenarnya frame tadi itu enggak selamanya disesuaikan moge saja, tapi dilihat juga bobot mesinnya. “Nah, buat di motor ini ukuran frame yang pas itu segitu, jadi bisa mengimbangi bobot mesin” tambahnya.

Motor terkesan makin eksotik dengan pilihan kelir menawan. Gradasi atau turunan warna dari abu-abu tua ke abu-abu muda itu punya tujuan agar sesuai warna bulu burung. “Warna burung kan kadang begitu ada gradasi warna dari bagian kepala hingga ekor,” bilang Didot yang bermarkas di Golf Barat VI, No. 1, Komplek Arcamanik Endah, Bandung.

Motor semakin terlihat serasi, dengan jok kulit hand made hasil olah karya barudak RSH yang tetap dibikin dengan nuansa burung. Benar-benar perpaduan sempurna!  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Avon Speed Master MK II 3,00-21
Ban belakang : Coker Beck 5,00-16
Handgrip: Custom by RSH
Lampu rem : Custom by RSH
RSH : 0812-2000-208

Kawasaki Ninja 250R, Cafe Racer Nuansa Skall


Tesa Rutman artis layar kaca Indonesia. Sudah menggunakan Kawasaki Ninja ini sejak pertama beli. Tesa yang membintangi film ‘Putih Abu-abu’ ini mulai bosan tampilan standar, akhirnya coba ubah aliran jadi nuansa café racer.

“Konsep café racer dipadu sentuhan nuansa skall. Tapi, jangan sampe ubah rangka terlalu extrime,” wanti Tesa, kepada Eri Nugraha dari 8910 Custom.

“Tenang bro, paling hanya potong backbone. Tapi, karena centerbone Ninja kiri-kanan itu berbeda, jadi PR buat saya. Jadi, enggak mudah agar hasilnya maksimal,” papar Eri, pria berjenggot ini.

Kesepakatan mereka berdua, sasis belakang langsung dipotong dari ujung sampai ke pertemuan tulang atas-bawah. “Berapa centimeternya lupa,” jelasnya. Setelah dipotong, Eri coba browsing model body di inter agar dapat inspirasi baju fresh. Tapi, tidak menjiplak 100% .

Bila diperhatikan seksama lekukan tangki mirip Triumph Bonneville, uniknya kepala cincin model tengkorak dicustom jadi tutup tangki. Setelah tangki, box aki dan buntut belakang yang terbuat dari pelat besi 1 mm terpasang, karena sasis sebelah kiri enggak lurus jadi ada bolong. Buat ngakalinnya, doi bikin pelat besi rapi agar estetikanya dapat.

Di bagian depan, diameter peredam kejut kepunyaan Ninja 250R, dirasa masih kurang kekar. Obatnya, pakai sok depan Yamaha Byson diameter 41 mm. Cara pasangnya terbilang gampang, hanya memindahkan as segitiga Ninja ke sok Byson. “Malah bisa dibilang enggak ada ubahan yang sulit,” katanya.

Finishing touch, seluruh body dilebur cat Auto Bright hitam dop, lantas disemprot clear khusus cat dop. Lalu diberi cutting stiker berbentuk tengkorak, yang menguatkan tema skall.

“Setelah jadi, Tesa langsung turing ke Pelabuhan Ratu, Sukabumi,” bangga pria, yang buka bengkel di Jl. Hidup Baru No. 44 Jakarta Selatan.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Lampu: Yamaha V-ixion
Stang: Kawasaki Ninja 150R
Knalpot: Custom Z Hot
Cakram: KTC 320 mm
Footstep: Nui
Grip: Beston
8910Custom: 0815 1432 5659

Kawasaki Ninja 250R, Cafe Racer Nuansa Skall


Yamaha Mio Soul harusnya kelas X tream


Jujur sebagai juri kami kepincut tampilan Mio Soul milik Budi Big Rahmanto dari Big Modification ini. Tampilannya konseptual, punya taste bagus dengan detailing sangat baik.

Hot Rod style yang diusungnya terkesan tidak maksa. Wheelbase ideal, ground clearance  pas untuk daily riding dan serasi secara dimensi. Sang builder bisa ‘meredam’ emosi estetika dengan  pemahaman bahwa motor harus bisa dipakai. Istilahnya, DFF alias Design Follow Function.

Ada catatan sip buat dishare. Paling utama kepadatan bodyworknya. Sudah jadi pekem Big Modification bahwa detail jadi penting dan juga utama. Semua koponen yang nempel dengan serius dan tingkat kerapihan tinggi.

Motor ini juga tergolong padat dan kompak, rake yang dipilih rapat agar tak tersisa banyak ruang. Apalagi ban belakang gendut menunjang  penampilan. ”Ukuran 180/55-14, mendekati gaya bobber style,” jelas tim Big yang mendesain pelek jari-jari rapat.

Sektor bodi, daya tarik utamanya permainan warna krom, nuasna gelap, hitam bergradasi, pen brush, grill dan desain setang mencerminkan khasnya hot rod.

Sayangnya Skubek Contezt sedikit diikuti peserta kelas X-treem. Akirnya kelas ini dihilangkan dan hanya ikut kelas Fashion Advance. Tentunya tidak bisa menang karen bodi sudah berubah dan kaki-kaki digeser.  (motorplus-online.com)

Yamaha XS 650 my bike and


Kamis, 13 Desember 2012

Yamaha Mio Soul, Harusnya Kelas X-trem


Jujur sebagai juri kami kepincut tampilan Mio Soul milik Budi Big Rahmanto dari Big Modification ini. Tampilannya konseptual, punya taste bagus dengan detailing sangat baik.

Hot Rod style yang diusungnya terkesan tidak maksa. Wheelbase ideal, ground clearance  pas untuk daily riding dan serasi secara dimensi. Sang builder bisa ‘meredam’ emosi estetika dengan  pemahaman bahwa motor harus bisa dipakai. Istilahnya, DFF alias Design Follow Function.

Ada catatan sip buat dishare. Paling utama kepadatan bodyworknya. Sudah jadi pekem Big Modification bahwa detail jadi penting dan juga utama. Semua koponen yang nempel dengan serius dan tingkat kerapihan tinggi.

Motor ini juga tergolong padat dan kompak, rake yang dipilih rapat agar tak tersisa banyak ruang. Apalagi ban belakang gendut menunjang  penampilan. ”Ukuran 180/55-14, mendekati gaya bobber style,” jelas tim Big yang mendesain pelek jari-jari rapat.

Sektor bodi, daya tarik utamanya permainan warna krom, nuasna gelap, hitam bergradasi, pen brush, grill dan desain setang mencerminkan khasnya hot rod.

Sayangnya Skubek Contezt sedikit diikuti peserta kelas X-treem. Akirnya kelas ini dihilangkan dan hanya ikut kelas Fashion Advance. Tentunya tidak bisa menang karen bodi sudah berubah dan kaki-kaki digeser.  (motorplus-online.com)

Yamaha V-Ixion, Ini Dia Trail VLX 150!



Eit, jangan coba-coba berseluncur di internet alias browsing buat mencari Yamaha VLX 150. Karena, pasti enggak ada deh. Malah yang muncul, Honda VLX 600 yang bergaya chopper. Sebab nama Yamaha VLX hanya julukan buat Yamaha V-ixion milik Iwan Bigwanto yang berubah genre jadi trail.

“Awalnya ingin beli Kawasaki KLX 150S. Tapi, oleh istri sedikit dilarang. Akhirnya beli Yamaha V-ixion ini. Tapi, karena memang bawaan hati ingin punya KLX, akhirnya diubah saja jadi trail berbaju KLX ini,” beber pria yang tinggal di Kemayoran, Jakarta Pusat itu. Nah, tahu dong nama VLX muncul darimana? He.. he.. he...

Lama tak kuat menahan hati, malah usai dibeli di 2009 lalu, V-ixion pun kebanyakan nganggur di garasi. “Kalau dihitung, sekitar 1,5 tahun setelah beli pun motor jarang dipakai,” bebernya.

Nah, buat urusan ubah genre ini, Iwan pun menyerahkan ke Sugiyono yang modifikator dari Rockwell Workshop. Terbiasa dengan pacuan garuk tanah, proses modif yang dilakukan pun tak terasa sulit.

Buat peredam kejut depan, Mas No, begitu Sugiyono akrab disapa, coba andalkan upside down milik Yamaha YZ85. Buat pemasangan, tentu kudu ada penyesuaian dilakukan. Terutama di bagian komstir.

Laher komstir pakai KLX 150S. Tapi, karena diameter luar bearing V-ixion lebih besar 1 mm, maka diakali dengan metode ganjal laher pakai gergaji besi.

“Bahan gergaji ini dari baja. Jadi, pasti kuat. Ketebalannya 0,5 mm. Itu berlaku untuk bagian atas dan bawah,” beber pemilik workshop di Jl. Sumur Batu Raya, Blok. A3, No. 2, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Ketika terpasang, peredam kejut terlihat lebih selonjor ke depan. Itu karena rake milik V-ixion lebih centang. Mengakali keadaan ini, Mas No putar otak agar rake lebih tegak.

"Solusinya saya potong sasis bagian bawah dan ditarik ke dalam sekitar 2 cm. Lewat cara ini akhirnya sok bisa tegak layaknya konsep motor trail,” tambah pria asal Boyolali, Jawa Tengah itu.

Kelar upgrade bagian depan, perhatian Mas No beralih ke belakang. Karena ingin pakai baju KLX 150S, maka sub frame alias rangka belakang pun dicustom atawa dibuat ulang.

Bermodal pipa baja diameter 3/4 inci, sasis belakang dibuat ulang menyesuaikan kontur bodi belakang KLX. Dengan pipa yang sama, Mas No juga membuat sasis tambahan agar engine V-ixion tak terlihat menggantung. Kini setelah beres, Iwan pun tak sabar ingin pakai buat adventure. "Malah kalau kata istri, 'emang dasar ya'," aku Iwan.

Jangan lupa pulang ya! (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan: Swallow 70/100-19
Ban belakang: Swallow 90/100-16
Pelek: Excel Takasago
Knalpot: Gordon
Rockwell Workshop: 0812-82066261

Kawasaki ER-650F, Bagai Mentari di Ufuk Timur



Cling-cling kilauan cahaya yang terpancar dari Kawasaki ER-650F milik pasangan suami-istri, Suprianto dan Yufi Liana. Apalagi dibesut malam, sinarnya seperti mentari terbit di upuk timur. Ini ditularkan rumah modifikasi Witjax Modizigner (WM), semua bodi terlihat kinclong karena dilebur chrome spray system.

WM menularkan virus chromolizermodizigner alias custom body chrome ini untuk menyambut tren 2013. “Coba saya tularkan untuk pembesut motor gede, karena di Indonesia krom bodi moge masih belum ada,” kata Agus Wicaksono, owner bengkel yang ada di Jl. Hasyim Ashari, Komplek TU No. 9, Tangerang (Samping RS Usada Insani).

Pengerjaan chrome spray system yaitu tidak menggunakan sistem celup, tapi dengan cara disemprot. Namun ketika pengerjaan harus teliti. Apalagi yang dikrom bukan besi, saat curing alias pengeringan harus hati-hati. “Mudah terjadi blister atau terkontaminasi minyak, sehingga enggak maksimal dan cacat,” jelas modifikator yang nengok dipanggil Witjax.

Memang crazy hasilnya. Apalagi nuansa two face dihadirkan oleh Witjax, semakin ciamik dipandang mata. Sebelah kiri aplikasi biru dan kanan pakai hijau. “Pemilihan warna ini mengikuti bungkus deterjen dan perment,” tambah pria berkacamata ini.

Kilau cahaya masih belum poll, idea cerdas ditumpahkan lewat penggunaan lampu LED di beberapa bagian. Uniknya LED menyala ketika handle rem depan ditekan, sehingga bila melakukan pengereman akan semakin berkilau.

“Modifikasi chrome spray system ini, pertama di dunia yang diterapkan di ER-650F,” bangga tunangan Welda ini. Mantap deh bro, two face two thump up. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Spion: WitjaxM
Frame slider: RnG
Single seater: Ermax
Jalu paddock: Bikers
Telepon: 08566330226

Kawasaki ER-650F, Bagai Mentari di Ufuk Timur


Cling-cling kilauan cahaya yang terpancar dari Kawasaki ER-650F milik pasangan suami-istri, Suprianto dan Yufi Liana. Apalagi dibesut malam, sinarnya seperti mentari terbit di upuk timur. Ini ditularkan rumah modifikasi Witjax Modizigner (WM), semua bodi terlihat kinclong karena dilebur chrome spray system.

WM menularkan virus chromolizermodizigner alias custom body chrome ini untuk menyambut tren 2013. “Coba saya tularkan untuk pembesut motor gede, karena di Indonesia krom bodi moge masih belum ada,” kata Agus Wicaksono, owner bengkel yang ada di Jl. Hasyim Ashari, Komplek TU No. 9, Tangerang (Samping RS Usada Insani).

Pengerjaan chrome spray system yaitu tidak menggunakan sistem celup, tapi dengan cara disemprot. Namun ketika pengerjaan harus teliti. Apalagi yang dikrom bukan besi, saat curing alias pengeringan harus hati-hati. “Mudah terjadi blister atau terkontaminasi minyak, sehingga enggak maksimal dan cacat,” jelas modifikator yang nengok dipanggil Witjax.

Memang crazy hasilnya. Apalagi nuansa two face dihadirkan oleh Witjax, semakin ciamik dipandang mata. Sebelah kiri aplikasi biru dan kanan pakai hijau. “Pemilihan warna ini mengikuti bungkus deterjen dan perment,” tambah pria berkacamata ini.

Kilau cahaya masih belum poll, idea cerdas ditumpahkan lewat penggunaan lampu LED di beberapa bagian. Uniknya LED menyala ketika handle rem depan ditekan, sehingga bila melakukan pengereman akan semakin berkilau.

“Modifikasi chrome spray system ini, pertama di dunia yang diterapkan di ER-650F,” bangga tunangan Welda ini. Mantap deh bro, two face two thump up. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Spion: WitjaxM
Frame slider: RnG
Single seater: Ermax
Jalu paddock: Bikers
Telepon: 08566330226

Suzuki Thunder 125, Street Fighter Punya Filosofi



Japrat-jepret panorama alam sekitar yang mempesona adalah hobi dari Mahisa Arif Wicaksono. Tapi, hobinya bukan hanya itu bro, trus apa donk? Jangan-jangan hobi jepret model sexy. Eits jangan neting alias negative tingking dulu dong. Hobi kedua Cibung sapaan pria ini, adalah turing menggunakan Suzuki Thunder 125.

Pastinya bukan motor standar bawaan pabrik. Wah, kalo masih standar mah ketinggalan zaman, bro. Hari gini motor standar, enggak asyik deh he... he... Thunder yang sering ‘digauli’ dikala turing ini, dimodif ala petarung jalanan yang radikal. “Saya punya filosofi tentang modifikasinya, yaitu No Custom No Orgazem,” kata pria yang bekerja di salah satu perusahaan minyak dan gas alias migas ini.

Waduh artinya apa tuh bro, EM-Plus jadi penasaran dengan filosofinya. “Artinya motor enggak dimodif, enggak ada kenikmatan tersendiri,” jelasnya. Hmm.. begitu ya, kirain filosofi  tadi artinya enggak dimodif enggak dapet cewek, jadi salah ya. Tapi, pasti sering juga dipake buat mikat cewek kan?

Modifikasi Thunder 125 yang memiliki filosofi No Custom No Orgazem, di bikin oleh Dien’s Bike, yang ngendon di Jl. Kolonel Sugino No. 24 Pondok Bambu, Jakarta Timur. “Berbekal filosofi tadi, minimal 90% motor ini harus mengalami modifikasi radikal,” kata Hanas Choirudin, builder yang nengok di sapa Udin, tentu Udin ini bukan Udin Petot atau Udin Sedunia.

Biasanya modifikasi bergaya street fighter, disegi kaki-kai aplikasi limbah moge. Untuk motor Cibung, doi lebih pede pakai produk dalam negri. Wah, ACI donk bro, alias Aku Cinta Indonesia. Ubahan yang mesti digarap terlebih dahulu yaitu pada framenya. “Backbone dipotong, dan hanya meninggalkan centerbone, untuk sandaran pantat menggunakan sasis baru terbuat dari pipa seamless 1 dan 1,5 inci yang tersambung langsung dari frame depan-kebelakang,” kata Udin sang modifikator.

Agar terlihat sangar, body yang terbuat dari pelat besi yang memiliki tebat 0,5 mm, dilebur cat  abu-abu metalic, tapi warnanya cenderung hitam. Untuk cat, doi percayakan pada merek Spies Hecker. Pernis juga menggunakan merek yang sama. Urusan cat di handel oleh bengkel Eka Painting, di daerah Jatibening, Bekasi.

Struktur yang terlihat unik adalah di bagian tangkinya, terlihat seperti lidah yang sedang menjulur. Wah, kalo cewek yang jadi ridernya bisa enggak nyaman tuh, karena geli he...he...  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Pelek: Viro 2,5 inci dan 3,50 inci
Ban depan: FDR 100/70-17
Ban belakang:  BT050 160/60-17
Knalpot: Kustom
Dien’s Bike: 08122-8188-273
 

Yamaha Soul GT, Simpel Tapi Mewah!


Punya Yamaha Soul GT, enggak perlu pusing buat pikir gaya modifikasi. Itu menurut Tommy Oscar, pemilik Soul GT yang sekarang sobat lihat fotonya dan baca naskahnya ini.

“Style standarnya sudah bagus. Paling hanya bermain sedikit modif, sudah bikin lebih menarik lagi,” beber pria yang tinggal di Jati Bening, Bekasi, Jawa Barat itu.

Konsep yang diinginkan Tommy, bermain di kaki lebar dan kelir. Tujuannya, agar tampilan makin sangar dan dipakai berkendara juga lebih nyaman. “Jalan di rumah saya banyak belokan. Kalau ban sudah gendut, miring-miring alias rebah kan lebih asyik tuh,” timpalnya.

Urusan modif, sepenuhnya diserahkan ke Billy Kristian. Doi ini, punggawa Jail AutoBodyWork yang punya markas di Jl. Raya Caman No. 7, Jatibening, Pondok Gede. Wah, enggak jauh-jauh juga dari rumah Tommy dong!

"Om Tommy sih enggak minta aneh-aneh untuk modifnya. Cuma ubah kaki-kaki plus airbrush full body dan CVT ya juga dicat,” ungkap builder muda ini

Masalah kaki-kaki,  Billy menanggalkan pelek standar bawaan pabrik. Gantinya, pakai pelek aftermarket merek POWER yang punya dimensi 2,25 x 14 buat depan dan 2,5 x 14 dan buat belakang.

"Tetapi, karena pelek sudah cukup lebar, ban jadi enggak perlu pakai yang lebar juga. Takutnya, malah terlalu lebar. Motor jadi berat berjalan,” beber Billy.

Usai tetapkan pilihan kaki-kaki, tinggal urusan ubah tampilan. “Saya sih enggak muluk-muluk. Untuk tampilan warna, tak perlu berubah jauh dari warna standar. Yang simpel aja. Sebenarnya saya tak terlalu suka tampil mencolok juga,” bilang Tommy seraya merendah.

Billy yang mengerti kemauan Tommy pun juga terapkan jurus simpel. Bermodal ampelas halus, lapisan cat standar diberikan nuansa permainan gliter. “Selain gliter ada juga pemberian grafis dibeberapa sisi bodi,” aku Billy lagi.

Cihuy, Bro!  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Michellin 90/80-14
Ban belakang : Michellin 110/90-14
Knalpot : ANCC
Handle rem : KTC
Jail AutoBodyWork : 0821-35353590