Jumat, 15 Februari 2013

Modifikasi Chevrolet Camaro ZL1, Siput Bertenaga 700 Dk


Chicago – Bagi sebagian kita, hewan siput dianggap binatang yang lambat. Tapi hal berbeda justru ditawarkan oleh produsen film Hollywood, Dream Works. Movie maker yang ngetop dengan film Shrek ini menggarap kisah siput balap berjudul Turbo.

Gokilnya, demi menegaskan nuansa balap pada film itu, Dream Works mengandalkan pajangan berupa Chevrolet Camaro ZL1 saat peluncuran perdana cuplikan film Turbo di Chicago. Oiya, sebenarnya mobil ini merupakan karya nyata yang versi 3D nya ikut muncul sebagai bintang di film tersebut.

Camaro ZL1 yang versi standarnya sudah sangar dibuat makin edan dengan body kit gondrong hingga nyaris menyentuh aspal. Seperti pada bagian bumper depan yang ‘wajib’ ditambah batang pegangan.  
Yang paling mencolok tentu saja pada aplikasi kap mesin cembung dengan bongkahan supercharger yang menjulang tinggi hingga melebihi tinggi kap mesin. Mesin V8 Camaro ZL1 yang ditambahkan piranti supercharger ini diklaim mampu mengeluarkan daya hingga 700 dk.

Dari samping, side skirt Camaro ZL1 tampil minimalis dengan sedikit lekuk. Selain itu, demi dapat ditancapkan pelek berdiameter super gambot, 24 inci kini dibekali dengan wide body nan lebar.

Sedangkan desain belakang terlihat ekstrim dengan aplikasi bumper dengan diffuser dan empat buah muffler tips yang besar. Serta aplikasi GT wing besar.(mobil.otomotifnet.com)

Mercedes Benz 300CE A/T 1990, Red Hot Chilli Coupe


Ketika meliput Mercedes-Benz 300CE ini langsung teringat dengan mobil sejenis yang di pertengahan ’90-an sempat dikenal di kalangan anak gaul Jakarta. Warna silver yang sekujur bodinya penuh dengan stiker D2 Privat dengan pelek gonta-ganti. Inget dong?

Namun ini beda! Adalah Anwar, yang beruntung mendapatkan 1 unit 300CE tahun 1990 eks-kedutaan Arab Saudi. “Saya ambil mobil ini antara lain karena sudah pakai body kit orisinil AMG,” tukas pria ramah ini.

Sayang, ketika ia melakukan pengecatan ulang, bumper yang bertulisan AMG di depan malah ditutup dempul oleh tukang catnya. Walah!

Di saat yang bersamaan, Anwar juga melakukan facelift mengikuti Mercy E320 Masterpiece, “Mulai kap motor dan lampu depan semua ganti, tapi bagasi belakang malah dibalikin ke asli tahunnya,” beber Anwar.

Namun lampu belakang diganti dengan yang motif smoke agar lebih sporty. Kadung kapok di bengkel sebelumnya, ia mengerjakannya di bengkel 310 Bodyworks di bilangan Rempoa, Bintaro.

Setelah urusan bodi kelar semua, Anwar langsung memikirkan pilihan pelek yang cocok dengan bodinya. Dengan pertimbangan yang matang, dipilihlah pelek Carlsson 1/6 Evo diameter 19 inci dengan lebar 8,5 inci (depan) dan 10 inci (belakang). Pelek tersebut dibalut ban Achilles ATR Sport 235/35Z-R19 di roda depan dan Toyo Proxes T1R 275/30Z-R19 pada bagian belakang.

Untuk suspensinya, Anwar mengandalkan sport kit dari Eibach dengan sokbreker Bilstein Sportline. “Ini perpaduan paling pas, pelek jadi rata sama bodi dan bantingannya juga masih enak,” ucap Anwar lagi.
Masuk ke kabin, tidak perlu ubahan ekstrem. Karena interior sudah terbilang mewah di zamannya. Hanya saja spidometer dan pedal set diganti dengan brand AMG, kemudian lingkar kemudi upgrade kepunyaan Mercy SLK.

Sebagai tatanan audio, head unit

Pioneer DEH-3250UB dipilih oleh pria murah senyum ini. Lalu keluaran suara, speaker split Infinity, 2 power Nakamichi 100pa serta 2 subwoofer Infinity jadi pilihan.

Agar lebih ‘galak’ lagi di sektor mesin, Anwar memesan custom header sampai muffler belakang. Lalu filter udara K&N model open dipasang agar ‘nafas’ mesinnya lebih panjang. Hasilnya? Bisa burn out lo! Yeah, burn baby...burn! (mobil.otomotifnet.com)

Nissan Juke Nismo, Adopsi Teknologi Balap


Enaknya pabrikan mobil yang punya divisi motorsports sendiri, sehingga bisa membuat varian bargaya sport yang tidak dimiliki rumah modifikasi lain. Itulah yang dilakukan Nissan Motor Co., Ltd. dengan memproduksi Nissan Juke Nismo. Fokusnya membuat mobil sport premium berperforma tinggi. Juke Nismo ini pun mengadopsi teknologi balap.

SUDAH BISA DIPESAN

Sudah diperkenalkan di Tokyo Motor Show, Desember 2011, Juke Nismo kembali ramai dibicarakan. Pasalnya Nissan sudah menerima pesanan mulai 1 Februari 2013, diikuti penjualan ke seluruh dunia, 19 Februari nanti.

Nismo sebagai divisi tuning pabrik dan motorsports, memakaikan body kit yang tak hanya membuatnya tampil atraktif juga berfungsi sebagai aerodinamika.

Teknologi aerodinamika itu masukan dari Super GT (balap mobil turing paling bergengsi di Jepang). Alhasil, downforce Juke Nismo meningkat 37% . Secara dramatis meningkatkan stabilitas keseluruhan kendaraan.

Seperti bentuk bumper disempurnakan, kedua ujungnya diperluas untuk mengarahkan udara di sekitar ban depan sehingga mengurangi hambatan. Bagian tengah spoiler didesain ulang guna meningkatkan downforce.

Side skirts baru yang dipakai mencegah udara mengalir ke kolong mobil untuk mengurangi daya angkat mobil. Spoiler atas (dengan lampu rem) dipanjangkan, sudutnya dioptimalkan untuk mengurangi hambatan dan menambah downforce ke bagian belakang mobil.

Tak lupa pemakaian emblem Nismo di gril depan dan bumper belakang. Yang juga tampil gres, rumah kaca spion dikelir merah, knaplot sport tunggal, daytime running lights LED. Pelek Nismo 18 inci dibalut ban 225/45-R18 memberi traksi dan daya cengkeram luar biasa.
Interior juga terinspirasi dari menge­mudi bergaya sport dengan tempat duduk dibentuk ulang, lingkar kemudi baru dibalut bahan khusus. Warna merah ada di beberapa bagian interior. Beberapa panel instrumen, tongkat persneling dan tombol-tombol sudah custom. 

Kurang afdol rasanya kalau tidak membicarakan mesin. Nismo memberi dapur pacu 1.600 cc injeksi langsung 4-silinder turbo dari basis 16GT FOUR Type V.

Mesin MR16DDT yang digunakan meningkat 10 dk, total jadi 200 dk dan torsi juga naik jadi 250 Nm. Mesin ini dikombinasi XTRONIC CVT dengan close ratio 7-percepatan mode manual.

Sistem suspensi dikerjakan khusus untuk memberikan pengendalian responsif, bantingan bagus dan stablitas menikung sangat baik. Juke Nismo yang memiliki keseimbangan bagus, pengendalian sporty, lembut dikendarai dan stabilitasnya solid ini dikembangkan di Eropa.

Di negara asalnya, Nissan memasang banderol sekitar Rp 345 juta. Kira-kira harganya jadi berapa ya kalau masuk ke Indonesia? (mobil.otomotifnet.com)

Mitsubishi Lancer Evolution X 2008, Beringasnya Barang Jualan


Keganasan mesin 4B11 MIVEC yang ada di balik kap Mitsubishi Lancer Evolution X tak diragukan lagi. Coba saja googling di internet, tak terhitung lagi berapa banyak yang mempercayakan Evo X, nama kesayangan sedan super yang lahir sejak era 1990 silam dengan mesin awal 4G63, hadir di berbagai lintasan balap.

Namun, bagi Indra Kurniawan, sosok standar tak pernah memuaskan hati. Kebetulan, Indra merupakan pemasok beberapa perangkat aftermarket yang memang dikhususkan mobil dengan mesin kencang. "Makanya modifikasi sekaligus eksplorasi seberapa jauh mobil ini bisa dibikin lebih kencang," terang pria ramah ini.
Alhasil, segala macam barang pun langsung keluar dari gudang, menggantikan part asli yang disimpan. Konsep awal, pastinya enggak bakal jauh dari street racing.

NAIK 210 DK

Proses modifikasi tak bisa dibilang singkat. Sejak awal dipegang, berturut-turut proses trial and error selalu dijalani dengan bantuan teman-teman bengkel. Sebagai distributor Zage, pastinya turbo Zage TD-06 yang terpasang menggusur turbo asli dengan bantuan bengkel FlowAuto di bilangan Kelapa Gading, Jakut. Tak hanya turbo, pastinya langsung berlanjut ke instalasi parts lain seperti piping turbo dan camshaft dari Kelford Cams stage 2 berukuran 272.

Segala ubahan di mesin pastinya enteng menahan tekanan turbo yang disetel pada angka 1,3 bar. "Dengan bahan bakar racing Lupromax, berhasil mencatat tenaga maksimal 505 dk," bangga Indra.
Lumayan dong power naik 210 dk dari aslinya yang hanya 295 dk. Membantu besaran tenaga mesin yang semakin beringas, dibantu oleh intercooler HKS dengan seluruh pipa gas buang, mulai dari downpipe sampai muffler, Indra mempercayakan pada merek Ken's Performace.

Tak ketinggalan, beberapa bagian penting di ruang mesin seperti cover sekering berganti material karbon. Enaknya, tak hanya lebih ringan, tapi juga lebih ampuh menahan hawa panas. Tentu juga dengan aplikasi open filter agar debit udara yang dibutuhkan mesin tetap terjaga. Mengintip material karbon di ruang mesin, ternyata nyaris seluruh body kit juga telah mempercayakan material eksotis ini.

Nah, ubahan kaki-kaki pun paling banyak menyita perhatian. Indra memegang hak untuk mengedarkan suspensi merek BC racing coilover, jadi seperangkat sokbreker 3-way system menghuni ruang sepatbor. Kombinasi paling pas, pelek BC forged HB-05 berdiameter 19 inci dengan palang lima ganda yang bikin tampilannya lebih sporty.
Tak ketinggalan, satu set strut bar depan dan belakang, berikut underbrace lansiran Summit yang bikin bodi semakin stiff alias kaku. Efeknya, apalagi kalau bukan handling yang bakal lebih presisi.

Punya tenaga buas hingga 500 dk lebih, pastinya butuh sistem rem mumpuni biar sang Evo enggak gelosor tak terkendali. Lagi-lagi, sebagai penyalur, rem ATS berukuran jumbo 380 mm di depan dan 355 mm untuk belakang, terpasang dengan 6 piston untuk depan dan 4 piston di belakang. Material cakram bikin bunyi berdecit terdengar kala pedal rem diinjak saat dingin, tapi begitu mulai panas. Dijamin karakter Evo langsung berubah jauh lebih mumpuni.

Hasilnya tak hanya terasa ketika Sunday fun race, tapi muncul di berbagai kontes modifikasi pun sang Evo cukup beringas dengan menyabet beberapa piala Best Racing dan Best Mitsubishi. Ciamik...(mobil.otomotifnet.com)
Bodi Karbon

Punya body kit full karbon, Indra percaya merek Ken's Performance untuk menggantikan bagasi, rear spoiler, bumper depan dan belakang juga diffuser. Kombinasi oranye cerah dengan warna gelap, ternyata berasal dari stiker motif karbon.

"Pasangnya seluruh bodi dibalut stiker oranye dulu, baru setelah itu stiker motif karbon dibentuk sesuai desain," papar Indra. Nah, tak hanya motif karbon, setelah diperhatikan mendetail, beragam merek yang sudah terpasang, dibuat menutupi sekujur bodi dengan teknik cutting sticker. Mulai dari Lupromax, Eagle Eyes, Zage, BC dan ATS.

Nah, tampilan paling mencolok terlihat dari lampu. Sebagai importir Eagle Eyes, pastinya sepasang lampu utama dengan desain angel eye dikombinasi lampu belakang dari LED. Paling keren ketika malam menjelang dan tanpa menyalakan head lamp, rasanya bagai melihat sosok monster berkeliling sedang merazia.

Tampilan belakang pun cukup eye catching, dengan lampu rem terbuat dari LED, hanya menyisakan deretan lampu yang membentuk trapesium ketika malam menjelang. 

Yamaha Mio Soul, Hasil Otodidak


Semangat juang lajang asal Cilacap Jawa Tengah ini layak dapat acungan jempol. Betapa tidak, banyak hal yang bisa dilakukan Tono secara otodidak. Lantaran bosan dan jenuh melihat tunggangan hariannya, lantas diubahnya atas nama gaul dan modifikasi tentunya.

Butuh proses lama untuk menyelesaikan modifikasinya. Hal ini dikarenakan keterbatasan alat dan pengetahuan yang dimilikinya. Meskipun demikian tak dijadikan hambatan berarti. Langkah awal membuat Yamaha Mio jadi tampil low rider. Caranya cukup dengan memasang undur-undur.

Selain itu ditunjang pula kaki-kaki yang padat. Seperti pelek belakang custom aplikasi dari punya mobil. Untuk pelek depan tinggal terap dari variasi. Dipilih yang memiliki palang atau balok yang mirip dengan pelek mobil yang sudah dipasang di roda depan.

Untuk ban depan dipasang dari FDR ukuran 90/80-14 yang dikombinasikan dengan pelek Rossi. Sedangkan di belakang, ban Delitire 140/60-14. “Paduan yang serasi dan seimbang kan bro?” tanya Tono.

Warga asli Negarajati RT 3/3 Cimanggu, Cilacap ini memasang seperangkat sound system. Hasil berguru ke beberapa rekan dan teman berbuah manis. Ilmu kelistrikan yang didapatnya langsung diterapkan agar bisa ajeb-ajeb di sepanjang jalan. Tentu saja hal ini membutuhkan proses trial and eror sebelum akhirnya hasil sempurna.
“Untuk memasang seperangkat sound system bermerek AA Tanaka dibutuhkan proses lama. Karena butuh dudukan dari fibergalass yang pas dan cocok untuk menopangnya,” lanjut pria berwajah seram namun ramah ini.

Sebagai langkah terakhir atau finising proses pengecatan dan kerapihan ubahan wajib dilakukan agar tunggangan terlihat semakin menarik. Dalam proses ini butuh waktu lumayan lama dikarenakan peralatan yang harus minjem ke temen.

“Menunggu teman selesai melakukan tugasnya, baru kompresor dan spray gun bisa dipakai mengecat,” jujur Tono.

Guyuran cat kombinasi blinken warna kuning cerah menempel sekaligus menjadikan tunggangan tono terlihat lebih muda dari sebelumnya. “Menyesuaikan STNK bro,... Biar aman dan nyaman di jalan kalo dipakai kemana-mana,” yakin Tono.

Inilah hasil kerja keras yang dijadikan sebagai kelinci percobaan. Menariknya setelah itu banyak rekan-rekan Tono yang menyambangi untuk mendandani tunggangannya. Tono pun bikin rumah modifikasi Tono Modified. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Setang: Custom
Knalpot: Honda Karisma
TM: 0877-36897-5513
 

Minerva Megelli 250, Ubahan Minor Radical Ducati


Pabrikan Ducati terkenal bikin tunggangan radikal dan sering jadi acuan modifikator. Mungkin, karena sasis teralis-nya jadi lebih indah dengan gaya street fighter.

Konsep itu juga ‘meracuni’ Sigit Widodo, modifikator Black Smith Custom (BSC), Jogjakarta. Builder ini menerapkan konsep modif beraliran neo café racer di Minerva Megelli 250 tahun 2009 milik Ahmad Ghazian alias Aga.

Itu karena Aga terinspirasi pada Radical Ducati yang konsepnya mengarah neo café racer. “Untuk bikinnya cuma dikit ubahan. Jika fairing dilepas, maka dari tangki, swing arm dan frame penguat bodi sudah sangat mirip,” terang Sigit.
Pengerjaan cuma tiga minggu. Sebab Sigit hanya melepas seluruh fairing dan melepas sub frame bawah tangki. Kemudian frame belakang ini dibikin ulang pakai pipa besi diameter 1 inci. Bentuknya disamakan dengan sub frame atau tubular Radical Ducati. Tapi, ukurannya disesuaikan ke main frame Megelli.

Bodi buritan didesain layaknya buntut tawon, jadi makin mirip bodi Radical Ducati yang bentuknya oval. Makin klop setelah ditambah stoplamp bulat kecil bergaya klasik. "Biar sempurna, setang pakai produk Ride It yang bisa disetel,” imbuh Sigit di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km.8,5 Jogja.(motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Sok belakang: YSS
Ban depan: Magsport 110/70-17
Ban belakang: Corsa 150/60-17
Lampu depan: Honda GL100
Hand Phone: 081-74111760

Kawasaki D-Tracker 150, Maksimalisasi Tingkat Kepuasan


Tingkat kepuasan memang tidak ada batasnya, meski sudah mencapai titik tertentu namun masih berharap lebih tinggi. Sama halnya seperti yang dialami Wendy Kurniawan pada tunggangan Kawasaki D-Tracker 150 lansiran 2011 miliknya.

“Ini sudah ubahan yang kebeberapa kali, sebelumnya hanya beberapa bagian yang diganti,” jelas Lerry Rahmat Rizky, juragan Caos Custum Bike (CCB) yang kebagian tugas memenuhi keinginan konsumennya.

Ini bukan tantangan baru bagi CCB, rumah modifikasi yang terletak di Jl. Pancoran Barat VIII No. 6, Jakarta Selatan ini, sudah cukup piawai untuk membangun motor ber-genre dual purpose seperti ini. Mulai dari awal ubahan ringan sampai se-frontal ini, semuanya digawangi kru CCB.
Untuk ubahan terakhir yang kita lihat sekarang ini dimulai dari kaki-kaki. Pelek ganti yang lebih lebar keluaran Takasago 3,5 inci pada bagian depan dan 4,25 di bagian belakang, keduanya dibalut ban merek Avon tipe Distanzia ukuran 120/70 di depan dan 160/60 pada bagian belakang.

Ada alasan tersendiri kenapa Lerry memakai ban merek ini, jika dilihat lebih jelas kembangannya terlihat lebih kasar,  “Kita tidak pernah tahu medan seperti apa yang bakal kita lewati saat turing, tapi dengan ban jenis ini cukup mumpuni, baik melaju kencang di jalan mulus maupun ketika harus melibas medan keriting,” alasannnya.

Bagian suspensi juga tidak luput, semua komponen standar pun dipensiunkan, sebagai gantinya menggunakan suspensi upside down punya YZ125, biar selaras swing arm juga ikut diganti dengan Aprilia RXV 450. “Swing arm ini versi motor trail, jadi tidak terlalu lebar,” kata Lerry.
Tidak hanya sampai disitu, beberapa komponen lain juga dicomot dari merek motor lain, seperti bodi diambil milik Honda CRF 250 2012, batok lampu, sepatbor serta saklar lampu punya KTM 250 EXCF, namun untuk tangki Lerry masih mengandalkan bawaan motor.

Nah, sekarang tampilan motor sudah berubah jauh dengan kondisi standar, hampir semua bagian tidak ada yang tertinggal. “Ubahan ini sudah maksimal dan sudah gak bisa diapa-apakan lagi, komponen yang dipakai juga keluaran terbaru semua,” yakin Lerry. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan:  Avon Distanzia 120/70
Ban belakang: Avon Distanzia 160/60
Pelek depan: Takasago 3,5 x 17 inci
Pelek belakang: Takasago 4,25 x 17 inci
Suspensi depan : Yamaha YZ 125
Swing Arm: Aprilia RXV 450
Cover Sokbreker: Honda CRF
Teromol: Roz
Disc Brake: Roz
Handle: Zeta
Tutup Tangki: Zeta
Bodi: Honda CRF 250 2012
Headlamp: KTM 250 EXCF
Spakbor: KTM 250 EXCF
Saklar Lampu: KTM 250 EXCF
Setang : Pro Taper Ricky Carmichael version
Handguard: Zeta
Selang rem: Hel
Knalpot: Custom
Caos Custom Bikes: 08170089400 / 021700894000

Yamaha V-Ixion, Desain Eropa-India


Hibridisasi alias perkawinan silang sekarang bukan hanya pada tanaman dan hewan saja. Ternyata motor juga bisa mengalami perkawinan silang.

Seperti yang dilakukan Joshua Ardian yang ‘meng-hibridisasi’ Yamaha V-ixion kebanggaannya. Tapi, prosesnya tidak sama dengan tanaman dan hewan. Dia hanya menggabungkan dua jenis motor di dalam satu motor.

Alasan Joshua melakukan itu ternyata karena kurang pede dengan tampilan motornya. “Sebenarnya V-ixion itu termasuk tipe motor sport. Tapi, karena tampilannya yang tidak memakai fairing, membuat nuansa sporty jadi kurang,” tambah Joshua.

Supaya nuansa sporty-nya dapat, Joshua langsung menghubungi Abdul Rahim sang modifikator yang gape membuat tampilan motor jadi lebih sporty. Disana proses perkawinan silang dilakukan. Yamaha V-ixion ‘lahiran’ 2008 ini, dipaksa telanjang.
Selajutnya, bodi bagian depan dijejali fairing model Yamaha R125 yang banyak nongol di Eropa. Fairing, dibuat dari fiberglass. “Agar fairing terlihat kokoh, proses pembuatan serat kaca itu dioleskan dua kali pada bagian siku-siku,” bilang Abdul Rahim yang ‘nyaut’ jika dipanggil Aim.

Lalu, bodi belakang dibikin mirip bodi Yamaha R15 alias V-ixion India made in Aim yang juga terbuat dari fiber. Hal yang sama juga berlaku bagi tangki yang comot konsep R125. Tapi, model kondom ya.

Karena bodi sudah bengkak, enggak lupa Aim menyesuaikan kaki-kaki. Lengan ayun, aplikasi arm milik Delkevic yang biasa dipakai untuk Kawasaki Ninja 250.

“Bagian depannya saya pakai sokbreker tipe upside down buatan Thailand yang khusus untuk variasi Yamaha V-ixion,” kata juragan Modifmania Body Custom (MBC) yang bengkelnya di Jl. Muhtar No. 7, Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Karena kaki-kakinya diubah, akhirnya merambat ke peranti ciet. piringan cakram, pakai bawaan dari upside down. Tapi, kaliper dan master rem comot dari Kitaco. Kemudian, sistem pengereman belakang aslinya yang masih menggunakan teromol pun diubah cakram dengan piringan cakram dari Delkevic. Ini sepaket dengan pelek.

Semua bodi dan kaki-kaki beres, proses selanjutnya tinggal proses pengecatan. Soal ini, Joshua enggak mau kompromi, bro kelahiran Jakarta ini ingin warna yang nempel di motornya punya kesan garang.

Maka dipilihlah warna silver keemasan yang lebih menyerupai warna tembaga. Agar, ketika dipakai riding, pacuan hasil perkawinan silang Eropa dan India ini terlihat garang. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Bridgestone Batllax 120/60-17
Ban belakang : Bridgestone Batllax 180/55-17
Spidometer : Koso
Footstep: Bikers
MBC: 0818-0651-1184
 

Jumat, 08 Februari 2013

Modifikasi Nissan 180SX, Targetnya 400 Km/Jam!


Jepang – Dari tampangnya yang brutal, terlihat jika sosok sportscar Nissan 180SX memiliki tenaga dahsyat. Hal itu tidaklah salah. Mobil berjuluk 380SX yang digarap oleh tuner asal Jepang, BenSopra bekerja sama dengan Trust ini mampu mengeluarkan daya hingga 1.100 dk.

Tujuan mobil bertenaga besar ini tak lain adalah untuk berkompetisi untuk mencapai kecepatan hingga 400 km/jam di sirkuit Nardo, Italia. Dan mobil ini akan berkompetisi dengan andalan dari tuner Phoenix’s Power dan Top Secret.
Oleh Trust, mesin 4-silinder bertipe SR20 standar 180SX digusur dengan aplikasi mesin V6 bekas tunggangan drift Blitz R35 GT-R. Mesin ini dikustom ulang agar muat dengan engine bay 180SX yang lebih kecil. Kesulitan sempat terjadi pada aplikasi transmisi yang akhirnya mengaplikasi model sequential dari VR38 dan Hollinger.

Pengerjaan mesin yang dibantu oleh Trust dirombak dengan pemakaian Trust 4.0L stroker kit. Serta sepasang blower TD06-25G berukuran besar dan ditunjang dengan aplikasi pipa yang juga berukuran ekstra besar.
Bagian kaki-kaki mobil lawas keluaran tahun 90-an ini dibekali sistem full Stage air-cupped adjustable coilover. Peleknya memakai Enkei RS05RR 11Jx18 yang dibalut Yokohama Advan A050 295/30R18. 

Bodinya dipersangar dengan paket BenSopra X TRA Kyoto full aero, lengkap dengan kap mesin dari merek yang sama.

Masuk ke kabin, tertanam Saito Roll Cage custom multi-point roll cage, spot & seam welded dan jok Bride Zeta III bucker seat. Selain itu, carbon dashboard BenSopra, AIM digital dash unit, custom center console, custom switchgear, GReddy Profec B boost controller ikut dipasang. (mobil.otomotifnet.com)

Hyundai Tucson 2011, Elegan Tidak Mengubah Kenyamanan


Pengin kelihatan lebih gagah dan keren, namun tidak mengurangi kenyamanan, banyak dilakukan orang saat memodifikasi mobilnya. Hal itulah yang diidamkan Ayi Rachmayani terhadap Hyundai Tucson GLS 2011 miliknya. Ibu rumah tangga yang banyak kesibukannya ini, membawa Tucson berwarna hitam miliknya ke rumah modifikasi W7. Alhasil, mobilnya tampak beda dan yang terpenting tetap dapat menunjang aktivitasnya sehari-hari.

DITANYA ORANG
Dalam benaknya, memiliki mobil buatan Korea bukan berarti tidak bisa tampil lebih elegan. Namun dinilai masih ada kekurangan. "Kadang saat melaju sekitar 120 km/jam di jalan bebas hambatan, mobil terasa bergetar," ujar Rany, panggilan akrab Ayi Rachmayani.

Suatu hari ia melihat majalah yang memuat mobil modifikasi. Hatinya pun tergugah, selain membuat tambah nyaman juga sekalian mengubah sosok Tucson lebih berkelas. Ia pun segera melakukan konsultasi dengan William, pemilik bengkel modifikasi W7 di kompleks ruko Mutiara Taman Palem, Jakbar.

"Saya tawarkan konsep modifikasi ala Lexus RX 270, karena tipe mobilnya kan sudah mirip. Maka saya buatkan mobil yang benar-benar beda tanpa mengurangi kenyamanan standar," ujar William yang piawai membuat body kit bermacam-macam mobil.

Tangan kreatifnya terkonsentrasi pada eksterior. Dengan sedikit improvisasi tambahan pada gril dan bumper, tampang jadi Tucson hilang sama sekali. Tak lupa ditambahkan day running lights LED di bumper. Bengkel W7 juga berkreasi membuat side skirt yang cocok untuk SUV 2011 ini.
Di bagian belakang, bumper juga diberi tambahan lampu LED dengan cover bernuansa smoke agar kelihatan beda dari Lexus aslinya. Juga dibekali diffuser dan knalpot ganda ala mobil sport. Mobil pun kini tampil lebih elegan. Apalagi setelah pasang pelek VIP Status 20 inci. Makin keren saja.

Oh ya, sebelumnya Rany sudah mengganti sokbreker standar untuk menambah kenyamanan mobilnya. Dengan beberapa perubahan lain seperti pemasangan lampu LED di kaca spion dan tidak adanya emblem huruf ‘H' miring pada gril, "Saat di tempat parkir, banyak orang bingung dan menanyakan ini mobil merek apa," ujar wanita penyuka traveling ini.

Tujuannya tercapai, mobil terlihat lebih elegan dan keluarga tambah nyaman menikmati perjalanan dengan mobil warna hitam ini. Namun masih ada rencanan lagi, cat ingin diganti yang tahan gores. Wuiiihh..mantap.(mobil.otomotifnet.com)

UPDATE BERITA
Lebih mementingkan tampilan eksterior, Rany tak melupakan bagian kabin. Meski diakui tak ada ubahan pada sistem audio mobil, karena dirasa yang standar sudah cukup, namun ia tidak ingin ketinggalan informasi.

Maka dipasanglah receiver televisi kabel di bawah jok depan kiri. Sehingga ia dapat memantau perkembangan setiap saat ketika berada di dalam mobil.

Selain pada monitor di dasbor, ia melengkapi monitor di kedua sandaran kepala kursi depan untuk penumpang belakang. Maklum, sekarang ia lebih banyak berada di kursi belakang. Awalnya ia mengaku mengemudikan sendiri mobilnya.

Wanita kelahiran Pelabuhan Ratu, Jawa Barat ini juga memasang antena otomatis untuk mendengarkan kabar terkini dari radio. Lainnya, pada bagian belakang konsol tengah ditambah soket lighter untuk men-cas smartphone agar komunikasi tidak terputus.

Hyundai Tucson 2011, Elegan Tidak Mengubah Kenyamanan


Pengin kelihatan lebih gagah dan keren, namun tidak mengurangi kenyamanan, banyak dilakukan orang saat memodifikasi mobilnya. Hal itulah yang diidamkan Ayi Rachmayani terhadap Hyundai Tucson GLS 2011 miliknya. Ibu rumah tangga yang banyak kesibukannya ini, membawa Tucson berwarna hitam miliknya ke rumah modifikasi W7. Alhasil, mobilnya tampak beda dan yang terpenting tetap dapat menunjang aktivitasnya sehari-hari.

DITANYA ORANG
Dalam benaknya, memiliki mobil buatan Korea bukan berarti tidak bisa tampil lebih elegan. Namun dinilai masih ada kekurangan. "Kadang saat melaju sekitar 120 km/jam di jalan bebas hambatan, mobil terasa bergetar," ujar Rany, panggilan akrab Ayi Rachmayani.

Suatu hari ia melihat majalah yang memuat mobil modifikasi. Hatinya pun tergugah, selain membuat tambah nyaman juga sekalian mengubah sosok Tucson lebih berkelas. Ia pun segera melakukan konsultasi dengan William, pemilik bengkel modifikasi W7 di kompleks ruko Mutiara Taman Palem, Jakbar.

"Saya tawarkan konsep modifikasi ala Lexus RX 270, karena tipe mobilnya kan sudah mirip. Maka saya buatkan mobil yang benar-benar beda tanpa mengurangi kenyamanan standar," ujar William yang piawai membuat body kit bermacam-macam mobil.

Tangan kreatifnya terkonsentrasi pada eksterior. Dengan sedikit improvisasi tambahan pada gril dan bumper, tampang jadi Tucson hilang sama sekali. Tak lupa ditambahkan day running lights LED di bumper. Bengkel W7 juga berkreasi membuat side skirt yang cocok untuk SUV 2011 ini.
Di bagian belakang, bumper juga diberi tambahan lampu LED dengan cover bernuansa smoke agar kelihatan beda dari Lexus aslinya. Juga dibekali diffuser dan knalpot ganda ala mobil sport. Mobil pun kini tampil lebih elegan. Apalagi setelah pasang pelek VIP Status 20 inci. Makin keren saja.

Oh ya, sebelumnya Rany sudah mengganti sokbreker standar untuk menambah kenyamanan mobilnya. Dengan beberapa perubahan lain seperti pemasangan lampu LED di kaca spion dan tidak adanya emblem huruf ‘H' miring pada gril, "Saat di tempat parkir, banyak orang bingung dan menanyakan ini mobil merek apa," ujar wanita penyuka traveling ini.

Tujuannya tercapai, mobil terlihat lebih elegan dan keluarga tambah nyaman menikmati perjalanan dengan mobil warna hitam ini. Namun masih ada rencanan lagi, cat ingin diganti yang tahan gores. Wuiiihh..mantap.(mobil.otomotifnet.com)

UPDATE BERITA
Lebih mementingkan tampilan eksterior, Rany tak melupakan bagian kabin. Meski diakui tak ada ubahan pada sistem audio mobil, karena dirasa yang standar sudah cukup, namun ia tidak ingin ketinggalan informasi.

Maka dipasanglah receiver televisi kabel di bawah jok depan kiri. Sehingga ia dapat memantau perkembangan setiap saat ketika berada di dalam mobil.

Selain pada monitor di dasbor, ia melengkapi monitor di kedua sandaran kepala kursi depan untuk penumpang belakang. Maklum, sekarang ia lebih banyak berada di kursi belakang. Awalnya ia mengaku mengemudikan sendiri mobilnya.

Wanita kelahiran Pelabuhan Ratu, Jawa Barat ini juga memasang antena otomatis untuk mendengarkan kabar terkini dari radio. Lainnya, pada bagian belakang konsol tengah ditambah soket lighter untuk men-cas smartphone agar komunikasi tidak terputus.

Suzuki Skydrive, Forever Joker Forever Low Rider


Meski virus modifikasi lowrider sudah mulai surut, tapi bagi sebagian orang inilah modifikasi paling cocok untuk diterapkan di skubek kesayangannya. Seperti Deni Hartono, dia masih setia modifikasi memundurkan engine dan aplikasi ban gambot.

“Saya senang dengan tampilan lowrider, karena dengan tema ini motor bisa terlihat lebih gagah, bohay dan berisi,” kata pria yang punya 10 matic lebih dengan nuansa serupa di garasinya. Wow forever lowrider banget tuh kayanya.

Salah satunya, Suzuki Skydrive kuning berbalut karakter Joker dalam film Batman yang jadi salah satu koleksinya. Karakter ini dari dulu sampai sekarang masih eksis terus, makanya dibilang forever Joker.
“Saat berpikir untuk konsep leburan cat, melihat sosok Joker disalah satu media. Ternyata sosoknya punya karakter yang lebih dibanding yang lain. Juga kalau saat main kartu, pasti Joker yang paling nomer satu. Jadi, cocok untuk dicopas alias copy-paste ke bodi motor,” papar biker 61 tahun ini.

Untuk melebur body, Om Hartono menyanding JJ Airbrush yang cicing alias stay di Jl. Kayu Manis Barat No. 41, Matraman, Jakarta Timur.

“Semua motor koleksi saya, warna dasar harus sesuai dengan yang tertera di STNK. Untuk pelek pakai yang extra lebar keluaran aftermarket. Biar terlihat lebih resik, engine juga kena sentuhan cat kuning,” bilangnya. (motorplus-online.com)

Honda CB150R, Kaki Gambot Bokong Simpel


Gaya modifikasi Honda CB150R yang dianut Hadi Irawan, memang berani dalam berkreasi dengan motor Honda sport yang baru keluar ini. Dengan mengusung konsep modif street fighter yang simpel, tapi kelihatan gagah. Terbukti dengan ubahannya yang terjadi dengan kaki-kaki kekar, tapak gambot serta bokong buritan terkesan simpel.

“Dari basisnya saja sebenarnya sudah sangat bagus, makanya ubahan yang saya lakukan tidak terlalu brutal. Buktinya, ciri khas berupa teralis di CB150R masih saya biarkan saja,” buka Hadi selaku owner dealer Honda Heronusa di Jl. RA Kartini 71-77, Denpasar dan di bilangan Kuta, Bali.

Pertama yang dilakukan, dengan mengubah kaki-kaki bawaannya pakai milik moge. Bagian depan standar bawaannya, diganti dengan Kepunyaan Honda CBR600 yang memiliki diameter sok lebih besar.

“Alasannya menggunakan kepunyaan CBR600 karena agar keliatan kekar daripada aslinya,” sebut Hadi yang juga mempunyai beberapa koleksi motor sport moge juga.
Setelah urusan kaki-kaki depan, barulah beralih ke buritan. Yang orisinalnya kembali ditanggalkan diganti kepunyaan Honda VFR400. Arm ini, model single arm. Jadi, untuk menunjang penampilan jelas kelihatan lebih gagah.

Pemasanganpun tidak begitu terlalu sulit. Karena sama-sama dari basic motor Honda. “Cuma beberapa bagian perlu dibubut sedikit saja,” sebut pria ramah ini yang membutuhkan waktu satu minggu sendiri untuk hunting kaki-kaki. Arm, sengaja dipasang satu set beserta sok belakangnya.

Project kaki-kaki terpasang seluruhnya. Kini, tinggal menyatukan harmonisasi bodi dan rangka. Karena memang mengusung konsep street fighter, otomatis sektor bodi buritan harus ada rombakan.
Rombakan dilakukan dengan memotong bagian subframe sekitar 10 cm, agar bentuk proposional. Pastinya, agar sesuai dengan kaki-kaki yang sudah diubah menjadi gambot dan berpelek lebar ini.

Bodi belakang dibuat dari fibergalss. Untuk bagian joknya, sengaja dibikin single seater. “Agar keliatan mantab saja dan sengaja tidak buat boncengan,” sebut pria humoris ini.

Sebagai pemanis, headlamp diambil dari mini proyektor HID yang dipasang dengan tameng kotak. Posisinya, sengaja dibuat sejajar dengan sok depan agar makin sangar. Sedangkan stoplamp-nya diambilkan dari stoplamp variasi LED serta lampu sein pun dengan LED.

“Biar tetap safety riding bro. Ada kaca spion juga tuh,” tutupnya. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Sok depan : Honda CBR600
Mono arm : Honda VFR 400
Pelek belakang: Honda NSR150SP
Setang : Renthal
 

Yamaha Byson, Teruji Medan Padang Cuy!


Buat tampilan supermoto, biasanya basic motor yang dipilih masih bergenre besutan trail. Ibarat sulap, tinggal ganti ban aspal aja nyawa supermoto sudah tampak. Rupanya tidak begitu dengan pemikiran Riat. Buat ngejar tongkrongan, enggak harus andalkan motor yang basisnya penggaruk tanah.

Nih, buktinya! Dengan Yamaha Byson miliknya, lajang asal Medan, Sumatera Utara ini justru lebih percaya diri dengan tampilan anyar yang jauh lebih kekar.

“Sudah terlanjur beli Yamaha Byson, jadi sekalian aja dimodifikasi bergaya supermoto,” ujar Riat yang ubahan motornya justru lebih dekat tampilan street fihgter.

Alhasil, hampir seluruh body bawaan Byson enggak ada yang dipakai lagi. Jadi yang tersisa, tinggal rangka berikut mesin yang menempel dan kaki-kaki. “Gue hanya menyisakan tangki asli Byson biar identitasnya enggak hilang,” sambar Muhamad Andri Farizki dari bengkel Supermoto Corner, Medan yang mengerjakan ubahan modifikasi Byson.
Buat ngisi bagian bodi, lantas saja Byson diberi pemanis rangka teralis. Desainnya bergaya ala Ducati. “Pipa tubular ini modelnya knock down. Jadi, bisa dilepas kapan aja,” lanjut Boy, sapaan akrab builder berpotongan rambut nyentrik ini.

Mulai dari rangka tengah sampai buntut belakang, dibikin manis lewat tampilan rangka teralis. “Ini yang bikin tampilan motor jadi lebih ringkas tapi tetap berotot,” timpal Riat yang masih mengandalkan headlamp bawaan Byson.

Nah, biar tongkrongan motor lebih jangkung ala supermoto. kaki-kaki standar masih tetap diandalkan. Tapi, sok depan ditambah peninggi sok pada bagian teleskopiknya sekitar 15 cm. Teknik yang sama, dipakai buat suspensi belakang.

“Meski jangkung, tapi motor masih nyaman dikendalikan,” ujar Riat yang sudah menguji Byson untuk turing dengan rute Medan-Padang-Medan pada event turing Supermoto Owner Group pada penghujung tahun lalu. (motorplus-online.com)
 
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Comet 120/60-17
Ban belakang : Comet 150/70-17
Knalpot  : Custom
Tromol  : Kawasaki KLX 150S
SupemotoCorner : 0813-62365959