Minggu, 13 Mei 2012
Kawasaki D-Tracker 150, Siap Segala Kondisi
Basic Kawasaki D-Tracker 150 yang Sumo alias Supermoto, dianggap Erick Erlangga kurang menantang ditunggangi. Apalagi sebagai punggawa klub KLX-ers yang berlokasi di Jakarta, Erick masih suka turing ke daerah pelosok juga doyan freestyle. Itu yang membuat pria berbadan langsing ini butuh motor yang siap di segala kondisi.
Asal-muasalnya supermoto dari Kawasaki Motor Indenesia alias D-Tracker ini usung ban on road sebagai identitasnya. Ingin dirombak total Erick. Terutama kaki depan dan belakang. Kini tampil layaknya motor dirtbike dengan ciri-ciri ban tipe pacul dengan lingkar roda depan dan belakang yang beda ukuran.
“Konsep yang saya pilih motor dirtbike macam Honda CRF250 warna merah. Kebetulan warna tersebut pas dengan SNTK D-Tracker tahun 2012 awal yang juga merah. Bisa dilihat pada bagian depan dan belakang. Tapi, kalau ditegesin dari samping, bodi Kawasaki D-Tracker masih jelas. Karena memang tidak banyak diubah selain ganti warna jadi merah khas CRF250,” ujar warga Jl. Skit, No, 28, Sunter Jaya, Jakarta Utara ini.
Dibantu Mas No dan Agung Prasetyo dari rumah modifikasi Rockwell Workshop di Jl. Sumur Batu Raya, Blok A3, No. 2, Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat. Tampang Honda CRF250 bisa dilihat dari pengantian satu set sok depan Yamaha YZ125 berikut peranti lainnya. Bahkan sepatbor depan asalnya merucing khas sumo, sengaja diganti model motorcross CRF250 buat imbangi batok lampu Acerbis Alien dibalik setang.
Lantas ubahan paling repot pada tunggangan ini saat ganti lengan ayun belakang punya Honda DR350. Katanya posisi kedudukan monosok bagian atas bukan cuma harus pindah posisi. Tapi, link arm pegangan monosok bagian bawah mesti dibikin lebih tidur biar posisi dan redaman monosok makin stabil.
Tak hanya ubah link arm, posisi ban belakang yang ganti swing arm juga disesuaikan jaraknya. “Terutama bushing arm yang terhubung ke rangka dan yang di as roda belakang. Tujuannya agar posisi rantai dan ban belakang tetap sejajar saat motor dijalakan,” lanjut Erick.
Kelar urusan kaki-kaki, bodi asli D-Tracker yang sudah ganti kelir merah itu perlu penyesuaian. Selain bagian depan, sepatbor belakang CRF250 plus lampu belakang dipasang. Cuma agar bentuknya sejajar dengan cover samping, Erick bilang di bagian sambungan mesti disesuaikan pakai alat pemanas.
Kalau mesin D-Tracker yang sudah alami porting polish, ganti karbu Keihin PWL26 dan pasang knalpot Pro Circuit T4, konstruksinya diperkuat engine guard dari pelat alumunium tebal 4 mm. Keamanannya pun lebih terjamin. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Slang rem : Hell Performance
Pelek : TK 2.15 dan 1.60
Ban : IRC IX
Gir : SSS
Rantai : TK
Yamaha V-Ixion, Fashionable Modern
Yamaha V-ixion milik Muhammad Dipa Citranto sudah tiga kali ganti tampang. Pertama, dibikin street fighter buat keperluan pre wedding. Kedua, bikin sportbike demi having fun dan menjadi korban mode juga. Terakhir, ya seperti sobat lihat sekarang ini deh. Doi ingin sport injeksi Yamaha 150 cc ini bergaya chopper.
Eits, begitunya sang pemilik sendiri ogah kalau motor ini disebut chopper, old skull atau apapun itu. Yang jelas, Dipa dan Topo Goedel Atmojo selaku builder sepakat menyebut desain motor ini dengan konsep “fashionable modern”. "Kami sepakat begitu menyebutnya," kata punggawa Tauco Custom yang beralamat di Jl. Kebagusan Raya, No. 99, Jagakarsa, Jakarta Selatan, ini.
Ternyata, munculnya konsep modif setelah Topo disodori gambar hasil modifikasi Jesee Rooke. Doi ini builder asal Amrik yang memang selalu mempunyai konsep modif baru. Seperti salah satu karya terbarunya, KTM yang special engine (SE) dibuat menjadi café racer. Artinya, diluar kodrat KTM yang SE tapi bisa menyatu secara konsep tanpa mengurangi rasionalitas orang yang melihat. Toh sah-sah saja kan ?? He.. he...
"Pokoknya konsep motor ini ingin lebih liar, tanpa mengesampingkan fungsi dan estetika,” jelas Dipa yang bekerja di pertambangan minyak ini. Makanya, konsep fashionable modern yang diusung memang sesuai hasil akhir.
Dengan bermodalkan mesin modern yang injeksi, tapi konsep modifnya cukup radikal dan memang liar bro. Untuk urusan rangka, Topo membuatnya mulai dari nol. “Rangka dan swing arm total custom,” ungkap Topo.
Begitu pun full bodi set custom yang terbuat dari pelat galvanis 0,8 mm. Bicara soal kaki-kaki, keduanya pun sepakat tidak memilih sok model springer. “Ini bukan motor bergaya jadul, ini motor modern. Makanya saya tetap memakai sok bawaan asli,” aku builder yang bergaya rambut unik itu. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Pirelli 90/90-19
Ban belakang : Dunlop 180/55-17
Cakram belakang : Suzuki Satria FU150
Monoshock : Yamaha Jupiter MX135
Tauco Custom : 0856-8380209
Honda GL 100, W-Engine 3 Silinder 456,9 cc
Muhammad Yusuf Adib Mustofa punya nama panjang. Sepanjang otaknya dalam berinovasi. Ini kali Honda GL100 jadi W-Engine alias 3 silinder! Sebelumnya Vespa 2-tak jadi 4-tak, Vespa V twin, Binter Merzy V twin dan CB V twin.
GL100 3 silinder ini karya ke-5. “Dikasih nama W-Engine, sebab tampak samping seperti huruf W. Namun lebih penting menonjoklan kesan motor turing dimensi mesin besar. Sebab dipakai turing long trip,” buka Yusuf yang sudah tes ke Bengkulu.
Yuk intip ubahannya.
SETANG NAIK-TURUN BARENG
Mengubah GL100 jadi 3 silinder pasti sulit. harus total. Crankcase kiri masih menggunakan asli pabrik karena dianggap ada nomer mesin. Kemudian dibuatkan 3 lubang untuk masuknya boring. Lebar karter ditambah 3 cm dimasudkan agar kruk as dan 3 setang seher bisa masuk. Untuk tambal sulam crankcase pakai teknik las babet aluminium.
Konstruksi mesin W 3 silinder memang ribet. Supaya silinder depan tak terlalu ke bawah, posisi girboks dibikin mendongak. Supaya oli di silinder depan bisa turun menuju karter. Posisi sudut antar silinder dibikin 55 derajat.
Yusuf gak mau mengubah desain crankcase asli. Makanya kruk as Binter Merzy ditipisin. Caranya bandul kruk as dipapas 4 mm agar bisa masuk di crankcase.
Untuk 3 setang seher menggunakan milik Yamaha Jupiter MX. “Antar setang dikasih jarak ring kuningan,” papar pemilik bengkel Semangat Putra Motor (SPM) di Jl. Sultan Agung No. 8, Karang Klesem, Purwokerto.
Setang piston dipasang berjajar lurus dalam satu pen kruk as. Naik-turun bareng. Sedang gigi sentrik rantai keteng dibuatkan adaptor agar berfungsi normal.
Termasuk dibikinkan jalur oli silinder baru. Juga pompa oli masih menggunakan standar. Hanya daleman dimodifikasi supaya oliran pelumas lebih kencang.
SEMI RADIAL ENGINE
Mesin W 3 silinder sejajar menggunakan blok dan silinder dari Mio Sporty. Lengkap hingga mekanisme rocker arm dan noken as. “Memakai komponen yang mudah dicari spart part-nya,” cuap ayah dari Nada Fitria Ramadhani 5 tahun ini.
Desain mesin dengan sudut 55 derajat pada masing-masing jarak sindernya ini juga memakai perhitungan. “Getaran lebih minim, apalagi karakter mesin tiga silinder terkenal memiliki getaran berlebih. Dengan sudut 55 derajat getaran minim dan halus. Malah disebut sebagai mesin semi radial kata teman saya dari Amerika. Kalau yang radial murni memiliki jumlah 5 silinder seperti mesin pesawat terbang kuno,” jelas pria enerjik ini.
Dipilih menggunakan blok dan head Mio karena bisa dipasangi seher besar. Dipilih menggunakan piston Suzuki Thunder 125 oversize 100 punya diameter 58 mm. Dipadukan dengan stroke dari kruk as Binter Merzy standar 58 mm. Jadinya volume satu silindernya 153,2 cc. Kalo dikalikan 3 total 456,9 cc.
PENGAPIAN SERBA 3
Paling penting dari pengapian adalah mengatur sudut antar silinder. Pemasangan pulser sudutnya dibikin beda-beda. Pasang pulsernya sendiri letaknya yaitu di kruk as kiri, kanan dan magnet.
Pembacaan dari sensor pulser diteruskan ke CDI Shogun. Masing-masing silinder disuplai CDI dan koil yang berlainan. Jadi total ada 3 koil dan 3 CDI. Busi sudah pasti 3 pula.
RASIO DAN STARTER
Rasio dipilih menggunakan punya Mega Pro karena dirasa paling tebal dan kuat. Kampas koplingnya pakai 6 lapis dan rencananya pakai 7 karena masih selip.
Sedangkan untuk menghidupkan mesin dipasang motor starter dari Tiger. Posisinya dipasang di bawah silinder paling depan. Karena tempatnya dimana-mana sudah penuh. (motorplus-online.com)
Sabtu, 12 Mei 2012
Yamaha Scorpio, Modif Antar Kota Antar Propinsi
Sekilas soal Joko, doi aktif di klub tempat dia bernaung. Yaitu, Scorpio Wild Adventure Team (SWAT) Jakarta. Makanya, ubahan Yamaha Scorpio miliknya ini juga menjadi ciri khas sendiri di kalangan teman-temannya. Setidaknya bisa tampil beda dari Scorpio kebanyakan. Katanya dapat menambah rasa percaya diri sebagai anggota klub motor.
Akibat pergaulan dengan banyaknya komunitas, banyak masukan positif diterima. Maka itu, buat bodi pengganti cover standar pun didatangkan dari Purwokerto, Jawa Tengah. So, boleh dong dibilang Modif Antar Kota Antar Propinsi. He..he..
"Saya dikasih tahu teman-teman Yamaha Scorpio V-ixion Club (YSVC) Banjarnegara, bahwa ada bengkel spesialis pembuat bodi fiberglass disana,” jelas Joko, yang bekerja di bidang arsitektur di kawasan Senayan, Jakarta Pusat ini.Setelah ngobrol panjang dengan pembuat bodi, desain pun dipesan. Setelah bodi fiber pesanan jadi, kemudian dikirim lewat paket melalui jasa pengiriman ke Jakarta. Pesanan sampai, tinggal dirakit ulang di bengkel rekanan club SWAT di daerah Kramat Jati, Jakarta Timur. Part bodi yang full dibuat di Purwokerto ini meliputi; bodi belakang, kondom tangki dan engine cover.
Untuk area tengah, Joko sengaja pasang pipa tubular agar street fighter kesayangannya ini tampak lebih sangar dan gagah. “Rangka tambahan ini, saya buat di Jakarta. Tinggal order ke tukang las yang sudah biasa garap,” tambahnya.
Desain ‘rangka’ tubular ini, murni kreasi Joko. Pakai dua diameter pipa berbeda, pipa ukuran 1 inci dan ¾ inci. Pipa yang berukuran besar, seolah penopang pipa kecil. Buat pemasangannya, frame tambahan ini ditopang 2 dudukan alias braket buat tiap sisinya.
Menemani ubahan bodi dan pemakaian shroud yang bikin Scorpio ini terlihat gambot, kaki-kaki ikut disentuh. Seperti pelek depan-belakang yang dipasangi dari limbah Honda CBR 600. Begitu juga lengan ayun. Hanya sayang, sok depan yang belum diganti! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 120/70-17
Ban belakang : Battlax 150/70-18
Cakram depan : AGV
Handle : KTC
Footstep : NUI
Honda Tiger Revo, Mau Sangar Tapi Genit
Secara tampilan, modifikasi Honda Tiger Revo ini bertampang sangar dan cukup bikin mata pedas. Dalam arti eye cachting alias bikin mata melirik. Sebab modifikatornya ingin menonjolkan konsep street fighter (SF) namun klimis. Juga memberi kesan tak selamanya gahar, tapi bisa tampil bak pesolek.
Tak salah kalau Siswo Winoto, builder yang mengibarkan benderan Win’s Paddock (WP) dari kota mendoan, Purwokerto ini sangat menonjolkan warna oranye dan paduan grafis ciamik pada motor milik Rendy asal Purbalingga, Jawa Tengah.
“Warna oranye memberikan kesan ceria, tidak melulu mengumbar kesan gelap ala SF. Biar meriah,” buka Wiwin, panggilan akrab builder yang buka gerai di Jl. Sunan Ampel No. 5, Pabuaran, Purwokerto ini.
Memang Wiwin sengaja pilih kelir yang dominan oranye. “Sebab warna ini bisa menghidupkan bentuk bodi secara dinamis, apalagi dipadu dengan hitam pada bagian bawah termasuk kelir pelek,” jelas bujang yang lagi gila main sepeda downhill ini.
Warna ini hasil kombinasi racikan Sikkens oranye metalik termasuk polirednya. Oranye memberi kontras warna yang bagus dengan paduan hitam doff. Sehingga matching dan menarik.Untuk konsep ubahan bodinya, Wiwin terinspirasi membuat SF fungsional. Maksudnya enggak memakai konsep buntung. “Untuk bagian ini lebih kepada kemauan konsumen, kalau mau buntung pun digarap. Konsemen adalah raja, ini yang membuat konsumen nyaman, bisa order sesuai permintaan,” ujar cowok modis ini.
Termasuk bagian lain seperti bentuk deltabox dan lain-lain. Bagian ini lebih mengacu pada nilai proporsional bentuk. Seperti deltabox palsu gambot dan sepatbor kolong pada bagian belakang.
Begitu pun kaki-kaki, tidak memaksakan kepada pemilik motor untuk membeli limbah moge. Untuk tampil sangar tidak harus mahal dan wah.
“Kaki-kaki semua pakai barang lokal, mulai pelek, monoshok belakang dan peranti lalu lintas lainnya. Menurut saya, komponen sederhana namun bisa menjadi luar biasa itulah yang bikin puas dalam modifikasi. Dan tentu saja low budget,” curhat Wiwin yang gape karate ini.
Detail juga diramu mendukung konsep. Seperti grip gas dan krom mesin yang memberikan kesan clean. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Swallow 120/70-17
Ban belakang : Swallow 140/60-17
Sok depan : Variasi
Sok belakang : Satria 120
Pelek : Power
Headlamp : Revo
Stoplamp : Honda Revo
Swing arm : Handmade
Setang : Renthal
WP : 0815-4888-6755
Sabtu, 28 April 2012
I Love Palembang
Salah satu hasil karya rakyat Palembang yaitu kain songket yang sudah terkenal sampai ke mancanegara. Kain ini memiliki motif yang lin daripada yang lain.
sumber gambar: pakem.wordpress.com
Songket adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan sebagai hiasan, yaitu dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsin. Tenun ini memiliki berbagai motif, seperti: lepus, jando beraes, bunga inten, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bungo cino, bunga pacik, dan lain-lain.
Pembuatan Tenun Songket Palembang pada dasarnya dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1) tahap menenun kain dasar dengan konstruksi tenunan rata atau polos dan (2) tahap menenun bagian ragam hias yang merupakan bagian tambahan dari benang pakan. Masyarakat Amerika dan Eropa menyebut cara menenun seperti itu sebagai inlay weaving system.
Tenun songket umumnya dipakai kaum wanita dalam upacara-upacara perkawinan, resepsi-resepsi resmi, dan acara-acara adat. Songket yang dikenakan seseorang akan menunjukkan status sosial pemakainya.
Proses pembuatannya sangat cermat sehingga untuk membuat satu kain dibutuhkan waktu 3-6 bulan. Di samping itu, desainnya tidak selalu sama antara satu pengrajin dengan pengrajin lainnya, tergantung selera mereka masing-masing.
Pusat pengrajin Tenun Songket Palembang berada di Kawasan Industri Songket Kelurahan 30 – 32, Kecamatan Ilir Barat, Kota Palembang. Harga Tenun Songket Palembang mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.
Jika anda capek setelah melihat-lihat kain songket anda dapat langsung ke Jembatan Ampera atau Benteng Kuto Besak (BKB) untuk menikmati sunset matahari. Tempat ini banyak dikunjungi anak muda pada sore hari.
sumber gambar : id.wikipedia.org
Sungai Musi adalah sungai terpanjang di Sumatera Selatan. Dengan panjang yang mencapai 750 km dan lebar 500 meter, Sungai Musi membelah Kota Palembang menjadi dua bagian. Kedua bagian itu dinamakan seberang ilir untuk bagian utara dan seberang ulu di bagian selatan.
Kebanyakan pengunjung, berwisata menggunakan perahu ketek yang disewakan. Lama penyewaannya adalah 2 jam dengan harga Rp 125.000. Jika ingin berkeliling menggunakan speedboat, Anda harus merogoh kocek agak dalam, karena harga yang ditawarkan adalah Rp 150.000.
Saat malam tiba, bersiap-siaplah untuk melihat pesona Sungai Musi. Anda akan melihat keindahan lampu-lampu yang ada di sekitar sungai dan Jembatan Ampera. Jika datang bersama pasangan pasti terasa sangat romantis. Mungkin karena itu, sore menjelang malam disebut-sebut sebagai saat paling tepat jika ingin berwisata ke Sungai Musi.
Kecantikan pada malam hari (Adrian Fajriansyah/dTraveler)
Nah, untuk Anda yang pernah mendengar kata rumah rakit, rumah khas Palembang, inilah tempatnya. Di atas Sungai Musi, pengunjung bisa melihat secara langsung rumah apung yang menjadi rumah khasnya Palembang ini.
sumber gambar : gerry0franata.student.umm.ac.id
Lebih seru lagi, pada hari-hari perayaan tertentu rutin diadakan festival air di Sungai Musi. Biasanya acara yang digelar adalah perlombaan perahu, kontes menghias perahu, dan perlombaan menyeberang sungai. Asyiknya, wisatawan yang ingin menikmati acara ini tidak dikenai biaya, karena Sungai Musi merupakan kawasan terbuka.
Lomba Bidar (potlot-adventure.com)
Jadi, saat ini tidak pantas lagi orang berkata bahwa tidak ada yang menarik untuk dilihat bila ke Palembang karena sekarang Palembang sudah berubah dan sangat pantas untuk anda kunjungi, marilah ke Palembang, marilah berkunjung ke "Venesia Dari Timur Sang Penghasil Tenun Songket Kualitas Dunia Kampung Aslinya Makanan Pempek dan Tempat Bermukim Jembatan Ampera yang di Bawahnya Mengalir Air Emas Muara Batanghari Sungai Musi Namanya”.
Pokoknyo,
I Love Palembangniannn oy
Honda Tiger Revo, Penantang Street Fighter
Dibalik kuatnya idealisme street fighter (SF) di Kota Purwokerto, ternyata masih ada builder yang membuat modifikasi fairing ala racing. Dialah Suswanto, pemilik sekaligus builder dari Billy Custom (BC), Purwokerto. Coba aplikasi di Honda Tiger Revo.
“Saya ingin menonjolkan kesan bahwa Purwokerto tidak hanya memiliki modifikasi SF. Namun tampilan fairing yang sudah lama tak nampak masih bisa nongol lagi,” buka modifikator gaol disapa Wanto ini.
Tentu saja agar bagus konsepnya harus jelas, biar terlihat benar-benar ala racing. Makanya konsep mengambil dari produk motor KTM seri RC8. Penerapan konsep RC8 tentu mendapat revisi sesuai sasis Tiger Revo yang kecil. Alias tidak asal caplok, namun memakai perhitungan dimensi dan proporsional.Contonya ketika aplikasi tulang belakang yang nungging abizz. Frame buritan asli dipangkas mulai ujung belakang sampai tulang yang nempel di belakang centre back bone. Otomatis sasis asli hanya tersisa pada bagian atas mesin hingga as lengan ayun saja. Sebagai sasis baru, Wanto memakai pipa 22,5 mm untuk bagian dalam bodi buritan.
Sedangkan untuk sasis tralis, builder ramah ini memakai pipa 1 inci. Bukan cuma pajangan lho, frame tralis ini, benar-benar berfungsi. Sebab tulang ekor bagian bawah nemplok di sasis tralis ini.
Untuk proporsional bodi, memang sangat diperhatikan, termasuk untuk fairingnya sendiri, “Saya perhitungkan dan diolah dalam sketsa, agar hasil akhir matang. Termasuk pola windshield,” promo builder yang buka gerai di Jl. Unwiku No. 26, Karang Salam, Purwokerto.Makanya bentuk akhir sangat mirip RC8, aplikasi setang jepit pendek pun identik motor asal Austria itu. “Memang untuk setang dibuat hampir sejajar dengan tinggi jok agar seperti motor aslinya,” cuap builder yang masih memakai sok depan orisinal Revo ini.
Sedangkan komponen kaki-kaki buritan, ayah satu putra ini part hand made. Untuk bentuk tentu saja menyesuaikan dimensi motor. Materialya menggunakan pelat besi 4 mm yang diolah sesuai konsep.
Tinggal finishingnya, bodi dilabur hitam oranye sesuai identitas KTM yang bukan Inul ini. Racikan kelir ini kombinasi Lessonal dan Sikkens untuk polirednya agar kinclong. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Corsa 110/70-17
Ban belakang : Corsa 150/70-17
Sok belakang : Satria 120
Pelek : Rossi
Lampu : Variasi
BC : 0852-2796-6604
Langganan:
Postingan (Atom)