Senin, 04 Juni 2012
Honda Supra X125, Sexy Nan Sporty
Honda Blade, Mesin Tahan Panas
Sabtu, 02 Juni 2012
Kawasaki Ninja 250R, Pelopor Modif Blink-Blink!
Modifikasi Kawasaki Ninja 250R umumnya beraliran sport. Warna-warna ngejrenk di bodi dipadu dengan hitam atau pelek berwarna gold agar makin kental nuansa racingnya. Itu yang lain, beda dengan Jonny dengan Kawasaki Ninja 250R SE miliknya.
"Bosan sama warna-warna hitam atau gold. Makanya saya piling kroom yang lebih terlihat mengkilap," buka pria asal Bukittinggi ini. Jadi ingat modif moge ceper dan blink-blink yang ramai di Amerika.
Untungnya, niat ini didukung komponen yang punya warna seirama. Paling istimewa adalah pelek depan-belakang yang dipakainya. "Itu adalah pelek Suzuki Hayabusa limited. Dari sananya sudah kroom," ungkap pengusaha garmen di pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Kualitasnya bagus sekali. Sampai bisa buat ngaca," herannya sambil membandingkan dengan swing arm Honda CBR 1000R yang dikroom sendiri dengan biaya Rp 3 jutaan tapi tidak semengkilap kroom bawaan pabrik. "Namanya juga pabrikan, mau bikin apa saja bisa," kekehnya.
Pemilihan suspensi depan pun akhirnya disesuaikan. Baru Motor Sport (BMS), bengkel yang menangani modifikasi motor ini memilih sok upside down ZX-6R keluaran 2008 yang berwarna silver mengkilap. Makin blink-blink pernik-pernik kecil seperti spion Fly Quick dan gas spontan Active juga dipilih yang berwarna silver.
Tidak berhenti sampai disitu, variasi silver juga bisa dilihat pada footstep X-Race, footstep boncenger dari Bikers dan frame slider X-Race. Sedang kaliper depan-belakang kena sentuhan kroom.
Lanjut ke Bodi. Untuk yang satu ini Jonny pilih bodi LE series 2 bolt on. Sebenarnya sudah ada cover bodi fiber dengan desain lebih baru, tapi tetap Jonny pilih yang ini. "Saya suka matanya, terlihat tajam," bebernya.
Sedang airbrush, Tomi Airbrush dapat mandat untuk mempertahankan kelir hijau bawaan motor. Hasilnya paduan kelir putih yang dipilih masih mampu membuat kilapan kroom di kaki-kaki terlihat mencolok. Keren bro!
Tongkrongan keren motor ini jadi pajangan di depan toko. "Karena banyak kroom harus rajin bersih-bersih. Habis dipakai, sampai rumah jangan lupa dilap dulu," aku Jonny. (motorplus-online.com)
Data modifikasi
Pelek: Suzuki Hayabusa
Ban: Pirelli Diablo Super Corsa
Sokbraker depan: Upside Down Kawasaki ZX-6R
Sokbraker belakang: Honda CBR 1000R 2012
Swing Arm: Honda CBR 1000R 2012
Bodi: Fiber LE series 2
Master rem: Brembo
Handgrip: Rizoma
BMS: 081915113717
Yamaha Mio Fino, Double Winner
Diantara semua juara MOTOR Plus Skubek Contezt, Arif yang mengumbar senyum paling lebar. Yamaha Mio Fino miliknya merebut juara tak hanya satu kelas, bahkan dua gelar sekaligus. Juara satu di kelas fashion standar dan juara satu di kelas MBtech. “Tak sia-sia sampe begadang,” tegas warga Kemayoran, Jakarta Pusat ini.
Dua kelas yang diikuti oleh Arif adalah kelas neraka. Maklum, di dua kelas ini, paling banyak diikuti oleh peserta di banding kelas-kelas lainnya. Kalau saja pendaftaran tidak ditutup sebulan sebelum acara, kelas ini bisa dua kali lipat banyaknya. Karena lahan yang terbatas, dengan terpaksa panitia menutup pendataran jauh dari jadwal event.
Namanya juga kelas standar, ubahan sedikitpun bisa masuk kelas ini. Makanya, di kelas ini saja tercatat lebih dari 20 motor. Begitupun di lomba kategori pelapis jok MBtech, Arif bersaing ketat dengan 55 peserta.
Bermain di kelas fashion standar, gampang-gampang susah. Gampang, karena ubahan tak ekstrim. Tapi, susah-nya, bila salah langkah, pengin tampil wah dan terlalu banyak ubahan, bisa terperosok ke kelas fashion advance dan harus didiskualifikasi.
Sekilas, ubahan motor keluaran 2012 ini banyak. Juri, hampir saja mencoret dari daftar fashion karena ubahannya banyak. Tapi, setelah diteliti, tak ada satu ubahan sasis atau bodi motor yang keluar dari pakem standar.
Kan regulasi di kelas fashion standar mensyaratkan tidak boleh ada perubahan bentuk bodi asli dan ubahan pada sasis. Misal, Yamaha Mio dijadikan Yamaha Fino. Atau Yamaha Nouvo Indonesia, diganti bodi Nouvo Vietnam.
Nah, di sini Arif jago mengaplikasi part bolt on yang diletakkan dengan harmonisasi tinggi. Inilah yang membuat motor ini jadi menarik.
Seperti pada sok belakang. Sudut kemiringannya memang berubah, tapi tidak mengubah lubang baut asli pada sok, tapi disiasasti dengan dudukan sok adjustable dari produk variasi. Jadi sok belakang bermerek YSS itu bisa diatur sudut kemi-ringannya hingga beberapa step.
Juga penggunaan knalpot Yamaha Byson. Fino yang bahenol, terlihat makin bohay. Padahal, tidak mengubah knalpot secara keseluruhan, cukup cover knalpot Byson saja yang didopsi.
Masih di belakang, penggunaan rem belakang model discbrake. Dipadu pelek aftermarket dari Thailand, termasuk pilih-an tepat.
Untuk mengimbangi kesan bohay di belakang, bagian depan pun dibikin lebih montok. Satu-satunya cara dengan mengganti sok depan bermerek Ride It yang dipadu ban Delitire.
Di kategori jok, ada 5 kriteria yang dinilai oleh 3 juri. Dan semua juri memberi apresasi yang tinggi pada jok karya Arif ini. Misalnya dari desain figur. Bentuk jok diubah dengan penambahan punuk.
"Tak hanya figur yang berubah, bahkan saat diduduki lebih nyaman. Otomatis nilai kenyamanan pun tinggi," ujar Setiyanto, General Manajer PT Polystar International, produsen MBtech.
Selain itu, kombinasi pilihan warna pun pas dengan cat motor, yaitu merah dan hitam. Figur jok makin dipertegas benang merah yang tampil kontras dengan bahan Camaro warna hitam.
Dan terakhir kerapian pengerjaan. “Rapi, tarikan benangnya lurus. Tidak terdapat gelombang pada tiap sambungan bahan,” tegas pria penyuka gadget ini. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Pelek depan : TK
Pelek Belakang: Custom
Sok depan : Ride
Sok belakang: YSS
Honda New Blade 110, Gerbongnya 57 Detik
Seting kem mengikuti pola sirkuit menentukan kemenangan. Seperti di Honda Blade Yogi Hermana, rider tim Honda Intrac Enduro KYT Medan (HIEKM). Ketika geber di Sirkuit Pancing dalam ajang Honda Racing Championship (HRC) Medan, durasi kem dibikin sempit.
Durasi sempit sanggup meraih toreh-an waktu 57,9 detik. Membuat Yogi jadi gerbong yang bisa mengikuti Owie Nurhuda, rider Honda MS Nissin Top-1 KYT FDR Denso TDR, Jakarta. Owie juga turun di HRC Pancing. Sebagai rider pembanding pembalap Sumatera. Khusus di Medan, motor disebut kereta. Kalau balapan motor, berarti balapan kereta. Pas, kan!
Khusus di Sirkuit Pancing, Bambang seting timing camshaft lebih rendah dibanding lintasan non permanen. Klep isap membuka 33 sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 57 sebelum TMB (Titik Mati Bawah). Total durasi klep in 270
Sedangkan katup buang diset membuka 57 sebelum TMB dan menutup 34 derajat setelah TMA. Total durasi klep buang 211. Angka ini lebih kecil dari biasanya yang dibuat 274.
“Durasi kecil, problemnya memang putaran atasnya jadi enggak jalan. Mungkin mesti diatur lagi. Tapi, enak dipakai akselerasi,” kata Bambang yang menggunakan Mikuni TM24 dengan memasok pilot-jet 30 dan main-jet 160.
Kondisi durasi yang terlalu sempit membuat Blade Yogi susah mencapai top speed tinggi. Tapi, enaknya lebih cepat keluar tikungan sehabis ngebrake abis.
“Berbeda dengan Blade pacuan Owie. Durasi kemnya tinggi. Walau harus gatung rpm karena power terletak di ga- singan menengah-atas,” kompak Yogi dan Bambang.
Perbedaan durasi kem yang diset Bambang enggak mengubah banyak kompresi. Di Pancing kompresi dibikin 12,7:1, sedangkan di sirkuit non permanen paling tinggi 12,9 : 1. Bagi Bambang dengan kompresi segitu mesin Blade akan aman.
Hasilnya balapan MP2 menempatkan Yogi posisi ke-2 di bawah Owie. Hitungannya Yogi jadi rider tercepat dari Sumatera di HRC Pancing. Ini berkat jadi gerbongnya Owie.
BUKAN RANGKANYA
Owie Nurhuda memainkan Honda Blade di Sirkuit Pancing, Medan, yang panjangnya 1,25 km seperti menari. Berbeda dengan rider asli Medan yang kesulitan dengan trek permanen penuh camber positif.
Rider lokal menyangka rangka Blade milik Owie dibikin khusus. “He..he..he... Enggak tuh. Lihat aja sendiri rangka masih standar. Yang penting tahu racing linenya dan mesin diset putaran menengah-atas. Sirkuit permanen enggak butuh rem abis. Sedikit aja ngebrakenya,” urai Owie yang asli Sumedang, Jawa Barat itu.
Tuh, kan! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : FDR 90/80-17
Ban belakang : FDR 80/90-17
CDI : BRT
Pistob : FIM 51,25
Gir: 14/41
Honda Vario, Ubahan Ala Dragster Tobat
Honda Vario terbitan 2008 ini berhasil menyabet juara 3 di kelas fashion advance gelaran Motor Plus skubek contest dua minggu lalu. Harmonisasi pemasangan part bolt on menjadi salah satu keunggulannya. Tapi, pernahkah ente menduga, ternyata motor ini dulunya dikenal sebagai petarung jalanan. Kerap mengaspal di lintasan balap liar di daerah Taman Mini , Jakarta Timur.
Setahun lalu, sosok skubek terbitan Honda ini nyaris tak bisa dikenali. Bodi terondol, batok lampu dicopot, bodi ditelanjangi, jok pun dipapas habis layaknya motor drag. Mesin dibore up hingga berkapasitas 150 cc dengan pemasangan piston berdiameter 58 mm.
Tapi, lama-lama “Atis, sang pemilik mulai bosan bermain balap liar. Bahaya selalu mengancam, mesin pun pasti rusak dioprek sana-sini. Keindahan sebuah motor pun tak terlihat. Makanya, dia banting setir ke motor fesyen,” ujar Ari Angriawan, sang modifikator yang mengibarkan bendera Dodot Paint Concept.
Konsepnya, motor harus terlihat elegan, mewah sehingga menghapus sejarahnya sebagai motor balap liar. Tapi, rohnya sebagai petarung jalanan harus tetap terlihat walaupun cuma tersirat. Widih. Susah juga ya.
Menghapus kesan motor balap liar yang brutal, Ari menawarkan ubahan bodi depan dari Vario Vietnam. “Tampangnya lebih gahar. Selain itu masih jarang yang punya,” tegas pria yang buka bengkel di Condet, Jakarta Tmur ini.
Karena masih satu saudara, pemasangannya gampang. Semua dudukan baut tidak ada yang berubah. Langsung plek. Kesan gahar makin kentara dengan penambahan dua buah lampu senja di batok kepala. “Ini murni ide kami. Karena di Vario Vietnam aslinya tidak ada,” ujar Ari. Bukan lampu biasa, tapi lampu HID alias High Intensity Discharge.
Warna merah maroon dikambinasi kuning emas menjadi pilihan untuk memunculkan kesan mewah. Sekujur bodi motor dilabur warna burgundy (maroon) dengan gradasi hitam. Sedangkan warna emas diaplikasi pada kaki-kaki seperti pelek, footstep dan cover knalpot. Sebuah kombinasi yang pas.
Rohnya sebagai mantan petarung jalanan, diungkapkan lewat jok ala motor drag Thailand. Biar harmonis dengan ubahan pada bodi dan kaki-kaki, jok berlubang ini dibalut MBtech tipe Superior yang memadukan warna burgundy dan coklat tua. Melihat tampang motor saat ini, siapa sangka kalau dulunya Vario ini adalah motor balap liar. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Sok depan : RD Sport
Sok belakang : Daytona
Master rem : Kitaco
Pelek depan : Takasago
Pelek belakang : Takasago
Yamaha Xeon, And The Winner Is......
Yap motor inilah yang terpilih jadi jawara low rider MOTOR Plus Skubek Contezt 2012 di Senayan (12/13-5). Diantara beberapa pesaingnya, motor milik Bro Cecep Sutisna ini punya beberapa poin lebih.
Ada beberapa argumen antara ketiga juri saat melakukan penilaian. Sekadar gambaran, low rider seluruh peserta terbilang eye cathing. Beberapa hal terutama sisi detail jadi bahan evaluasi serius. Detail kerapihan, fungsi, estetika antar komponen dan banyak lagi.
Di motor Cecep, kelebihannya menyeruak. Variabel clean, rapi dan detail misalnya, ia konsisten dibanding yang lain. Konsistensi berhubungan langsung dengan sinergi antar komponen.
Pilihan low rider yang rendah dan sumbu roda panjang memang dipunya hampir seluruh peserta. Tapi, motor Cecep bertahan pada konsep serba menyiku dan mendekati low rider modern.
Bodi kit menyudut enggak pernah lepas dari belakang ke depan. Desain sepatbor walau masih ada unsur rounded tapi tetap menyiku. Untuk keseimbangannya, knalpot juga enggak terlalu mernuansa chopper ol skool retro yang melengkung tapi ada sudut ‘patah’ sebagai konsep yang dipegang.
Itu juga terjadi di beberapa bagian lain termasuk tebeng depan dan buritan. Pilihan model knalpot mencorong ke atas model twisted krom juga jadi aksentuasi di sisi kanan motor ini.
Agar tempak tetap ‘rata’ Cecep nyaman memilih setang bullhorned dengan riser relatif pendek ketimbang model ape hanger tinggi. Sipnya, konsistensi ini tetap dipertahankan dengan enggak memilih sissybar tinggi yang biasa disukai customized low rider umumnya.
Perhatian juga di desain bodi, mulai tebeng, dek sampai ke belakang. Sepertinya gaya-gaya robotic transformer style ingin dimunculkan. Biasanya, penyuka gaya ini sering overconfidence alias berlebihan menyajikan nuansa ini. Di motor Cecep, bodywork menyikunya dibuat seperlunya.
Oh ya, paduan pilihan desain pelek belakang-depan juga jadi pengamatan khusus. Di depan desain cakram terbilang ribet ditemani pelek cenderung sederhana. Ini juga jadi pertimbangan bagaimana mencari keselerasan estetika.
Pamungkas, semua hal serba menyiku direm warna kalem tapi dalam. Seandainya Cecep pilih ngejreng apalagi ditambah airbrush realis yang penuh, jadi berlebihan dan kurang enak dinikmati.
Tepat jika ia pilih warna kalem gradasi yang memunculkan karakter kuat dan tangguh. Mmmm.. pantas jika memilih nama Black Stallion untuk motor ini. Cheers! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban: 160/60-14 & 180/65-14
Sok depan: STN
Sok belakang: Jupiter MX
Setang: Custom
Lampu: Angel eyes
Knalpot: Custom
Langganan:
Postingan (Atom)