Sabtu, 19 Mei 2012
Yamaha Byson, Puas? Puas? Puas?
Semua orang yang modifikasi punya alasan kurang puas. Termasuk Omang Abdul Somad juga kurang puas dengan Yamaha Byson standar. Sebagai wujud pelampiasan supaya puas, diubah meniru moge Yamaha R6.
Bengkel modifikasi sekaligus toko variasi Deni Motor (DM) di Jl. K.H Abdul Halim No. 182, Pasar Balong, Majalengka jadi rujukkan Omang mencari kepuasan. “Semua tampilan mengacu R6. Namun tidak semua persis. Ada beberapa yang dikolaborasi dengan pemikiran saya dan kang Deni,” tutur pengusaha konveksi celana jeans OMG Colection ini.
Bagian pertama yang diubah tangki Byson. Demi mengejar kesan yang besar seperti layaknya R6, dibuat rada gambot. “Bahannya terbuat dari pelat besi. Namun masih aman dan juga tidak terlalu berat. Kapasitas penampung bensin juga sedikit meningkat,“ ungkap Deni.
Lanjut sektor depan. Fairing model R6 berikut lampu diterapkan. Namun fairing tersebut sedikit alami ubahan, terutama bagian tengah hingga ke bawah. Tapi, sebelumnya Deni sengaja memasang rangka besi model tubular di bodi tengah sekitar bawah tangki.
“Meskipun rangka tertutup fairing, karena fungsinya sebagai penguat aksen saja. Agar kesan kekar yang ditampilkan terlihat makin jelas,” cuap modifikator yang bergelar Sarjana Hukum ini.
Bagian buritan juga kena ubahan. Sektor belakang tersebut dibuat dengan model sedikit runcing menyesuaikan dengan depan yang terlihat makin futuristik.
“Konsepnya meniru model R6 juga. Namun ada sedikit ubahan yang merupakan hasil ide dari saya dengan Omang. Jok belakang juga berfungsi untuk boncenger. Cuma modelnya yang dibuat rada lancip, “ urai Deni.
Kini Deni bisa bertanya kepada Omang. Puas? Puas? (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Pelek: Rossi
Ban depan: Corsa 120/60-17
Ban belakang: Corsa 150/60-17
Setang: R-Pro
DM: 085224062553
Kawasaki Ninja, Ninja Selingkuh!
Maksudnya bukan Ninja yang seorang mata-mata zaman feodal di Jepang itu selingkuh. Tapi, Kawasaki Ninja 250R milik Hadi inilah yang selingkuh. Sport 250 cc 2 silinder milik pria yang tinggal di daerah Latumenten, Jakarta Barat ini serong karena memakai ‘pakaian’ Repsol special edition.
Padahal, ‘kostum’ alias kelir itu identik di pacuan tim Honda Repsol yang berlaga di MotoGP. “Hadi ingin coba sesuatu yang beda. Belum ada Ninja 250 yang aplikasi motif ini. Karena secara desain, coraknya cukup unik,” ujar Aang Sidarwin, modifikator dari Artisis Custom di Jl. Teluk Gong, Jalan V, No. 3, Jakarta Utara.
Selain modifikator, pria yang akrab disapa Sensen ini juga gape dalam urusan airbrush. Maka itu, buat pengarapannya tak perlu oper ke workshop airbrush.
Yang pertama dilakukan, bodi dilapis ulang pakai cat dasar putih dari Sikkens. Setelah itu, doi baru membuat simbol bintang buat di sisi kiri-kanan fairing. Diakui Sensen, ketika melakukan prosesi bikin simbol sempat temui kesulitan.
"Berbeda dengan CBR 250R, di Ninja banyak terdapat lekukan dan lubang udara di fairing. Kalau CBR sih lebih datar, lebih mudah,” bilang modifikator 34 tahun itu.
Kelarnya, bodi kembali dilabur cat oranye dari merek yang sama. Oh ya, tulisan yang ada di cover bodi Ninja ini bukan diambil dari sponsor yang nempel di Honda RCV212V. “Tulisan dari part yang dipakai di motor aja,” aku Sensen (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 120/70-17
Ban belakang : Battlax 160/60-17
Setang : KTC
Knalpot : Devils
Artisis Custom : 0857-81563232
Rabu, 16 Mei 2012
Minerva Sachs Megelli 250RV 2010 : Longgarin Dikit Biar Lebih Ngacir
Tahun ini pasar motorpsort berkapasitas 250 cc makin menggeliat. Hadirnya Kawasaki Ninja 250R yang diikuti Minerva Sachs Megelli 250 dan Honda CBR250 mengindikasikan hal itu. Ketiganya menawarkan performa yang menggiurkan. Karena memang soul ketiganya mengisyaratkan pacuan kencang.
Ninja 250R sudah membuktikan keperkasaannya lewat ajang balap di sirkuit Sentul, Jabar. Banyak rider ambil bagian dalam event yang sudah digelar selama 2 tahun tersebut. Penjualan motor bermesin 4 langkah 2 silinder segaris pun langsung laris manis.
Dan sepertinya PT Minerva Motor Indonesia (MMI) tak mau ketinggalan turut menggelar OMR buat produk 250 cc 4-Tak andalannya itu dalam seri pembuka IndoPrix 2011 di sirkuit Sentul, Minggu (27/2) kemarin. Temanya Minerva Sachs Racing Championship 2011 seri ke-1.
Kata Apong Afriansyah, GM Sales Marketing MMI, event tersebut sebagai ajang untuk membuktikan ketangguhan Megelli 250. Tahun ini digelar sebanyak 3 seri. Kontan saja event tersebut enggan disia-siakan oleh pemilik motor yang sangat kental aura sportnya ini.Buktinya langsung dibanjiri 18 starter. Tak hanya dari kalangan privater atau konsumen Megelli 250 saja lo. Tim-tim road race papan atas juga ambil bagian. Salah satunya AHRS di Depok, Jabar lewat tim satelitnya Farhan Hendro Motorpsort (FHM).
Memang untuk seri perdana ini, regulasinya masih standaran. Jadi, tidak ada oprekan yang spesial pada motor. "Semua standar. Cuma boleh modif silencer saja dan setting karburator. Itu pun silencer standar hanya dibobok saringannya," bilang Cepi, mekanik AHRS yang ditugaskan menangani pacuan Megelli 250 tim FHM.
Meski begitu, mampu membuat Megelli 250 mencapai best time 2 menit kecil. Seperti yang dicapai pada Megelli 250 pacuan Bram Prasettya, racer FHM bernomor start 85 ini. "Kalau regulasinya agak diperlonggar dikit, motor ini bisa lebih ngacir lagi," yakinnya.Sebab sebelumnya Cepi coba meriset knalpot dengan arah pembuangan ke samping. Power motor terasa lebih keluar. "Sayang, regulasinya mengharuskan konstruksi saluran gas buang harus seperti standar bawaan motor (posisi muffler di bawah jok). Coba kalau bebas," tukas Cepi.
Sementara soal kaki-kaki dan suspensi, peranti bawaan Megelli dianggap sudah cukup mumpuni. Cuma perlu mengganti ban dengan spek balap. Cepi menukar kedua karet bundar pacuan Bram pakai produk Pirelli tipe Diablo Supercorsa ukuran 120/70-17 M/C 58W pada bagian depan maupun belakang.. (otosport.co.id)
Chevrolet Blazer 1976, Gajah Monster Resurecction!!!
JAKARTA - Hanya keluar sekali dalam setahun, aksi gilas mobil pada Otobursa Tumplekblek 2011 lalu menjadi aksi pamungkas sang maskot OTOMOTIF tersayang. Hanya saja, respon pembaca dan relasi yang berjibun masuk, ternyata tak ingin Gajah Monster kesayangan mati suri begitu saja. Sebagian besar berpendapat, apalagi yang akan jadi magnet pengunjung datang ke Otobursa kalau sang Monster tak ada.
"Alhasil, demi memuaskan pembaca kesayangan, jadilah Gajah Monster kembali dihidupkan," ungkap Mohamad Arief Adrijanto, Editor in Chief OTOMOTIF. Sejak awal, Gajah yang berbasis Chevrolet Blazer tahun 1976 ini, mau tak mau memang sudah termasuk cukup umur.
Mulai dari nama Gajah Putih, Gajah Merah sampai akhirnya jadi Gajah Monster, setelah restorasi besar-besaran pada 2008 silam. Bodi asli mulai ditanggalkan, beralih dengan menyisakan sedikit sasis asli yang dikombinasi pipa tubular.
Alhasil, proyek singkat langsung dikerjakan, tentu dengan bantuan beberapa relasi dan bengkel. Kalau sebelumnya memakai bodi Chevrolet Blazer, kali ini beragam desain yang jadi inspirasi. Desain lampu depan diambil dari Toyota New Hilux, sementara kap mesin dan sepatbor diinspirasi dari Toyota Tundra versi Baja Off-road.
"Seluruh bodi pakai bahan fiber WR200 setebal 5 mm supaya enteng," ungkap Arif Supriyono, juragan SF (Supri Fiber) di Jl. Masjid Al Barkah No.9B, Tangerang. Keseluruhan, terdapat 5 bagian bodi yang terpisah, mulai dari kap mesin, atap, bodi kiri dan kanan, juga bak belakang yang kini berhiaskan wing spoiler. Bodi belakang masih andalkan Tundra.
Nah, mengingat sebelumnya sang Gajah sering bermasalah di bagian kaki-kaki. Alhasil bagian ini yang akan jadi perhatian utama. Suspensi coilover shock King Suspension dengan travel panjang masih terpasang, kali ini ban yang harus beralih tipe.
Super Swamper TSL Bogger 44 inci yang selalu jadi andalan harus beralih Super Swamper Irok berdimensi 39,5 inci, yang membungkus pelek besi model Modular 15 inci. Usia pakai ban yang terlalu tua jadi pertimbangan utama, mengingat ban 44 inci sudah dipakai Gajah Monster sejak awal muncul di atraksi gilas mobil pada 1993.
Demi maksimalisasi suspensi, Hobbies Workshop di Jl. Marga Satwa Raya 15, Jakarta Selatan yang berperan. "Sasis asli dan tubular tidak diapa-apakan, hanya geometri suspensi disempurnakan. Tujuannya agar ketika lompat ataupun landing, bagian kaki-kaki masih aman," terang Fiddoh Muhammad, sang juragan bengkel spesialis off-road ini.
Nah, setelah diteliti, ternyata gardan depan dan belakang tak bisa lagi mengandalkan versi dahulu yang berasal dari Jeep J20 Gladiator. Kini, beralih rupa dengan kepunyaan Toyota Land Cruiser VX 80 series fully reinforced. "Soalnya, gardan ini gardan paling lebar, dan enaknya kalau mesti ganti spare part masih gampang," sambung Fiddoh lagi. Walaupun paling lebar, tetap saja masih lebih pendek sekitar 7,5 cm dari pendahulunya.
Gardan ini dipersenjatai final gear 10:41 agar mesin tidak terlalu meraung, karena ban sudah lebih kecil dari sebelumnya. Apalagi, as roda yang saban kali patah sudah berganti merek Longfield Super Axles yang terkenal kuat menahan beban berlebih.
Penggantian ini, mau tak mau bikin kopel juga harus diganti. Posisi girboks matik TH350 yang dipakai ada di tengah, sedangkan posisi gardan belakang lebih ke kanan. Alhasil, harus dibuat cross joint baru dengan kopel juga dari Toyota.
Pengin tahu seperti apa Gajah Monster OTOMOTIF yang sudah mengalami perubahan ini? Jangan lewatkan aksinya pada gelaran gilas mobil di Otobursa Tumplekblek 2012 (12-13/5)!
Mesin & Rem
Mesin masih dipercaya bikinan Chevrolet berkonfigurasi V8 big block versi marine. Alhasil, raungan mesin tak setinggi varian versi jalan raya, hanya saja dijamin punya torsi luar biasa besar untuk melindas mobil. OTOMOTIF yang jadi driver, hanya melihat indikator berkisar di 4.000 rpm sesaat sebelum sang Gajah melompat. Pun belum bisa mengukur besaran tenaga dan torsi, sebab belum ada dynometer dimanapun yang sanggup menelan kebesaran sang Monster.
Nah, enaknya gardan VX, sudah dilengkapi rem cakram untuk menghentikan laju sang Monster. "Pakai punya VX versi kaliper kecil, jadi sama dengan kepunyaan Mitsubishi Prado," terang Fiddoh. Balik lagi, OTOMOTIF punya keuntungan dengan spare part yang lebih mudah dicari. Bukan apa-apa, kan tujuannya Gajah Monster kembali dihidupkan demi memuaskan pembaca sekalian dong. (mobil.otomotifnet.com)
Mini Clubvan, Mobil Imut Buat Angkut Barang
Eropa – Sebagian dari kita tentu merasa sayang jika mobil imut seperti Mini dipakai sebagai mobil niaga. Namun tidak demikian dengan prinsipalnya yang menghadirkan Mini Clubvan sebagai varian niaga dari keluarga Mini Clubman.
Yup, mobil konsep yang akan mendebut di pameran Geneva Motor Show 2012 bulan depan ini memiliki basis wagon Clubman. Sementara ubahan signifikan pada Clubvan terjadi pada bodi yang menganut tipe blind van dan hanya dilengkapi dua bangku di baris depan.
Sementara di dalam kabin, antara ruang kargo dan pengemudi dilengkapi sekat model jaring. Sebagai mobil barang, akses keluar masuk kabin wajib dipermudah. Untuk itu pintu samping yang unik(dengan bukaan ke belakang)yang lebar, serta pintu belakang ganda dibekali pada Clubvan.
Agar tetap sangar, Clubvan dilabur dengan warna British Racing Green dengan warna bumper depan-belakang hitam, dan grafis tulisan putih biru. Dan berbeda dengan Clubman, warna tersebut melapisi hampir seluruh panel bodi, tanpa adanya aksen abu-abu. (mobil.otomotifnet.com)
Nih, Pikap Custom Berbodi Kayu Asal Kanada
Quebec – Mobil yang satu ini memang istimewa. Bukan karena bentuk pikap ini yang serba kotak dan klasik. Tapi karena bahan kayu asli yang dipakai pada mobil tanpa nama berbasis light truck, Chevrolet S10 buatan 1993 ini.
Kayu asli? Yup, sebagian komponen pada mobil ini memang menggunakan bahan kayu. Pada bodi dipakai bahan kayu pinus abu-abu, selain itu pelapis roda memakai kayu lapis Rusia.
Desain pikap ini juga terasa klasik dan nyentrik. Hal ini berkat bentuk kotak yang justru menyerupai rumah kayu pada bagian ‘kepala’ nya. Lihat saja bentuk atapnya yang mirip atap rumah, lalu pintu, juga jendelanya yang serba besar.
Selain itu, kesan klasik hadir dari front fascia yang mengandalkan sepasang lampu bulat, dan gril bergaris vertikal khas mobil tahun 1930 an.
Oiya, meski tebuat dari kayu mobil ini tetap bisa jalan lho. Karena dibalik kapnya masih tertanam mesin V6 berkapasitas 2.8 Liter milik Chevy S10. Disamping itu, pikap ini juga masih mengandalkan transmisi manual dari mobil yang sama.
Nah, buat yang berminat, pikap ini juga ditawarkan melalui lelang di situs eBay hingga tanggal 3 Agustus nanti. (mobil.otomotifnet.com)
Binter Merzy, Detail Yang Tak Kenal Kompromi
Terus terang, redaksi sangat enjoy menulis modifikasi Binter Merzy karya Tom Saksono asal Psycocustom, Bekasi ini. Ia terbilang builder muda punya prinsip detail adalah standar customized yang nggak boleh ditawar-tawar.
Tom nggak kompromi di sisi detail. Seperti ketika Tom menggarap choppers dari Yamaha Scorpio ala Skandinavian dengan detail mendekati kesempurnaan. Hasilnya, dapat predikat The Best Custom kelas non matic di ajang Cuztomatic Bandung baru lalu.
Sekarang dari modal mesin lawas Binter Merzy 1980 milik pasutri Budi Aji dan Tita Dara. Ada beberapa keunggulan yang layak jadi inpirasi. Bermula dari sebuah beberapa pertimbangan. Pertama, ergonomi rider, ia mengaku benar-benar mengukur postur pemilik dengan modifikasi yang bakal digarapnya.
Pertimbangan kedua, hardtail yang menghindari lelaku bolt on. Rigidnya dipilih beda dengan garapan Skandinavian pada Scorpio. Ini kali karakter board track cukup kental, motor dibuat padat dengan back bone yang tidak meninggi. Rata seperti gaya-gaya pro street klasik dan pada mendekati gaya New Yorker.
“Dari situ sentuhan traditional chop enggak boleh ditinggalkan. Board track klasik pastinya bakal lebih nongol lagi jika suspensi depan pakai springer asli buatan Psycocustom,” buka builder yang cenderung pendiam ini. Dari sini, garis besar konsepnya sudah kentara.
Pilihan springer dan hardtail mengingatkan kita pada style chop 70-an seperti yang sering dilukis seniman dunia, David Mann. Tangki dibuat mungikuti back bone rata dan center bone rapat menunjukkan simplisitas desain motor ini. Mesin Merzy yang cenderung ‘mungil’ dibanding moge mengharuskan Tom berhati-hati dan enggak menyisakan ruang-ruang kosong yang tak perlu. Saat menyimak hasilnya, dia sangat sukses.
Sisi inilah yang dijagokan Tom. Dari awal pembangunan sasis hardtail, ia enggak polos memilih diameter pipa tubular yang sama. Beberapa bagian dibuat agak lebih besar hingga terkesan dinamis dan mirip motor-motor produksi pabrikan.
Beres itu, dudukan-dudukan pegangan tangki dan sissy bar untuk sepatbor belakang enggak cuma berdasarkan fungsi. Kaidah estetika juga diperhitungkan. Pegangan untuk tangki misalnya, dibuat serius dan jadi bagian dari keindahan modifikasi motor ini. Pegangan sepatbor belakang sebagai sissy bar juga didesain serius hingga menciptakan kesan tersendiri, lewat lekukan halus dikrom.
“Detail-detail dipilih dominasi bahan kuningan untuk aksentuasi,” jelasnya lagi. Lihat cara mereka medesain tutup tangki, bos-bos, footstep juga handgrip, semuanya dipilih bahan kuningan, sangat individual karena dibuat khusus untuk memperkuat karakter motor ini.
Sampai disini belum cukup. Pamungkas pengecatan, bukan kerja enteng yang menuntaskan hasil akhir. Tom yang juga berbakat sebagai painter tak ingin kerjanya setengah-setangah. Finishing di sisi ini memadukan teknik airbrush, free hand dan goldleaf dengan ketelitian tinggi.
Dominasi hijau dipadu lembaran emas. Gaya celtic menyerupai anyaman dan penuh bentukan simbol dipilih Tom untuk kelir ini kali. Any comment? (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : 80/90-21
Ban belakang : 160/60-17
Setang : Psycocustom
Langganan:
Postingan (Atom)