Sebagai motor pacuan balap trek lurus, Yamaha Jupiter-Z
milik Andri ini terkenal kencang, padahal modalnya cuma bore up dan
naik stroke. Sehingga punya karakter square. Ini buat modal main di
putaran bawah hingga atas. Power yang keluar lebih rata.
Jelas motor itu tidak kencang dengan sendirinya. Pasti ada tunner handal dibalik layar. “Untuk masalah mesin saya tidak bikin sama orang lain, tapi ini murni buatan sendiri,” bilang pria bertubuh mungil ini.
Masih kata Andri yang kerap disapa Ceper ini. Buat kejar konsep square, doi mengandalkan piston buatan LHK. Pakai seher ini, jarak dari bibir piston ke lubang pen lebih pendek. Buat dukung naik stroke, lebih cocok. Jadi, enggak perlu paking tebal buat ganjal blok. Diameter piston yang dipilihnya, 66 mm.
Dengan penggantian piston saja, isi silinder sudah bengkak hingga 197,7 cc. Dibulatkan, jadi 198 cc. Tapi jelas, ini belum sesuai keinginan Ceper. Karena diameter masih 66 mm sedang stroke masih 54 mm.
Jelas motor itu tidak kencang dengan sendirinya. Pasti ada tunner handal dibalik layar. “Untuk masalah mesin saya tidak bikin sama orang lain, tapi ini murni buatan sendiri,” bilang pria bertubuh mungil ini.
Masih kata Andri yang kerap disapa Ceper ini. Buat kejar konsep square, doi mengandalkan piston buatan LHK. Pakai seher ini, jarak dari bibir piston ke lubang pen lebih pendek. Buat dukung naik stroke, lebih cocok. Jadi, enggak perlu paking tebal buat ganjal blok. Diameter piston yang dipilihnya, 66 mm.
Dengan penggantian piston saja, isi silinder sudah bengkak hingga 197,7 cc. Dibulatkan, jadi 198 cc. Tapi jelas, ini belum sesuai keinginan Ceper. Karena diameter masih 66 mm sedang stroke masih 54 mm.
"Big end digeser maju 6 mm. Naik-turun, jadi 12 mm. Total stroke jadi 66 mm. Pas dong dengan seher,” bilang mekanik ramah yang juga jago ngulik engine skubek ini.
Kini, total isi silinder di Jupiter-Z Andri menjadi 225,3 cc. Tapi, seperti disebut sebelumnya, meski stroke naik hingga 12 mm, tapi paking blok tak perlu tebal. Kan pistonnya sedikit mendam dari bibir blok atas. Akan beda jika jarak pen piston dengan bibir piston ini punya jarak yang sama dengan piston standar. Pasti tebal tuh!
"Tapi tetap, saya pasang hingga rata dengan bibir blok. Jadi, rasio kompresi bisa lebih tinggi. Pakai paking aluminium, 1,2 cm," kata tuner yang membuka bengkel Cepers Montor Maboer (CMB) di Jl. Bosih Raya, No.6, Cibitung, Jawa Barat.
Mengimbangi besarnya ‘gebukan’ di ruang bakar, klep pakai EE5. In dibikin 34 mm dan ex 28 mm. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Pelek : TK Exxel 1,20x17
Ban depan : Eat My Dust 45/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/80-17
Koil : Yamaha YZ125Sok belakang : YSS
Ban depan : Eat My Dust 45/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/80-17
Koil : Yamaha YZ125Sok belakang : YSS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar